- A. Latar Belakang
- A. Daftar Persyaratan Kualitas Air Minum dan Air Bersih
- 1. Fisik
- 2. Radioaktivitas
- 3. Mikrobiologik
- B. Daftar Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang
No. | Parameter | Standar | Alasan | |
Min | Maks | |||
|
||||
1. | Bau | Bebas dari bau yang mengganggu | Bau air memberikan gambaran tentang kondisi air tersebut. Air yang berbau busuk, kemungkinan disebabkan karena campuran dari nitrogen, sulfur dan pospor. Bau tersebut tercium disebabkan karena terbentuk asam sulfur (H2S) dan amoniak (NH4). Bau dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri oleh mikroorganisme air serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi (Matahelumual, 2008). Air yang berbau busuk memiliki rasa kurang (tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air berbau busuk tidak layak digunakan. | |
2. | Benda Terapung | Bebas dari benda terapung | ||
3. | Kejernihan | Piringan sesuai yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam dapat dilihat dengan jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7m | ||
|
||||
1. | Aluminium | – | 0,2 mg/l | Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi (Wulan, 2005). Aluminium merupakan unsur yang tidak berbahaya. Perairan alami biasanya memiliki kandungan aluminium kurang dari 1,0 mg/liter. Perairan asam memiliki kadar aluminium yang lebih tinggi. Kadar aluminium untuk keperluan air minum sekitar 0,2 mg/liter. Kelebihan aluminium pada batas yang telah ditetapkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan suara,kejang-kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau pada air minum. Sehingga hal tersebut dapat menurunkan kualitas pada air minum. |
2. | Kesadahan | 50 mg/l | 500 mg/l | Air sadah (air yang mempunyai kadar kesadahan yang tinggi) tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan, tetapi apabila kesadahan melebihi 500 mg/L CaCO3 akan memboroskan pemakaian sabun cuci karena sulit berbusa. Selain itu, kesadahan yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan kerak pada ketel uap dan pipa air panas; sebaliknya, air lunak (air yang mempunyai kadar kesadahan yang rendah) umumnya bersifat korosif, karena mempunyai pH yang rendah dan apabila dipakai untuk mencuci pakaian akan terasa licin, sehingga memerlukan banyak air untuk membilasnya, hal ini terjadi karena sabun tersebut diuraikan menjadi asam lemak (Matahelumual, 2008). |
3. | Oksigen terabsorbsi | – | 0,1
Dalam waktu 4 jam pada suhu udara |
|
4. | pH | 6,5 | 8,5 | Air dengan nilai pH < 6,50 berasa asam di lidah dan dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa (logam) air dan melepaskan logam-logam seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn) dan kadmium (Cd) yang bersifat racun dan mengganggu kesehatan. Sedangkan bila nilai pH > 8,50 atau bersifat basa dan terasa pahit pada lidah, dapat membentuk kerak pada pipa dan ketel, menurunkan aktifitas germisida klorin dan meningkatkan senyawa trihalometan yang berbahaya (Matahelumual, 2008). |
5. | Sisa Chlor | 0,2 mg/l | 0,5 mg/l | Desinfektan ini banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah sebagai oksidator dan desinfektan. Sebagai oksidator digunakan untuk menghilangkan bau, rasa, dan warna pada pengolahan air bersih. Dan untuk mengoksidasi Fe (II) dan Mn (II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe (III) dan Mn (III). Disinfeksi air dengan cara memasukkan zat kimia berupa klorin (chlorine). Manfaat klorin ini adalah sebagai zat kimia yang dapat membunuh virus, bakteri dan jamur. Meskipun setelah melalui proses,penyaringan air kelihatan bersih, namun harus dicurigai masih adanya bakteri di dalam air tersebut. Kadar Klorin yang dianjurkan sebagai desinfektan untuk kolam renang mempunyai batas hingga 2,0 PPM (parts per million). |
6. | Tembaga sebagai Cu | – | 1,5 mg/l | Tembaga pada kadar lebih besar dari 1 mg/l akan menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat menimbulkan kerusakan pada hati. Kadar tembaga yang tinggi juga dapat mengakibatkan korosi pada besi dan aluminium. |
|
||||
1. | Koliform total | – | Setiap 100 ml sampel air, harus nol | Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. |
2. | Jumlah kuman | – | 200 koloni per 1 ml | Penilaian mikrobiologis adalah tidak ada koliform per 100 ml atau jumlah kuman ditoeransi antara 0-200 jumlah koloni per 1 ml. Apabila pH tidak memenuhi syarat dapat mengakibatkan iritasi pada mata serta proses koagulasi akan terganggu atau dapat berpengaruh pada daya pembersih air. Bila terdapat penyimpangan dari kriteria tersebut berarti terdapat kondisi tertentu yang dapat berpotensi mengganggu kesehatan Misalnya, bila air berbau menunjukkan adanya H2S dalam air berarti sedang terjadi proses pembusukan air tercemari oleh sumber kotoran. |
- C. Daftar Persyaratan Kualitas Air Pemandian Umum
No. | Parameter | Standar | Alasan | ||
Min | Maks | ||||
|
|||||
1. | Bau | Bebas dari bau yang mengganggu | Bau air memberikan gambaran tentang kondisi air tersebut. Air yang berbau busuk, kemungkinan disebabkan karena campuran dari nitrogen, sulfur dan pospor. Bau tersebut tercium disebabkan karena terbentuk asam sulfur (H2S) dan amoniak (NH4). Bau dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri oleh mikroorganisme air serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi (Matahelumual, 2008). Air yang berbau busuk memiliki rasa kurang (tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air berbau busuk tidak layak digunakan. | ||
2. | Kejernihan | Piringan sesuai yang diletakkan pada dasar kolam yang terdalam dapat dilihat dengan jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 7m | |||
3. | Minyak | Tidak berbau minyak dan tidak nampak lapisan minyak | |||
|
|||||
1. | Detergen | – | 1,0 mg/l | ||
2. | Kebutuhan Oksigen biokimia (BOD) | – | 5,0 mg/l | Biological Oxygen Demand (BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi didalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang tersuspensi dalam air. Dengan kata lain BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri dalam menyeimbangkan zat-zat organik dalam yang dapat dibusukkan dibawah keadaan aerobik atau banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh oksigen terlarut yang digunakan oleh mikroorganisme dalam proses oksidasi biokimia dan bahan organik. |
|
3. | Oksigen terlarut | – | 0,1 mg/l Dalam waktu 4 jam pada suhu udara |
DO (Dissolved Oxygen) menunjukkan oksigen yang terkandung dalam air
sebagai derajat pengotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen yang terlarut |
|
4. | pH | 6,5 | 8,5 | Air dengan nilai pH < 6,50 berasa asam di lidah dan dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa (logam) air dan melepaskan logam-logam seperti tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn) dan kadmium (Cd) yang bersifat racun dan mengganggu kesehatan. Sedangkan bila nilai pH > 8,50 atau bersifat basa dan terasa pahit pada lidah, dapat membentuk kerak pada pipa dan ketel, menurunkan aktifitas germisida klorin dan meningkatkan senyawa trihalometan yang berbahaya (Matahelumual, 2008). | |
|
|||||
1. | Koliform total | – | Setiap 100 ml sampel air, harus nol | Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. | |
|
|||||
1. | Aktivitas Alpha | – | 0,1 bq/l | Sinar ini merupakan sinar radioaktif yang tidak mempunyai daya tembus, efek yang terjadi lokal. Apabila terdapat sinar ini di lingkungan sekitar, maka dapat menimbulkan kontaminasi radioaktif pada lingkungan, yang dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel tubuh manusia yang terkenanya. | |
2. | Aktivitas beta | – | 1,0 bq/l | Sinar beta dapat menembus kulit, dalamnya tergantung pada aktifitasnya. Kerusakan yang terjadi dapat lebih luas dan lebih mendalam daripada sinar alpha. Besar sinar ini paling tinggi di dalam air adalah sebesar 1,0 mg/L. Apabila melebihi kadar tersebut efeknya tidak berbeda dengan sinar alfa yaitu menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Jika tubuh banyak menerima sinar beta maka akan menyebabkan luka bakar yang parah. Sinar beta juga menimbulkan kerusakan pada jaringan atau organ tubuh jika unsur yang memancarkan sinar beta berada dalam tubuh dalam waktu yang cukup lama. | |
No. | Parameter | Standar | Alasan |
|
|||
1. | Air Raksa | 0,001 mg/l | Raksa (Hg) meracuni sel-sel tubuh, merusak ginjal, hati dan syaraf, serta menyebabkan keterbelakangan mental dan cerebral palsy pada bayi (Matahelumual, 2008). Penyakit karena kercunan merkuri (Hg) dinamakan penyakit Itai-itai yang berarti sakit-sakit, atau sering disebut juga dengan penyakit Minamata (Minamata disease). |
2. | Aluminium | Air minum 0,2 mg/l |
Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak apabila dikonsumsi (Wulan, 2005). Aluminium merupakan unsur yang tidak berbahaya. Perairan alami biasanya memiliki kandungan aluminium kurang dari 1,0 mg/liter. Perairan asam memiliki kadar aluminium yang lebih tinggi. Kadar aluminium untuk keperluan air minum sekitar 0,2 mg/liter. Kelebihan aluminium pada batas yang telah ditetapkan dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti gangguan suara,kejang-kejang pada otot serta dapat mengubah rasa dan bau pada air minum. Sehingga hal tersebut dapat menurunkan kualitas pada air minum. |
3. | Arsen | 0,05 mg/l | Iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel. Keracunan akut mengakibatkan gejala diare disertai darah, disusul dengan koma bila dibiarkan menyebabkan kematian. Secara kronis menimbulkan anorexia, kolk, nual, diare atau konstipasi, pendarahan pada ginjal, kanker kulit (UNSU,2011), |
4. | Barium | Air minum 1,0 mg/l |
Menghentikan otot-otot jantung dalam satu jam, menyebabkan kelumpuhan urat syaraf (UNSU,2011) |
5. | Besi | 0,3 mg/l | Menimbulkan warna kuning, menimbulkan rasa, merusak dinding usus (UNSU,2011). Dalam jumlah kecil diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel darah merah, tetapi jika konsentrasinya melebihi 1,0 mg/L dapat menyebabkan warna air kuning kemerah-merahan, rasa tidak enak pada minuman (pahit dan kesat), membentuk endapan pada pipa-pipa logam dan warna kuning pada cucian (pakaian) (Matahelumual, 2008). |
6. | Flourida | 1,5 mg/l | Keracunan kronis menyebabkan orang menjadi kurus, pertumbuhan tubuh terganggu, terjadi fluorosis gigi serta kerangka, gangguan pencernaan disertai dehidrasi.Keracunan berat menyebabkan cacat tulang, kelumpuhan dan kematian. menyebabkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah, deformities atau kelainan tulang kaki, sakit kepala, bercak-bercak pada kulit dan penyakit syaraf (UNSU,2011) |
7. | Kadmium | 0,005 mg/l | Keracunan akut akan menyebabkan gejala gastrointestial, dan penyakit ginjal. ditemukan pelunakan dan fraktur (patah) tulang punggung. Di Jepang sakit pinggang ini dikenal sebagai penyakit “Itai-Itai Byo”gejalanya adalah sakit pinggang, patah tulang, tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, gejala seperti influenza, dan sterilitas pada laki-laki (UNSU,2011) |
8. | Kesadahan | 500 mg/l | Kesadahan adalah sifat kimia air yang disebabkan oleh ion kalsium (Ca2+) dan magnesium (Mg2+). Kesadahan air di tiap tempat mungkin berbeda, tergantung dari kondisi geologinya, yaitu kontak antara air dengan batuan sekitarnya. Pada umumnya air permukaan lebih lunak daripada air tanah. Penyebab kesadahan dalam air tanah ialah ion-ion Ca2+, Mg2+,Mn2+,Sr2+,Fe2+, yang akan berikatan dengan anion-anion Cl-, SO4 2-, HCO3 -, NO3 -,SiO3 2-. Air sadah (air yang mempunyai kadar kesadahan yang tinggi) tidak berpengaruh langsung terhadap kesehatan, tetapi apabila kesadahan melebihi 500 mg/L CaCO3 akan memboroskan pemakaian sabun cuci karena sulit berbusa. Selain itu, kesadahan yang tinggi dapat menyebabkan pembentukan kerak pada ketel uap dan pipa air panas; sebaliknya, air lunak (air yang mempunyai kadar kesadahan yang rendah) umumnya bersifat korosif, karena mempunyai pH yang rendah dan apabila dipakai untuk mencuci pakaian akan terasa licin, sehingga memerlukan banyak air untuk membilasnya, hal ini terjadi karena sabun tersebut diuraikan menjadi asam lemak (Matahelumual, 2008). |
9. | Klorida | Air minum 250 mg/l Air bersih 600 mg/l |
Menimbulkan rasa asin (UNSU,2011). Kandungan kadar klorida pada perairan alami berkisar 2 – 20 mg/L; sedangkan air yang berasal dari daerah pertambangan mengandung klorida sekitar 1.700 mg/L., padahal dalam kondisi kadar klorida hanya 250 mg/L sudah dapat mengakibatkan air menjadi asin. Kadar klorida yang tinggi, misalnya pada air laut sebesar 19.300 mg/L, yang diikiuti oleh kadar kalsium dan magnesium yang tinggi pula dapat meningkatkan sifat korosifitas air. Perairan yang demikian mudah mengakibatkan terjadinya pengkaratan peralatan yang terbuat dari logam. Klorida tidak bersifat toksik bagi makhluk hidup, bahkan berperan dalam pengaturan tekanan osmotik sel (Matahelumual, 2008). |
10. | Kromium, valensi 6 | 0,05 mg/l | Karsinogenik pada pernafasan, menimbulkan ulcus yang dalam pada kulit dan selaput lendir. Menimbulkan kerusakan pada tulang hidung dan pada paru-paru menyebabkan kanker (UNSU,2011) |
11. | Mangan | Air Bersih 0,5 mg/l Air minum 0,1 mg/l |
Kelebihan logam ini dalam tubuh dapat menimbulkan efek-efek kesehatan seperti serangan jantung, gangguan pembuluh darah bahkan kanker hati. Nilai estetika juga dapat dirusak oleh keberadaan logam-logam ini karena dapat menimbulkan bercak-bercak hitam pada pakaian. Air yang tercemar oleh logam-logam ini biasanya nampak pada intensitas warna yang tinggi pada air, berwarna kuning bahkan berwarna merah kecoklatan dan terasa pahit atau masam. |
12. | Natrium | Air minum 200 mg/l |
Ion natrium dalam jumlah besar bila berikatan dengan ion sulfat (SO4) akan membentuk garam natrium sulfat, sedangkan ion sulfat berikatan dengan magnesium dalam air akan membentuk garam magnesium sulfat. Keduanya akan menyebabkan rasa mual (Matahelumual, 2008). |
13. | Nitrit, sebagai N | 1,0 mg/l | Nitrit dalam jumlah tertentu dapat membahayakan kesehatan karena dapat bereaksi dengan haemoglobin dalam darah, hingga darah tidak dapat mengangkut oksigen lagi. Selain itu, NO2- juga dapat menimbulkan nitrosamin yang dapat menyebabkan kanker (Matahelumual, 2008). |
14. | Nitrat, sebagai N | 10 mg/l | Zat kimia ini dapat meracuni tubuh, dalam jumlah dan konsentrasi yang tinggi dapat menimbulkan methaemoglobinamein yaitu perubahan Hb darah sehingga terjadi pengurangan oksigen dalam darah dan menimbulkan gangguan pernafasan bahkan gagal jantung. Selain itu, zat ini juga bersifat mutagen dan karsinogen dalam tubuh karena bersifat sebagai penghambat enzim |
15. | Perak | Air minum 0,05 mg/l |
Menimbulkan pigmentasi kelabu disebut argyria |
16. | Selenium | 0,01 mg/l | Dosis besar menyebabkan gejala gastrointestinal seperti muntah dan diare. Bila pemaparan berlanjut, akan menjadi gejala gangguan susunan urat saraf seperti reflek-reflek, iritasi cerebral, konpulsi dan menyebabkan kematian |
17. | Seng | Air Bersih 15 mg/l
Air minum 5 mg/l |
Kelebihan kadar Zn (seng) > 5 mg/l dalam air minum menyebabkan rasa pahit dan rasa mual (Matahelumual, 2008) |
18. | Sulfat | 400 mg/l | Sulfat tersebar di alam dan mungkin terdapat dalam air dalam konsentrasi rendah atau mungkin juga dalam konsentrasi tinggi, misalnya pada air yang telah tercemar oleh buangan industri tambang. Sulfat berasal dari oksidasi pirit dan dapat menimbulkan efek yang kurang baik pada air, diantaranya berbau busuk dan bersifat racun. Kondisi tersebut terjadi karena SO4 2- tereduksi menjadi H2S pada kondisi aerob. Konsentrasi sulfat yang tinggi mengakibatkan pencemaran, kerusakan pada pipa dan dapat menurunkan nilai oksigen terlarut (Matahelumual, 2008). |
19. | Sulfida,sebagai H2S | Air minum 0,05 mg/l |
H2S merupakan gas yang sangat beracun dan berbau busuk, selain itu dapat memperbesar keasaman air sehingga dapat menyebabkan korosi pada pipa-pipa logam, karena sifat dan pengaruh zat ini, maka dalam standar air minum ditetapkan air minum tidak boleh mengandung H2S. |
20. | Tembaga | Air minum 1,0 mg/l |
Tembaga pada kadar lebih besar dari 1 mg/l akan menyebabkan rasa tidak enak pada lidah dan dapat menimbulkan kerusakan pada hati. Kadar tembaga yang tinggi juga dapat mengakibatkan korosi pada besi dan aluminium. |
21. | Timbal | 0,05 mg/l | Timbal (Pb) dapat berakumulai dalam jaringan tubuh manusia dan meracuni jaringan syaraf, dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan syaraf otak, anemia dan lumpuh (pada anak-anak) (Matahelumual, 2008). |
22. | pH | Air bersih 0,05 mg/l |
|
23. | Sianida | 0,1 mg/l | Menyebabkan gangguan pada jaringan saraf, pencernaan, metabolism oksigen dan kanker |
|
|||
1. | Aldrin dan dieldrin | 0,0007 mg/l | Menimbulkan keracunan yang akut ataupun kronis. Aldrin juga merupakan suatu iritan, dapat menyebabkan konvulsi, depresi dan dapat
merusak hati dalam 1- 4 jam. |
2. | Benzene | 0,01 mg/l | Toxisitasnya dapat akut lokal, akut sistemik, maupun kronis. Benzene menyebabkan erythema, vesikel, dan udema. Pengaruhnya terhadap SSP (Susunan Saraf Pusat) bersifat narkotik dan anestetik. Pemaparan kronis menimbulkan hyplasia atau pun hyperplasia sumsum tulang yang mengakibatkan anemia, leucopenia, thrombocytopenia, dan sangat mungkin menyebabkan leukemia. |
3. | Benzo (a) pyrene | 0,00001 mg/l | |
4. | Chloroform (total isomer) | Air minum 0,0003 mg/l Air bersih |
Bioakumulasi dalam air, Menyebakan kanker. Chlordane mudah sekali diabsorbsi kulit, menimbulkan hyperexitasi, dan konvulsi. Disebut pula sebagai penyebab kelainan darah, seperti thrombocytopenia (kekurangan thrombosit), agranulocytosis (tidak terdapat granulocyt) dan anemia aplastik. |
5. | Chloroform | 0,03 mg/l | Bioakumulasi dalam air, Potensial menyebabkan kanker. Menimbulkan iritasi, dilatasi pupil, dan merusak hepar, jantung, dan ginjal. Keracunan chloroform dapat menimbulkan toxisitas akut dan sistemik, sedangkan efek kronis belum diketahui dengan jelas. |
6. | 2,4-D | 0,10 mg/l | Kebutaan, Resiko kanker, mengakibatkan masalah reproduksi pria yaitu mematikan sperma. |
7. | DDT | 0,03 mg/l | Mudah menembus kulit, sulit diuraikan mikroorganisme, terakumulasi dalam sayuran yang akan dimasak. Penyebab kanker, masuk ke dalam jaring makanan (biomagnifikatif), keracunan akut pada manusia (paraestesia, tremor, sakit kepala, keletihan dan muntah), Efek keracunan kronis (kerusakan sel-sel hati, ginjal, sistem saraf, system imunitas dan sistem reproduksi). |
8. | Detergen | Air minum 0,05 mg/l Air bersih 0,5 mg/l |
Sulit diuraikan mikroorganisme, eutrofikasi (pesatnya pertumbuhan ganggang dan enceng gondok) sehingga dasar air tidak mampu ditembus oleh sinar matahari, kadar oksigen berkurang secara drastis, kehidupan biota air mengalami degradasi, dan unsur hara meningkat sangat pesat yang ahirnya ekosistem akan terganggu. Menimbulkan bau dan rasa tidak enak, berpotensi sebagai salah satu penyebab penyakit kanker (karsinogenik) |
9. | 1,2-Dicloroethene | 0,01 mg/l | Dampak langsung bagi kesehatan baik akut maupun kronis, bersifat karsinogen. |
10. | 1,1- Dicloroethene | 0,0003 mg/l | Dampak langsung bagi kesehatan baik akut maupun kronis, bersifat karsinogen |
11. | Heptachlor dan heptaclor epoxide | 0,003 mg/l | Menyebabkan gangguan pada sistem saraf |
12. | Hexachlorobenzene | 0,00001 mg/l |
|
13. | Gamma-HCL (lindane) | 0,004 mg/l |
|
14. | Methoxychlor | Air bersih 0,1 mg/l Air minum 0.03 mg.l |
|
15. | Pentachlorophenol | 0,01 mg/l |
|
16. | Pestisida total | 0,10 mg/l |
|
17. | 2,4,6 trichlorophenol | 0,01 mg/l |
|
18. | Zat organik (KmnO4) | 10 mg/l |
|
DAFTAR PUSTAKA
Awaluddin. 2007. Teknologi Pengolahan Air Tanah sebagai Sumber Air Minum pada Skala Rumah Tangga. http://unlastnoel.files.wordpress.com/2009/04/awaluddin-in-teknologi-air-minum-pam-ftsp-uii1.pdf. Diakses tanggal 30 April 2011Djunaidi,Muhammad. Kajian Pencemaran Air Sungai dan Analisis Risiko Terhadap Lingkungan Di Sekitarnya Akibat Penambangan Bijih Emas http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/22094555.pdf Diakses Tanggal 2 Mei 2011Hartanto,Sulih. 2007. Studi Kasus Kualitas aan Kuantitas Kelayakan Air Sumur Artetis sebagai Air Bersih untuk Kebutuhan Sehari-hari di Daerah Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Semarang Tahun 2007. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASHaacf.dir/doc.pdf. Diakses tanggal 30 April 2011
Matahelumual,Bethy. 2008. Mengenal Air di Sekitar. Warta Geologi. http://www.bgl.esdm.go.id/dmdocuments/warta200803.pdf. Diakses tanggal 30 April 2011PT.Wahana Rezki Indonesia. 2011. TONSCO Water Treatment, Chemical Cleanner for Industry, Marine and Building Maintenance. www.tonscochemicals.com/msds/TP-SP.pdf Diakses Tanggal 2 Mei 2011Purwo Hidayat,Agus. 2006.Gambaran Histopatologi Gaster Mencit Balb/C Pada Pemberian Arsen Trioksida Dosis Bertingkat Peroral http://eprints.undip.ac.id/21479/1/Agus.pdf Diakses Tanggal 2Mei 2011Rohim, Miftahur. 2006. Analisis Penerapan Metode Kaporitisasi Sederhana Terhadap Kualitas Bakteriologis Air PAM. Tesis. Universitas Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/15727/1/Miftahur_Rohim.pdf. Diakses tanggal 30 April 2011.
Sukar.2003 Sumber Terjadinya Arsen Di Lingkungan (Review). http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/Sukar2_2.pdf Diakses Tanggal 1 Mei 2011Tugaswati,A.Tri. 1996. Kandungan Logam Berat (Hg,Cd, dan Pb) Dalam Air Tanah Pada Perumahan Tipe Kecil di JABOTABEK. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/244961824.pdf Diakses Tanggal 1 Mei 2011Wulan,Anisa. 2005. Kualitas Air Bersih untuk Pemenuhan Kebutuhan Rumah tangga di Desa Pesarean kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH011c/deae6e75.dir/doc.pdf. Diakses tanggal 30 April 2011