Kewalahan Penuhi Pesanan Bibit Mangroe

Kewalahan Penuhi Pesanan Bibit Mangroe

Mangrove/bakau budidaya Suyadi usia 71 tahun, warga dukuh Kaliuntu desa Pasarbanggi kecamatan Rembang mendapat pengakuan dari Kementrian Kelautan sebagai salah satu jenis tanaman penahan abrasi/erosi pantai. Bahkan mendapat rujukan untuk kabupaten/kota seluruh propinsi di Indonesia yang ingin menghijaukan kawasan pantai, menggunakan bibit mangrove hasil budidayanya. Ditemui di kediamannya Ia menjelaskan, sejak mangrove yang dikembangkannya diakui secara nasional sebagai salah satu tanaman penahan abrasi, menjadikan banyak daerah baik dari pulau Jawa maupun luar memesan bibit dalam jumlah banyak. Sehingga Ia sering kewalahan untuk menyediakan pesanan.
 
Ayah enam anak, kakek delapan cucu itu lebih lanjut menyebutkan, untuk membuat bibit mangrove Ia selalu melibatkan kelompok tani desa setempat yang dinamakan Sido Makmur. Dimana saat awal dibentuk beranggotakan 14 orang, sekarang mencapai 60 orang. Tahun ini hingga bulan Mei sudah memenuhi dan sedang menyiapkan pesanan berjumlah 700 ribu batang bibit mangrove, sekira 70% sudah siap dan segera dikirim.  Menurut Suyadi, jenis mangrove yang dibudidayakan meliputi 6 jenis, yakni resovora, mangronata, apikulata, stilosa, bluguera dan alba. Untuk jenis bluguera bisa di buat tepung dan adapula biji mangrove yang digunakan sebagai bahan baku sirup, yaitu jenis kasiolaris, berasal dari Pulau Bali.Diantara jenis mangrove tersebut memiliki tipikal tersendiri sehingga dia sebelumnya menanyakan kepada pemesan terkait tekstur tanah yang hendak ditanami.

Dari Pengalaman belajar mengenal mangrove yang didapat secara otodidak itu, tak jarang dia diundang untuk memimpin kegiatan penghijauan pantai di luar daerah. Biasanya untuk penahan abrasi dengan pola tanam menjorok ke laut lebih tepat menggunakan bibit mangrove jenis mengronata, bila ditanam di kawasan tepi pantai dengan jenis tanah berpasir menggunakan jenis resovora dan apikulata. Sedangkan untuk 3 jenis mangrove lain, cocok ditanam di lahan tanah liat bercampur pasir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *