Burung finch (satu genus dengan burung pipit) di Kepulauan Galapagos yang dulu dipakai Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan teori itu—mereka memang ber-evolusi.
Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti Darwin, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-bijian. Perubahan ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah kedatangan burung pesaing mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama. Beragam jenis burung finch ini banyak memikat orang untuk memeliharanya sebagai hewan peliharan. Keragaman burung finch di Pulau Galapagos menginspirasi Charles Darwin untuk mengembangkan konsep evolusi yang mendasarkan pada seleksi alam. Namun, hal tersebut benar-benar terbukti dan berhasil diamati.
Salah satu spesies burung finch darat yang berukuran sedang memilih untuk mengembangkan paruh yang berukuran kecil. Hal tersebut dilakukan setelah daerah jelajahnya kedatangan burung pesaing yang lebih besar dalam 20 tahun terakhir. “Perubahan ukuran paruh menunjukkan bahwa persaingan untuk memperoleh jenis makanan dapat mendorong evolusi,” kata penelitinya Peter Grant dari Universitas Princeton. Paruh yang kecil akan lebih menguntungkan karena dapat digunakan untuk memangsa biji-bijian yang lebih kecil. Penemuan ini sangat berharga sebab perubahan makhluk hidup karena persaingan jarang bisa diamati.
“Umumnya, perubahan fisik dapat diamati pada makhluk hidup yang berpindah habitat atau mengalami perubahan iklim sehingga harus menemukan sumber makanan baru,” kata Robert C. Fleischer, seorang pakar genetika di Museum Sejarah Alam dan Kebun Binatang Nasional Smithsonian. Biji-bijian besar yang merupakan sumber makanan finch berukuran sedang mulai berkurang. Apalagi, curah hujan tahunan sangat rendah sepanjang 2003 dan 2004.
Tingkat kematian spesies Geospiza fortis yang memiliki paruh relatif besar meningkat sehingga populasi yang tersisa hanya yang memiliki paruh kecil yang dapat memecah biji-bijian kecil. Selain itu, finch dengan paruh kecil tidak perlu bersaing dengan Geospiza magnirostris yang hanya mencari biji-bijian besar. Begitulah proses evolusi yang disebut pergeseran karakter di mana seleksi alam akan menghasilkan perubahan bagi generasi berikutnya. Grant melaporkan hasil pengamatannya dalam jurnal Science.
Burung Gouldian Finch (juga dikenal sebagai Burung Pelangi atau Lady Gouldian Finch) berasal dari Australia dan merupakan anggota dari keluarga finch, yang juga termasuk burung gagak, cross bill dan finch emas.
Burung Gouldian Finch memiliki habitat di padang savana di daerah utara Australia. Saat musim panas, burung Gouldian Finch melindungi diri mereka dari sinar matahari dengan cara berteduh di bawah dahan pohon eucalyptus. Makanan mereka terdiri dari berbagai macam biji-bijian, tanaman dan batuan garam. Mereka menghasilkan empat hingga enam telur pada setiap masa kawin, Anda harus menyiapkan kandang yang memadai jika menjadikan hewan ini sebagai hewan peliharaan. Mereka mengeluarkan telur satu setiap 24 jam. Anak burung dengan bulu yang lengkap akan muncul setelah 22 hari.
Seorang naturalis John Gould dan istrinya yang seorang artis adalah orang pertama yang menemukan burung Gouldian Finch ketika sedang menjelajahi Australia antara 1838-1840. Istrinya meninggal ketika mereka kembali ke Inggris, dan Gould menganugerahkan nama burung itu dengan nama yang menurutnya adalah yang paling cantik: Lady Gouldian Finch (Amandina Gouldian). Pada tahun 1887, burung finch kepala hitam dan merah pertama diimpor ke Inggris dimana hal ini menimbulkan sensasi.
Ketika pendiri perusahaan ViewSonic James Chu memutuskan untuk membangun dan memasarkan monitor komputer, dia menyadari perlunya membangun citra merek yang kuat – yang akan menggambarkan kualitas dan nilai yang superior. Dia pun memahami keunggulan membuat sebuah visual yang berbeda, menarik perhatian sehingga dapat dengan cepat mengkomunikasikan beberapa atribut seperti warna yang cemerlang dan resolusi yang tajam. Dia percaya bahwa memiliki tampilan yang indah adalah penting untuk sebuah monitor, karena mereka adalah komponen personal komputer yang paling terlihat.
Bekerja dengan penasihat pemasaran yang dipercaya, Chu mulai mencari sebuah logo atau simbol yang melambangkan tujuan ini selain pula menggambarkan kemudahan penggunaan dan kenyamanan.
Tiga burung yang membentuk logo ViewSonic telah menjadi sebuah simbol kesempurnaan yang dikenal dengan baik. ViewSonic mencoba untuk terus menerus memastikan bahwa pelanggan di seluruh dunia mengasosiasikannya dengan atribut yang merupakan karakter dari perusahaan – kualitas yang superior, indah, warna cemerlang, mengundang kehangatan dan mudah digunakan.
Burung ini telah menjadi simbol dari ViewSonic dan kami memiliki simpati khusus terhadap mereka. Kami telah menjadi sponsor dari program adopsi burung Lady Gouldian.com. untuk mengadopsi satu dari burung indah ini atau untuk mengetahui lebih jauh.