Lariangon / Picung (Rhabdophis subminiatus)

 Rhabdophis subminiatus




Ular Lariangon umumnya dikenal sebagai ular picung, ular yang tak berbahaya, atau berbisa sangat lemah. Tapi jangan salah justru sebaliknya ular ini berbahaya.
Red necked keelback atau Rhabdophis subminiatus

memiliki ciri khas warna merah pada bagian leher setelah warna hijau hingga kuning, tapi karena warnanya yang cemerlang, ular ini kerap dipelihara orang dan dijadikan hewan peliharaan. Dengan bisa campuran dari beberapa procoagulant, cukup utk membunuh seekor anjing besar.

Gejala yang dari gigitan ular ini adalah pendarahan yg terjadi dibeberapa bagian tubuh, muntah,sakit perut, collapse, nausea, sakit kepala dll. Bisa ular ini punya efek samping yang timbul dalam jangka waktu lama seperti : Gagal ginjal, Bahkan stroke yg mampu menyebabkan kematian.

Jika ada yang bilang, sehabis digigit ular ini tidak terjadi efek apa apa, ini dikarenakan tering tidak mengenai nya. Jenis ular ini bukan python tetapi masuk kedalam kelas colubrid (Colubridae), bertaring pendek, taring ular ini terletak di rahang atas bagian belakang (bagian dalam), jadi jika sudah dikunyah, racun bisa nya sudah pasti keluar!

Meskipun mudah jinak, ular ini sukar diperkirakan sifatnya dan tiba-tiba saja dapat menggigit pemeliharanya tanpa tanda-tanda khusus.
Ular ini makan burung, kadal, tikus kecil atau pingkies (anak tikus), katak, ikan – ikan kecil dan cicak.

Bisa ular picung menimbulkan efek yang dapat membahayakan jiwa korban, yakni berupa menurunnya kemampuan pembekuan darah sehingga terjadi pendarahan pada organ-organ dalam tubuh. Beberapa korban memerlukan perawatan serius di rumah sakit untuk memulihkan sistem peredaran darahnya yang terganggu oleh bisa.

Diyakini bahwa kasus semacam ini cukup banyak terjadi dan sudah tercatat dengan baik di berberapa negara termasuk Singapura dan A.S. Oleh sebab itu, beberapa kalangan menganjurkan agar ular ini dikategorikan sebagai ular yang berbahaya atau yang harus ditangani secara amat hati-hati.




Bagikan ke teman: