PROSES PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN TANAH

(Sumber Foto dari atmos.albany.edu)
A. Faktor-Faktor Pembentukan Tanah
Dalam mempelajari proses pembentukan tanah penting sekali memperhatikan pengaruh alam lingkungan. Seorang ahli tanah berkebangsaan rusia yang bernama Duckuchaeiv (1870) telah mengemukakan pendapat bahwa tanah tidak terjadi secara kebetulan, tetapi biasanya terbentuk menurut pola bentuk wilayah, selanjutnya ia mengatakan bahwa perkembangan tanah terjadi sebagai hasil perpaduan dari lima faktor yaitu:
  1. Bahan induk
  2. Iklim
  3. Organisme tanah
  4. Topografi
  5. Waktu
Bahan mineral mengalami pelapukan akibat pengaruh Iklim dan organisme hidupselama beberapa waktu atau berabad-abad lamanya, bentuk wilayah juga penting dimana hal tersebut berkaitan dengan keadaan dan pergerakan air.
Eorang ahli tanah Amerika yang bernama Jenny (1941) mengemukakan pendapat yang sama Dukuchaeiv (1870) mengenai faktor-faktor pembentuk tanah, selanjutnya Jenny mengatakan proses pembentukan tanah dihubungkan dalam bentuk persemaian.
S=F (BI,I,O,Bw,W)
Ketarangan:
S = Sifat tanah yang terbentuk
F = Fungsi dari faktor pembentuk tanah
Bi = Bahan induk
BW = Bentuk wilayah
W = Waktu lamanya pembentukan tanah

B. Proses Pelapukan Bahan Induk
Bahan induk adalah batuan yang masih pejal maupun yang sudah lunak dan terpecah-pecah. Batuan yang ada di permukaan bumi menurut cara pembentukannya dibagi menjadi 3 golongan batuan yaitu:
1. Batuan beku (igneous rocks)
Batuan ini terbentuk dari suatu proses pembekuan suatu massa cairan panas yang keluar dari gunung api (magma) karena mengalami pendinginan. Batuan beku terdiri dari batuan beku luar (effisive) contoh batuan beku dalam: Adesit, Basalt, Liparit, trachit, batu apung dan batuan beku dalam (pltonic). Contoh batuan beku dalam adalah Gabroit, Granit, Diroit, Senit.
Proses pembekuan batuan beku ada 2 proses
  • Proses pendinginan relatif berlangsung cepat dan terjadi dipermukaan bumi, sehingga mineral-mineral berkristal kecil.
  • Proses pendinginan berlangsung lambat dan tersusun dan mineral-mineral berkristal besar.
2. Batuan endapan (Sedimentary rocks)
Batuan yang terdiri dari proses endapan dan atau pemadatan dari hasil-hasil pelapukan batuan beku dan atau berubah bentuk bila hasil endapan tersebut sudah keras maka di sebut batuan endapan, bila masih lunak disebut aluvial atau bahan endapan.
Contoh: bau pasir, batu liat, batu kapur, Breksi dan lain-lain.
3. batuan berubah bentuk (Metamorfhic rocks)
Batuan yang terjadi karena adanya perubahan dari batuan beku dan atau batuan endapan yang disebabkan oleh pengaruh temperatur dan tekanan yang sangat tinggi, sebagai contoh dari batuan ini adalah marmer atau batu pualam yang berasal dari batu kapur.
Proses Pelapukan Batuan
Faktor iklim merupakan penyebab utama terjadi proses pelapukan batuan, penyinaran matahari yang terik, perubahan temperatur di musim dingin dan panas, gerakan air tanah, dan peredaran angin semua itu dapat merusak batuan. Pada perinsipnya proses pelapukan batuan dibagi kedalam 3 jenis pelapukan, yaitu:
1. Pelapukan Fisis
Merupakan proses awal dari proses pelapukan batuan yaitu proses pemecahan batuan pejal menjadi bagian-bagian yang berukuran sangat berfariasi, kemudian proses selanjutnya terjadi pelembutan. Pemecahan lagi menjadi lebih kecil dan agak merata ukurannya. Proses ini tidak mengalami proses susunan kimia dan tidak ada lagi proses penyusunan mineral baru. Pelapukan ini akan cepat apabila terjadi didaerah-daerah yang mempunyai perbedaan temperatur udara yang besar antar siang dan malam, antara musim dingin dan panas, contoh AS, Eropa, Afrika dan beberapa daerah Australia.
2. Pelapukan Biologis
Merupakan proses pemecahan atau penguraian bahan/batuan induk akibat adanya kegiatan binatang dan tumbuhan, di celah-celah batuan yang pecah pengaruh iklim seiring dengan tumbuhnya akar tanaman, keadaan ini bisa membantu mempercepat proses pelapukan batuan. Jasad-jasad hidup yang terdapat dalam tanah, seperti rayap, semut, serangga dsb, dapat merombak bahan organik dan mencampurkannya dengan baham mineral dari batuan dengan demikian dapat mempercepat proses pelapukan.
3. Pelapukan Kimia
Merupakan tahap pelunakan dan penguraian pecahan-pecahan batuan dan mineral ke dalam elemen-elemen penyusunnya, yang sering-sering diikuti dengan pembentukan mineral baru yang kemudian disebut dengan mineral skunder (Mineral Liat yang berfungsi sebagai penyangga penyimpanan dan pengatur pelepasan unsur hara tanaman) Yaitu dengan adanya air dan senyawa lain yang terlarut didalamnya seperti asam-asam (Organik dan anorganik) CO2 dll. Reaksi kimia yang terjadi di sini adalah reaksi reduksi, oksidasi, hidrolisa, pembentukan senyawa-senyawa karbonat, pelarutan dan hidratasi yaitu reaksi mineral air.
Jadi pada prinsipnya pelapukan merupakan suatu proses pelunakan yang dilanjutkan dengan proses penguraian mineral-mineral primer dan kemudian membentuk mineral baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *