BAJING DAN TUPAI
Siapa yang tidak kenal dengan Bajing dan Tupai, hampir semua mengenalnya, meskipun banyak orang yang menganggapnya sebagai binatang yang sama. Bajing dan Tupai adalah dua jenis hewan yang berbeda walaupun dari kedua jenis binatang tersebut sama-sama pintar dan hebat, sehingga orang Indonesia sering menggunkan istilah dari kata bajing dan tupai. Bajing dan Tupai memiliki perbedaan, Tupai sepintas mirip dengan bajing, tetapi berbeda anatomi dan perilakunya. Tupai mempunyai moncong sangat panjang (bagian muka, mulut dan hidung) sedangkan tidak demikian dengan bajing yang pada bagian mulut dan hidungnya relatif agak rata.
Bajing merupakan mamalia pengerat (ordo Rodentia) dari suku (famili) Sciuridae yang dalam bahasa Inggris disebut squirrel. Sedangkan Tupai berasal dari famili Tupaiidae dan Ptilocercidae yang dalam bahasa Inggris disebut treeshrew. Secara ilmiah (ilmu biologi), Bajing berbeda dengan Tupai, bahkan sangat jauh kekerabatannya.
Dalam hal makanannya pun berbeda. Bajing merupakan binatang pengerat yang memakan buah-buahan sedangkan Tupai merupakan binatang pemakan serangga.
Tupai
Tupai adalah segolongan mamalia kecil yang mirip, dan kerap dikelirukan, dengan bajing. Secara ilmiah, tupai tidak sama dan jauh kekerabatannya dari keluarga bajing. Tupai adalah pemangsa serangga, dan dahulu dimasukkan ke dalam bangsa insektivora (pemakan serangga) bersama-sama dengan cerurut, sedangkan bajing dan bajing terbang termasuk bangsa Rodentia (hewan pengerat) bersama-sama dengan tikus.
Dalam bahasa Inggris, tupai disebut treeshrew, yang arti harfiahnya cerurut pohon (tree pohon, shrew cerurut) meskipun tidak semuanya hidup di pohon (arboreal).
Tupai memiliki otak yang relatif besar. Rasio besar otak berbanding besar tubuh pada tupai adalah yang terbesar pada makhluk hidup, bahkan mengalahkan manusia.
Tupai sebelumnya diklasifikasiskan sebagai primata dan insectivora, tetapi sekarang diperlakukan sebagai suku tersendiri, dan sebagian zoologiwan dikelompokkan sebagai suku tersendiri, Scandentia. Ke-8 jenis Tupaia yang terdapat dipulau Kalimantan sangat mirip satu sama lain, tetapi biasanya dapat dibedakan dengan pengamatan yang hati-hati terhadap pola warna dan ukuranya. Bajing-Tanah moncong-runcing Rhiosciurus laticaudatus kadang bila terlihat dari jauh mirip seekor tupai, tetapi dapat dibedakan dari ekornya yang lebih pendek, tubuh bagian bawah lebih pucat dan jika ditangkap jari kaki depan akan mengalami perubahan dan gigi yang sangat berbeda. Anggota suku tupaidae lainya adalah tupai ekor sikat, yang sepintas berbeda dari tupaia dan merupakan satu-satunya anggotasuku yang norkturnal, dan tupai ekor kecil yaitu ras yang terdapat di pegunungan dan ekornya panjang serta kurus.
Tupai pernah dipisahkan dari cerurut dan tikus bulan yang tetap berada dalam bangsa Insectivora, dan dipindahkan ke dalam bangsa Primata yang beranggotakan kukang, singapuar, monyet dan kera. Pemindahan ini karena kemiripan internal tupai dengan bangsa monyet itu, sehingga dianggap sebagai golongan primata awal.
Namun menurut pendapat terbaru berdasarkan kajian kekerabatan molekuler (molecular phylogeny), kini tupai digolongkan tersendiri ke dalam bangsa Scandentia; yang bersama-sama dengan kubung (bangsa Dermoptera) dan bangsa Primata di atas, menyusun kelompok hewan yang disebut Euarchonta. Gambaran cabang-cabang kekerabatan tersebut adalah sebagai berikut:
Euarchontoglires
|–Glires
| |–hewan pengerat (Rodentia), termasuk bajing.
| |–kelinci dan terwelu (Lagomorpha)
–Euarchonta
|–tupai (Scandentia)
–N.N.
|–kubung (Dermoptera)
–N.N.
|–Plesiadapiformes (telah punah)
–primata (Primata)
Scandentia terdiri dari dua suku yakni Tupaiidae dan Ptilocercidae. Pendapat lain (misalnya Corbet dan Hill, 1992) menyebutkan bahwa bangsa ini terdiri dari suku tunggal Tupaiidae, dengan dua anak suku: Tupaiinae dan Ptilocercinae. Ptilocercidae berisikan satu marga dan satu spesies saja, yakni tupai ekor-sikat Ptilocercus lowii. Sedangkan Tupaiidae memiliki 4 marga dan 19 spesies.
Pulau Kalimantan (Borneo) kemungkinan merupakan pusat keragaman jenis-jenis tupai, mengingat sebelas (12 jika Palawan dimasukkan) dari 20 spesies tupai di dunia dijumpai di sana. Rincian jenis dan penyebarannya adalah sebagai berikut:
• ORDO SCANDENTIA
Suku Tupaiidae
Genus Anathana
Tupai madras (Anathana ellioti). Menyebar di anak benua India.
Genus Dendrogale
Tupai ekor-kecil indochina (Dendrogale murina) Kamboja, Vietnam selatan, Thailand timur.
Tupai ekor-kecil (Dendrogale melanura). Terbatas di Sarawak bagian utara.
Genus Tupaia
Tupai indochina (Tupaia belangeri). Assam, Bangladesh, Burma, Tiongkok selatan, Thailand, Indochina, Hainan.
Tupai mentawai (Tupaia chrysogaster). Kepulauan Mentawai.
Tupai bergaris (Tupaia dorsalis). Borneo.
Tupai akar (Tupaia glis). Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa dan Borneo.
Tupai ramping (Tupaia gracilis). Borneo, Karimata, Bangka dan Belitung.
Tupai kekes (Tupaia javanica). Sumatra, Nias, Jawa dan Bali.
Tupai kaki-panjang (Tupaia longipes). Sarawak.
Tupai kecil (Tupaia minor). Semenanjung Malaya, Sumatra, Borneo, dan beberapa pulau seperti Singkep dan Pulau Laut.
Tupai kalamian (Tupaia moellendorffi). Pulau Calamian, Filipina.
Tupai gunung (Tupaia montana). Terbatas di pegunungan di Sarawak.
Tupai nikobar (Tupaia nicobarica). Terbatas di Kepulauan Nikobar.
Tupai palawan (Tupaia palawanensis). Terbatas di Palawan, Filipina.
Tupai tercat (Tupaia picta). Terbatas di Sarawak.
Tupai indah (Tupaia splendidula). Borneo bagian selatan, Karimata, Natuna, dan Pulau Laut.
Tupai tanah (Tupaia tana). Sumatra dan Borneo.
Genus Urogale
Tupai mindanao (Urogale evereti). Terbatas di Mindanao dan pulau-pulau sekitarnya, Filipina.
o Suku Ptilocercidae
Genus Ptilocercus
Tupai ekor-sikat, Ptilocercus lowii. Semenanjung Malaya, Sumatra, Borneo dan pulau-pulau di sekitarnya.
Bajing
Bajing memiliki moncong yang tidak terlalu panjang seperti halnya tupai, bagian muka (mulut dan hidung) relati agak rata atau datar. Bajing memiliki 2 famili atau 2 anak suku antara lain, famili dari Sciuridae (Bajing pohon dan Bajing tanah) dengan jumlah 20 spesies dan famili dari Ptromydae (Bajing terbang) dengan jumlah 14 spesies.
Kerajaan (Kingdom) : Animalia
Dunia (Phyllum) : Chordata
Anak Dunia (Sub Phyllum) : Vertebrata
Kelas (Clasis) : Mamalia
Bangsa (Ordo) : Scandentia ( 2 famili, 34 spesies)
A. Famili Scuiridae
Sebagian bajing ini hidup pada lapisan bawah tanah (teresterial) dan sebagian ada yang hidup di poho (arboreal). Beberapa bajing terlihat sangat mirip, tetapi biasanya dapat diidentifikasi memalui perbedaan pola warna jika binatang ini terlihat jelas. Namun konisi yang ideal jarang sekali, dan banyak bajing tanah hanya terlihat sepintas dalam cahaya yang suram, sedangkan bajing pohon sering tersamar oleh dedaunan atau seperti bayanga di langit. Tropong (Binokular) sangat membantu untuk melihat bajing, dan ada jenis tertentu, kecuali jelarang dan bajing kerdil, cukup mudah diperangkap dalam kandang perangkap untuk diamati lebih dekat. Bajing tanah moncong runcing Rhinosciurus laticaudatus mungkin dari jauh tampak seperti seekor Tupaia karena moncongnya yang meruuncing, tetapi dapat dibedakan dari ekornya yang lebat dan lebih pendek.
B. Famili Pteromydae
Bajing ini dapat terbang (melayang dari atas ke bawah), walaupun tidak dapat benar-benar terbang seperti kelelawar, jenis ini mempunyai membaran diantara kaki depan dan belakang yang memungkinkan melayang jauh diantara pepohonan. Tidak seperti Kubung Malaya , yang juga melayang , ekor bajing terbang tidak terselubung oleh membran.
Bajing terbang kebanyakan norkturnal, dan lebih aktif diantara pepohonan, sehingga binatnag ini sangat sulit dilihat. Bajing terang yang lebih besar terutama aktif pada sore hari. Jika cahaya cukup atau lampu kepala dan lampu sorot yang kuat tersedia, keempat jenis terbesar biasanya dapat dibedakan, terutama dengan binokular. Walaupun demikian, bajing-bajing yang terbang berukuran kecil sampai dengan sedang kelihatan sangat mirip, terutama bajing terbang pipi jingga, bajing terbang pipi kelabu, dan bajing terbang pipi merah sulit diidentifikasi. Pada spesimen musium Petinomys yang lebih kecil dapat dibedakan dengan hylopetes melalui bentu tengkorak. Bajing terbang memiliki ujung ekor putih yang dapat digunakan sebagai ciri pembeda.
Bajing terbang kecil kadang dapat ditangkap dengan jaring kabut pada malam hari, tetapi biasanya ditangkap hanya dengan mencari lubang sarang terlebih dahulu pada batang pohon. Sejumlah besar bajing terbang yang ditangkap dengan cara ini adalah anakan dan sulit untuk diidentifikasi.
Ordo Family Scientific Name Indonesia Name
Scandentia
1 Sciuridae
1 Ratufa affinis Jelarang Bilalang
2 Callosciurrus prevostii Bajing Tiga Warna
3 Callosciurrus baluensis Bajing Kinabalu
4 Callosciurrus notatus Bajing Kelapa
5 Callosciurrus adamsi Bajing Telinga Botol
6 Callosciurrus orestes Bajing Kelabu
7 Sundasciurus hippurus Bajing Ekor Kuda
8 Sundasciurus lowii Bajing Ekor Pendek
9 Sundasciurus tenuis Bajing Bancirot
10 Sundasciurus jentinki Bajing Jentink
11 Sundasciurus brookei Bajing Brooke
12 Glyphotes simus Bajing Kerdil Perut Merah
13 Lariscus insignis Bajing Tanah Bergaris Tiga
14 Lariscus hosei Bajing Tanah Bergaris Empat
15 Dremomys everetii Bajing Gunnung
16 Rhinosciurus laticaudatus Bajing Tanah Moncong Runcing
17 Nannosciurus melanotis Bajing Kerdil Telingan Hitam
18 Exilisciurus exilis Bajing Kerdil Dataran Rendah
19 Exilisciurus whiteheady Bajing Kerdil Telinga Kuncung
20 Rheithrosciurus macrotis Bajing Tanah Ekor Tegak
2 Pteromydae
1 Petaurillus hosei Bajing Terbang Hose
2 Petaurillus emiliae Bajing Terbang Emili
3 Lomys horsfield Bajing Terbang Ekor Merah
4 Aeromys tephromelas Bajing Terbang Hitam
5 Aeromys thomasi Bajing Terbang Coklat Merah
6 Petinomys hageni Bajing Terbang Kepala Tengguli
7 Petinomys genibarbis Bajing Terbang Berjambang
8 Petinomys setosus Bajing Terbang Dada Putih
9 Petinomys vordermanni Bajing Terbang Pipi Jingga
10 Hylopetes lepidus Bajing Terbang Pipi Kelabu
11 Hylopetes spadiceus Bajing Terbang Pipi Merah
12 Pteromyscus pulverulentus Bajing Terbang Berbedak
13 Petaurista petaurista Bajing Terbang Rakasasa Merah
14 Petaurista elegans Bajing Terbang Totol