Foto di samping adalah tumbuhan yang difungsikan sebagai tanaman peneduh, sekaligus sebagai tanaman hias di halaman tengah suatu sekolah. Bagi saya, tanaman ini asing dan sekaligus menarik perhatian. Apalagi begitu melihat buahnya yang hijau membulat. Lantaran penasaran, kemudian saya menanyakannya pada seorang teman yang kebetulan juga orang yang sengaja menanamnya. Menurut informasi teman saya, tanaman itu bernama bintaro. Kemudian teman itu mengatakan bahwa rasa dari buah bintaro itu pahit. Selebihnya tak ada informasi lain.Begitu mengetahui bahwa tanaman itu bernama bintaro, kemudian bayangan saya menerawang pada suatu tempat yang beberapa tahun silam pernah menjadi berita lantaran ada kecelakaan keretaapi. Bintaro yang semula saya kenal itu adalah nama suatu tempat di Jakarta. Ternyata bintaro juga merupakan nama tumbuhan. Mungkin tempat yang bernama Bintaro di Jakarta itu dulu banyak ditumbuhi (merupakan) tempat hidup tumbuhan bintaro. Berikut ini uraian tentang tumbuhan bintaro yang saya ambil dari Wikipedia bahasa Indonesia,ensiklopedia bebas:”Bintaro (Cerbera maghas) merupakan tumbuhan yang hidup di daerah pantai berawa dengan ketinggian bisa mencapai 12m. Tumbuhan ini tersebar di daerah tropis, termasuk di wilayah Pasifik seperti Samoa, Tongan, dan Fiji. Tumbuhan bergetah yang merupakan bagian dari ekosistem hutan mangrove ini memiliki daun berbentuk lonjong dan agak memanjang, berwarna hijau tua, tersusun berselingan. Bunganya berbau harum dengan mahkota berdiameter 3cm–5cm, berbentuk terompet dengan pangkal berwarna merah muda. Buah membulat seperti telur berwarna hijau ketika masih mentah dan berwarna merah cerah jika sudah masak. Daun dan buahnya sangat beracun. Tumbuhan bintaro ini di Indonesia dimanfaatkan sebagai tumbuhan penghijauan dan/atau reboisasi daerah pesisir, di samping juga sebagai tanaman peneduh di daerah perkotaan. Sumber:Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas (id.wikipedia.org/wiki/Bintaro)