Proposal usaha bisnis sembako

 Uncategorized





CONTOH PROPOSAL USAHA BISNIS SEMBAKO
BAGI Anda yang ingin membuka suatu usaha namun memiliki kendala modal maka
sebaiknya membuat proposal usaha untuk ditawarkan kepada investor atau
penyandang modal, pihak bank dan lembaga keuangan. Keuntungan yang diperoleh
jika Anda mampu menyusun proposal adalah:
a. Investor atau bank dapat memahami dengan baik usulan usaha yang ditawarkan.
b. Investor atau bank dapat memberikan penyertaan modal usaha atau pinjaman yang
diperlukan.
c. Memperoleh kesempatan mengembangkan usaha bisnis ke skala yang lebih besar.
d. Mendapatkan calon relasi usaha bisnis yang lebih luas.
Berikut adalah susunan dari suatu proposal usaha bisnis pada umumnya:
1. Judul Proposal Usaha Bisnis
2. Ringkasan Proposal Usaha Bisnis
Pada dasarnya merupakan ringkasan gambaran proposal usaha. Biasanya investor
atau bahkan pihak bank sebelum membaca secara lengkap mengenai proposal usaha
yang ditawarkan, pertama ingin mengetahui lebih dahulu dengan cepat mengenai
prospek usaha. Jika mereka tertarik, maka akan membaca secara lengkap proposal
usaha yang kita ajukan. Namun bila tidak tertarik, pada umumnya calon investor
atau bank kemungkinan besar akan menolak usulan usaha tersebut
3. Analisis Permintaan-Penawaran dan Persaingan Usaha.
Kelangsungan suatu kegiatan usaha bergantung kepada adanya kebutuhan atau
permintaan atas barang dan jasa. Untuk mengetahui kebutuhan konsumen atau
permintaan, diperlukan survei atau observasi (pengamatan). Survey dimaksudkan
untuk mengumpulkan data dan informasi di lapangan yang berhubungan dengan
bidang usaha yang akan dijalankan, sehingga ditemukan hal-hal yang memungkinkan
tumbuh berkembangnya kegiatan ekonomi baru. Berikut contoh pengumpulan data
untuk membuka suatu jenis usaha di suatu lingkungan perumahan tertentu.
Misalkan kita ingin membuka toko barang kebutuhan sehari-hari maka sebaiknya
dilakukan pengumpulan data untuk dilakukan perhitungan-perhitungan sebagai
berikut :
– Jumlah KK 500
– Pendapat rata-rata/per bulan per KK Rp 1.000.000,00
– Prosentase biaya hidup dibandingkan pendapatan adalah 80 % atau Rp 800.000,00
– Rata-rata biaya hidup utama (beras, lauk-pauk, sandang dll) adalah 60 % dari
total biaya hidup 0.6 x Rp 800.000,00 = Rp 480.000,00
– Pendapatan yang dibelanjakan di lingkungan sendiri adalah 25% dari biaya
hidup utama atau 25% x Rp 480.000,00 = Rp 120.000,00
Data itu menghasilkan kemungkinan belanja di lingkungan sendiri, misalnya 40%
kepada pedagang keliling (lauk pauk) dan sisanya 60% ke toko kebutuhan hidup
sehari-hari atau sebesar 0,6 x Rp 120.000,00 = Rp 72.000,00 karena itu, potensi
permintaan kebutuhan hidup utama sehari-hari yang dapat dipenuhi melalui
belanja toko adalah Rp 72.000,00. Per KK per bulan. Selain itu perlu pula
pengamatan atas kedua toko yang ada di kawasan tersebut dengan mengetahui
besarnya nilai dagangan kemampuan jual serta karakter pembeli (misalnya barang
yang laku dan yang kurang laku). Jika hasilnya menunjukkan hanya sebagian kecil
potensi permintaan yang telah digarap atau kita yakin bahwa kita dapat bersaing
dengan toko yang sudah ada, maka masih terdapat peluang membuka usaha baru yang
menjual kebutuhan hidup sehari-hari.
4. Aspek Produksi
Apabila dalam usulan usaha terdapat kegiatan memproduksi suatu jenis barang
maka dalam proposal tersebut sebaiknya dijelaskan mengenai teknologi yang
diterapkan, mesin dan peralatan serta spesifikasi harga. Juga sebaiknya
dijelaskan proses produksi secara singkat, bagan dan arus produksi, kapasitas
produksi yang direncanakan, rencana produksi dan karyawan yang dibutuhkan.
Penting juga dijelaskan mengenai bahan baku dan bahan pembantu untuk
memproduksi barang tersebut. Penjelasan tersebut dapat mengacu kepada
a. Sumber dan ketersediaan bahan baku dan bahan penolong.
b. Mudah tidaknya pengadaan bahan baku dan bahan pembantu.
c. Volume bahan baku dan bahan penolong yang diperlukan sesuai dengan rencana
produksi.
d. Sistem pembelian bahan baku apakah tunai atau kredit.
Hal yang perlu diterangkan, adalah lokasi usaha, bisa dengan cara membuat
gambar peta lokasi usaha secara kasar, termasuk status kepemilikannya.
5. Rencana Pemasaran
Apabila ingin membuat rencana pemasaran maka hal terpenting yang harus
dijelaskan minimal mencakup 4 aspek meliputi produk yang akan dibuat atau
dijual, harga berapa produk tersebut akan dijual, promosi yang akan dilakukan
dan di mana serta ke mana produk tersebut akan dipasarkan atau sering disebut
dengan istilah saluran distribusi. Rencana pemasaran dalam jargon pemasaran
dikenal sebagai Marketing Mix (Bauran Pemasaran) yang terdiri dari 4 P :
Product, Price, Promotion dan Place.
6. Rencana Keuangan
Proyeksi atau rencana keuangan umumnya dibuat dalam jangka waktu 5 tahun dengan
periode tahunan atau minimal setahun dengan periode bulanan. Jadi misalkan
proyeksi keuangan 5 tahun maka sebaiknya dibuat proyeksi keuangan tahun ke 1
sampai dengan tahun ke 5. Apabila proyeksi keunagan cuma setahun maka dibuat
proyeksi bulanan yaitu dari bulan Januari sampai Desember.
Rencana atau proyeksi keuangan minimal terdiri dari :
– Proyeksi laba rugi
– Proyeksi neraca
– Proyeksi arus kas (sumber dan penggunaan dana)
Dalam membuat rencana atau proyeksi keuangan maka yang perlu diperhatikan
adalah membuat asumsi-asumsi yang bersifat realistik sebagai dasar pembuatan
proyeksi atau rencana keuangan. Didasarkan atas asumsi-asumsi yang realitik dan
wajar maka proposal usaha dapat memberikan gambaran kepada calon investor
tentang kemungkinan laba dan risiko yang mungkin terjadi apabila asumsi
penjulan dan asumsi biaya tidak tercapai.
Asumsi-asumsi yang penting untuk dilakukan adalah :
I. Asumsi produksi
a. Jam dan hari produksi (per hari, per minggu, per bulan, dan per tahun)
b. Kapasitas produksi (per jam, per minggu, per bulan dan per tahun)
c. Berapa produksi barang yang dihasilkan (harian, mingguan, bulanan, tahunan)
II. Asumsi Penjualan
a. Hari penjualan (dalam seminggu, dalam sebulan dan dalam setahun)
b. Harga jual barang atau jasa (per unit, per lusin, per boks dan lain-lain)
c. Penjualan pada saat awal periode penjualan (minggu pertama, bulan pertama,
tahun pertama)
d. Pertumbuhan penjualan dalam periode tertentu (mingguan, bulanan, tahunan)
III. Asumsi Biaya
a. Biaya produksi langsung
b. Biaya bahan baku
c. Biaya bahan penolong
d. Biaya tenaga kerja
e. Biaya administrasi
f. Biaya penjualan
g. Biaya bunga pinjaman
h. Biaya lain-lain
Berdasarkan rencana atau proyeksi keuangan yang dibuat berdasarkan
asumsi-asumsi yang realitis tersebut maka sebagai kesimpulannya dapat dihitung
dan disajikan beberapa evaluasi keuangan. Evaluasi keuangan dapat menggunakan
beberapa parameter finansial dasar yang umum dioakai dalam menentukan layak
tidaknya suatu proyek usaha untuk dijalankan atau tingkat profitabilitas suatu
usaha. Parameter-parameter tersebut adalah a). net present value (NPV), b).
internal rate of return (IRR), c). return on investment (ROI), dan d). payback
period (PP).
7. Lampiran
Informasi tambahan lain yang mendukung dan penting, dapat disertakan dalam
lampiran proposal usaha seperti :
a. Struktur Organisasi dan manajemen.
b. Jaminan, khususnya bila kita ingin meminjam dari bank tentunya diperlukan
jaminan, sehingga apabila kita memiliki asset yang dapat dijaminkan maka dapat
dicantumkan wujud jaminannya seperti tanah dan bangunan, mesin serta jaminan
lain.
c. Gambar-gambar atau foto-foto pendukung.
d. Fotokopi dokumen-dokumen resmi perusahaan seperti: SIUP, TDP, NPWP, Akta
Pendirian.
e. Hal lain yang perlu ditambahkan
Sumber Yahoogroups




Bagikan ke teman: