Kolam Udang
a.Lokasi
1.Kolam dekat sumber air dan mudah mendapatkan air tawar yang bersih, bebas dari pencemaran limbah industri,
2.Fasilitas transportasi (jalan atau sungai) yang memadai untuk mempermudah pengangkutan sarana produksi (pakan, benur), hasil panen dan lain-lain
b. Sumber air
1.Air tawar bebas/bersih dari bahan pencemaran dan perlu disaring/diendapkan sebelum dimasukan kedalam kolam (menghindari masuknya jasad kompetitor dan predator).
2.Air tawar berasal dari sungai maupun air bawah tanah (pengeboran) yang bebas pencemaran.
c. Fasilitas, Peralatan dan Mesin
1.Tersedianya kolam pemeliharaan yang bentuk dan luasnya disesuaikan, kolam cadangan air, pintu air pembuangan dan pemasukan yang terpisah dan memadai, peralatan uji kualitas air, gudang penyimpanan pakan, jaring dan lain-lain.
2. Sumber tenaga untuk penggerak air seperti pompa air, kincir air dan perlengkapan penunjang lainnya (Jika diperlukan sesuai padat penebaran).
3. Kapasitas sumber tenaga hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
d. Ukuran dan Dasar kolam
1.Ukuran kolam yang disesuaikan luas standar + 500 – 1.000 m2 per petak untuk memudahkan pemanenan, perawatan, penggantian air dan pengawasanya.
2. Dasar kolam yang baik terdiri dari kombinasi tanah lumpur dan pasir.
3. Udang galah mempunyai daerah produktif dibagian pinggir kolam dekat tanggul, sehingga makin panjang bentuk kolam, maka makin luas daerah produktifnya.
SISTEM PEMELIHARAAN
a.Tahap Persiapan
1.Perbaikan pematang, pembuatan kemalir dan perbaikan kemiringan kolam dari pintu pemasukan air kearah pintu pengeluaran air, pemasangan saringan pada pintu masuk untuk menghindari masuknya kotoran atau binatang pemangsa.
2. Pengeringan dan pengolahan tanah sangat dianjurkan. Apabila dalam pengeringan mengalami kesulitan, pemberian kapur tohor guna memperbaiki struktur tanah perlu dilakukan (dosis disesuaikan dengan pH tanah dan jenis tanah)
3. Pemberantasan hama dan penyakit dapat menggunakan Saponin, Brestan 60, Rotenon dan zat-zat pemberantasan lainnya yang dianjurkan.
4. Untuk meningkatkan produktivitas lahan perlu pemberian pupuk/bahan organik (kompos dan lain-lain) diperlukan guna merangsang pertumbuhan jasad renik untuk makanan alami benur udang galah, penggunaan disesuaikan dengan daya dukung lahan:
a. Penggunaan pupuk:
• Pupuk kandang : 100 – 200 gr/m2
• Pupuk Urea : 5 – 10 gr/m2
• Pupuk TSP : 10 – 20 gr/m2
• Kapur Tohor : 100 – 200 gr/m2
b. Pemupukan susulan dilakukan setiap 1 – 2 Minggu sekali dengan dosis:
• Pupuk kandang : 25 – 50 gr/m2
• Pupuk Urea : 3 – 5 gr/m2
• Pupuk TSP : 5 – 10 gr/m2
c. Pengisian air secara bertahap untuk disesuaikan dengan tahap pertumbuhan udang (tahap pendederan: 30-60 cm, pembesaran: 1-1,5 m). Setelah kondisi warna air stabil benur dapat ditebarkan.
d. Pemberian rumpon/shelter sebagai tempat berlindung/ berpijak, berupa daun kelapa, dan nipah, ranting bambu/ bambu belah dll.
5. Penebaran Benur :
a. Pilih benur yang baik dan sehat (baik dari alami maupun panti pembenihan) dengan tanda sebagai berikut; gerakan lincah, warna coklat/hitam cerah, ukuran seragam (homogen) dan lain-lain.
b. Benur ditebarkan ketempat yang telah dipersiapkan misal kolam pendederan, ataupun langsung ke kolam pemeliharaan yang telah dibebas hamakan sebelumnya. Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari agar udang tidak mengalami stress.
6. Kepadatan Benur :
Kepadatan benur yang dianjurkan disesuaikan dengan tehnologi/pola usaha yang digunakan :
• Penebaran benur udang galah menurut pengalaman petani dilakukan penebaran dengan kepadatan untuk ukuran Juvenil: 10 – 20 ekor/m2 dan untuk Tokolan kepadatan 5 – 10 ekor/m2, mengingat tehnologi dan pola budidaya yang digunakan dikatagorikan masih sangat sederhana (tradisional).
• Untuk teknologi yang menggunakan pola tanam intensif, kepadatan benur yang ditebar berkisar 20 ekor/m2 ke atas, dan sangat tergantung dari daya dukung lahan, fasilitas/sarana/prasarana budidaya yang dimiliki serta kemampuan skil dan permodalan pembudidaya.
b. Pengendalian Kualitas Air
1.Kadar Garam (Salinitas)
• Kadar garam yang baik untuk pertumbuhan udang galah berkisar antara 0 – 5 ppt (diukur dengan salinometer atau refractometer).
2. Warna dan Kekeruhan Air
a. Warna air hijau dan coklat adalah warna plankton atau jasad renik makanan alami udang galah. Perubahan warna secara mendadak akibat lingkungan kurang baik segera deperiksa guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
b. Kekeruhan akibat blomming plankton perlu dicegah dengan mempertahankan kejernihan sedalam 25-35 cm (diukur dengan Seichi Disk). Apabila kekeruhan lebih dangkal dari ketentuan diatas perlu ditambahkan air bersih bersamaan dengan pembuangan air.
3. Kandungan pH :
a. pH air yang baik sekitar 7,5- 8,5 yang diukur secara tetap
b. Apabila pH rendah perlu ditambahkan kapur, dan pH tinggi perlu penambahan air bersih baru (diukur dengan kertas lakmus atau pH pen).
4. Kandungan Oksigen :
a. Apabila kandungan Oksigen rendah; udang akan berenang kepermukaan air atau pinggir tambak. Apabila diganggu atau terkena bayangan orang, udang tersebut tidak segera masuk ke permukaan yang lebih dalam.
b. Kandungan oksigen yang baik minimum 4 ppm (diukur dengan DO meter).
c. Untuk menghindari hal-hal tersebut:
• Gunakan blower/kincir air dalam jumlah yang cukup
• Tambahkan air segar
• Jagalah warna dan kualitas air tetap stabil.
• Rubahlah jumlah makanan yang diberikan agar tidak terkumpul didasar
Pemilihan Lokasi Budidaya Udang Windu:
1) Lokasi yang cocok untuk tambak udang adalah pada daerah sepanjang pantai (beberapa meter dari permukaan air laut) dengan suhu rata-rata 26-28 derajat C.
2) Tanah yang ideal untuk tambak udang adalah yang bertekstur liat atau liat berpasir, karena dapat menahan air. Tanah dengan tekstur ini mudah dipadatkan dan tidak pecah-pecah.
3) Tekstur tanah dasar terdiri dari lumpur liat berdebu atau lumpur berpasir, dengan kandungan pasir tidak lebih dari 20%. Tanah tidak boleh porous (ngrokos).
4) Jenis perairan yang dikehendaki oleh udang adalah air payau atau air tawar tergantung jenis udang yang dipelihara. Daerah yang paling cocok untuk pertambakan adalah daerah pasang surut dengan fluktuasi pasang surut 2-3 meter.
5) Parameter fisik: suhu/temperatur=26-30 derajat C; kadar garam/salinitas=0- 35 permil dan optimal=10-30 permil; kecerahan air=25-30 cm (diukur dengan secchi disk)
6) Parameter kimia: pH=7,5-8,5; DO=4-8 mg/liter; Amonia (NH3) < 0,1 mg/liter; H2S< 0,1 mg/liter; Nitrat (NO3-)=200 mg/liter; Nitrit (NO3-)=0,5 mg/liter; Mercuri (Hg)=0-0,002 mg/liter; Tembaga (Cu)=0-0,02 mg/liter; Seng (Zn)=0- 0,02 mg/liter; Krom Heksavalen (Cr)=0-0,05 mg/liter; Kadmiun (Cd)=0-0,01 mg/liter; Timbal (Pb)=0-0,03 mg/liter; Arsen (Ar)=0-1 mg/liter; Selenium (Se)=0-0,05 mg/liter; Sianida (CN)=0-0,02 mg/liter; Sulfida (S)=0-0,002
mg/liter; Flourida (F)=0-1,5 mg/liter; dan Klorin bebas (Cl2)=0-0,003 mg/liter