Sejarah Perkembangan Buah Apel

 Info Pendukung




Sejarah Perkembangan Buah Apel

Apel adalah tanaman yang berasal dari daerah subtropis. Kemudian tanaman ini mulai di budidayakan ke daerah tropik. Mulanya tanaman apel banyak tumbuh di Peru, kemudian beberapa negara mulai membudidayakan seperti Amerika, Austria, dan Jepang. Di Indonesia tanaman apel dibudidayakan di Kabupaten Malang (Batu dan Poncokusumo) dan Pasuruan (Nongkojajar) Jawa Timur. Tanaman apel dibawa oleh orang Belanda ke Indonesia.

Di Indonesia tanaman apel mulai diusahakan petani pada tahun 1950, dan pada tahun 1960 tanaman tersebut mulai berkembang dengan pesat. Buah Apel mempunyai bentuk bulat sampai lonjong bagian pucuk buah berlekuk dangkal, kulit agak kasar dan tebal, pori-pori buah kasar dan renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah hijau kemerah-merahan, hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik-bintik, merah tua dan sebagainya sesuai dengan varietas.
Karakteristik buah apel dapat dinilai menurut :
Nilai fisik : Kekerasan, berat jenis, dan mudahnya lepas dari tangkainya.
Nilai visual : Warna kulit dan ukuran
Analisis Kimia : Kadar vitamin, Kadar pati dan asam
Metode fisiologi : Respirasi.
Kandungan dari buah apel antara lain : vitamin A 2%, vitamin C 11,42 mg/100 gram, besi 2%, air 83,39%, karbohidrat : 7%, mempunyai rasa manis dan sedikit asam untuk buah segarnya.
Buah apel lebih tahan lama daripada buah-buahan lainnya. Buah apel yang telah disimpan memiliki rasa yang enak, daripada pada saat dipetik. Buah apel setelah dipetik tetap mengalami pernafasan dan penguapan, maka apabila dibiarkan buah akan masak, kelewat masak, dan akan membusuk. Buah apel yang disimpan di dalam kamar pendingin dapat tetap segar selama 4 – 7 bulan. Pada suhu 32 – 33 (0 sampai 6). Buah apel tidak boleh disimpan  bersama-sama dengan bahan-bahan lain yang mempunyai bau kuat, misalnya bawang, minyak tanah, dan sebagainya, karena buah apel dapat mengabsorbsi bau.




Bagikan ke teman: