Mengatasi Rasa Grogi Saat Berbicara di Depan Umum
Jika kamu adalah seseorang yang sedang mengalami kesulitan ketika harus berbicara di depan umum, maka mungkin artikel akan membantumu dalam menganalisis dan mengatasi suatu penyebab utama munculnya sebuah perasaan yang membuat jantungmu berdebar-debar, keringat bercucuran, ataupun perasaan hati yang sangat tidak nyaman. Sebuah perasaan yang kerap kali disebut ‘grogi’ yang menghambat kinerja otak kamu dalam menyampaikan persentasi, membacakan puisi, berpidato, ataupun berargumen di depan umum.
Penyebab utama rasa grogi kamu adalah rasa takut atau dalam bahasa inggris disebut FEAR. FEAR dalam bahasa inggris diakronimkan sebagai Fantasized Experience Appearing Real, atau kejadian dalam imajinasi kamu yang seolah-olah terlihat nyata.
Terdapat berbagai macam ketakutan yang kamu rasakan ketika kamu berbicara di hadapan publik. Yang akan dibahas satu per satu dalam rangkaikan artikel tentang rasa takut, yaitu Menghadapi Kekhawatiran saat Berbicara di Depan Umum, Meningkatkan Kepercayaan Diri ketika Berbicara di Depan Umum, serta Bagaimana Membuat Pembicaraan di Depan Umum menjadi Santai dan Menyenangkan. Namun di artikel ini saya akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai perasaan grogi itu sendiri, sebuah perasaan yang muncul akibat respon kamu terhadap rasa takut yang kamu rasakan.
Gejala demam panggung atau yang biasa disebut grogi merupakan sesuatu yang wajar yang harus dialami oleh semua orang ketika ia untuk pertama kalinya berbicara di muka umum. Seperti yang telah dijelaskan di atas, sumber dari perasaan grogi yang kamu rasakan adalah ketakutan. Adapun perasaan takut itu meliputi Ketakutan Akan Respon Pendengar, Ketakutan Akan Penampilan Diri Sendiri, serta Ketakutan Akan Kesempurnaan Topik yang Akan Kamu Bawakan.
Ketiga jenis ketakutan itu akan dibahas lebih detail lagi dalam rangkaian artikel tentang rasa takut ketika berbicara di depan umum. Namun satu hal yang ingin saya lugaskan di sini adalah perasaan grogi merupakan suatu perasaan yang wajar, kecuali perasaan grogi mulai menguasai dirimu sehingga seluruh fokus pikiranmu hanya terarah kepada perasaan grogi itu dan melupakan apa yang sebenarnya harus kamu lakukan.
Perasaan grogi juga merupakan suatu yang tidak wajar apabila perasaan grogi itu terus muncul bahkan dalam intensitas yang lebih besar pada kesempatan yang berikutnya. Alih alih perasaan grogi itu semakin hilang seiring dengan banyaknya kesempatan kamu berbicara, perasaan grogi itu malah bertambah akibat otak yang kamu isi sendiri dengan kekhawatiran-kekhawatiran yang tidak beralasan.
Pertanyaan berikutnya adalah, “Bagaimana Menghilangkan Perasaan Grogi?”
Guys, perasaan grogi tidak bisa dihilangkan!
Kita hanya bisa mengatasi perasaan tersebut sehingga bukan dialah yang menjadi raja atas pikiran kita melainkan kita yang merajai pikiran kita sendiri.
Inilah kenyataan yang kerap kali dilupakan oleh sebagian orang. Sebagian di antara orang-orang yang tidak mengerti menganggap grogi bukan suatu yang wajar melainkan suatu perasaan yang terkutuk dan harus dihilangkan sesegera mungkin. Dan ketika mereka maju di depan umum sembari mereka berusaha untuk menghilangkan perasaan itu, mereka menjadi stres menghadapi kenyataan bahwa perasaan grogi mereka tidak bisa dihilangkan. Begitu seterusnya sehingga mereka malah memperbesar rasa grogi mereka sendiri.
Sebagian lagi menganggap bahwa perasaan grogi merupakan suatu perasaan yang menguntungkan karena kita bisa lebih termotivasi untuk tampil lebih baik lagi karenanya. Mereka tidak menyadari bahwa jika seseorang termotivasi untuk tampil lebih baik karena grogi yang dialaminya, maka ia sedang menyerahkan dirinya kepada ketakutan jenis ketiga yang memperbesar perasaan groginya.
Kamu tahu persamaan dari kedua anggapan yang salah di atas?
Mereka menepatkan perasaan grogi sebagai perhatian utama ketika berbicara!
Yang tidak mereka sadari adalah bahwa kita harus menempatkan perhatian utama kita pada materi yang akan kita bawakan, bukan perasaan grogi itu sendiri!
Ketika kamu telah memusatkan perhatian kamu kepada materi yang kamu bawakan, merasa percaya diri bahwa kamu akan dan telah menyampaikan materi semaksimal mungkin, serta tidak mengindahkan respon orang terhadapmu, maka perasaan grogi bukanlah hal yang penting lagi, bahkan suatu saat nanti akan hilang dengan sendirinya seiring seringnya kamu berbicara.
Kesimpulannya, perasaan grogi bukanlah sesuatu yang harus diperhatikan, fokuskan perhatian pada dirimu sendiri, lalu berbicaralah.