PROFIL TANAH DI DAERAH VULKANIS

Gambar profil tanah yang tertera pada posting ini adalah profil tanah di daerah vulkanis (tidak aktif), tepatnya di lereng selatan gunung Argowayang. Secara administratif, lereng selatan gunung Argowayang tersebut termasuk Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang. Mengingat profil tanah tersebut berada di daerah vulkanis, maka dapat dipastikan jenis tanah yang tersusun adalah tanah andisol. Profil tanah ini merupakan hasil singkapan setinggi lebih kurang 10m.

Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa profil tanah ideal tersusun dari horison O, horison A, horison B, horison C, dan horison D (batuan induk). Horison O merupakan horison tanah yang terbentuk dari sisa-sisa organisme, terutama dari sisa-sisa tumbuhan. Horison O dibedakan menjadi dua, yakni horison O1 dan horison O2. Termasuk horison O1 jika pada horison tersebut mengandung bahan organik yang masih segar. Horison O1 ini sering pula disebut dengan lapisan seresah (mulch). Sedang horison O2 jika pada lapisan tersebut mengandung bahan organik yang telah mengalami pembusukan, sehingga tidak tampak lagi ciri-ciri aslinya. Warna horison ini coklat kehitam-hitaman. Horison O2 sering disebut dengan humus. Jika memperhatikan gambar di atas, horison O yang terdapat di tempat tersebut relatif tipis walaupun vegetasi penutup yang ada di atasnya berupa hutan yang relatif rapat. Bagian yang agak tebal hanya terdapat di bagian tengah atas gambar.

Di bawah horison O adalah horison A. Horison ini dibedakan lagi menjadi horison A1, A2, dan A3. Horison A1 merupakan horison tanah yang menunjukkan percampuran antara bahan organik dengan bahan anorganik (mineral). Warna horison A1 lebih kelam dari horison O. Sedang horison A2 merupakan horison pencucian air hujan yang meresap ke dalam tanah. Adapun horison A3 merupakan horison peralihan dari horison A ke horison B. Horison A pada gambar di atas, nampak hanya sebagai lapisan tipis, atau bahkah nyaris tidak ada.

Lapisan di bawah horison A adalah horison B. Horison ini juga masih dibedakan menjadi tiga subhorison, yaitu horison B1, B2, dan B3. Horison B1 merupakan peralihan dari horison A ke horison B. Horison B2 berwana kecoklatan, tekstur halus, dan struktur gumpal. Sedang horison B3 merupakan peralihan dari horison B ke horison C. Menilik keterangan tersebut dengan gambar yang ada, maka horison B yang ada di daerah tersebut relatif tebal.

Horison berikutnya adalah horison C. Horison ini merupakan peralihan dari batuan induk (bedrock) yang mengalami pelapukan menuju horison A dan B. Horison ini terdiri dari pecahan-pecahan batuan, pasir, dan sebagian berupa tanah. Lantaran itu horison C sering disebut dengan parent material. Tampak pada gambar di atas bahwa horison C mendominasi. Warna horison C adalah terang atau abu-abu keputihan. Bersama horison A dan B, horison C sering disebut pula dengan horison mineral. Sedang horison D yang merupakan batuan induk yang relatif kompak tak nampak pada gambar tersebut. Di samping itu, terlihat dalam gambar bahwa solum tanah di tersebut relatif dalam. Perlu diketahui bahwa solum tanah adalah kemampuan akar menembus lapisan tanah yang terdalam. (Dari berbagai sumber).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *