TERNAK LELE DUMBO

 TERNAK LELE DUMBO
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.

Secara ilmiah lele terdiri dari banyak sepesies. Sehingga tidak mengherankan pula apabila lele di nusantara mempunyai banyak nama daerah. Ikan-ikan marga Claries ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang menyatu dengan sirip ekor. Ikan lele bersifat natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin dan tidak bersisik tidak bisa terkena panas matahari yang berlebihan. Lele dibagi menjadi dua yaitu lele local dan lele dumbo. Lele dumbo memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan lele lokal. 
Lele berkembang biak dengan telur, pembuahan terjadi diluar tubuh induknya atau didalam air (pembiakan eksternal). Pada sisi tubuh terdapat gurat sisi yang memanjang dari belakang tutup insang sampai ekor. Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui tekanan air. 
Pada ikan lele di Indonesia dikenal adanya 3 variasi warna tubuhnya, ialah : (TERNAK IKAN LELE DUMBO)
· Hitam agak kelabu (gelap), ini yang paling umum
· Bulai (putih), dan
· Merah
Biasanya lele yang berwarna putih dan merah dipelihara sebagai ikan hias. Ikan lele juga memiliki labirin yang membantu dalam proses pernafasan ketika berada di daerah yang berlumpur.
Sifat Biologis (Tingkah Laku)
Selain sosoknya yang berbeda, lele lokal dan lele dumbo ternyata juga memiliki perilaku yang berlainan. Perilaku yang boleh dibilang sama hanyalah sifat aktifnya pada malam hari. Sifat-sifat lele lokal diantaranya ; gerakannya tidak terlalu agresif, patilnya mengandung racun, warna kulitnya berubah menjadi hitam jika terkejut atau stres, dan dapat membuat lubang di kolam atau pematang. Sebaliknya perilaku lele dumbo diantaranya ; gerakanya lele dumbo lebih agresif, patilnya tidak beracun, warnanya berubah menjadi bercak-bercak hitam/putih jika stress dan tidak merusak pematang. (TERNAK IKAN LELE DUMBO)
PEMILIHAN LOKASI TERNAK LELE DUMBO
Dalam pembesaran ikan lele, pekarangan rumah yang sempit saja sudah bisa untuk memelihara. Lele tidak perlu kolam yang terlalu besar, karena ikan lele tahan terhadap kepadatan yang tinggi. Dalam 1 m2 kolam bisa diisi 7 – 10 ekor ikan. Kolam dengan ukuran 2 X 3 m2 pun sudah layak digunakan. Semakin kecil kolam, maka pengontrolannya semakin gampang.
 
Kolam bisa dibuat dari tanah atau semen. Namun lebih dianjurkan menggunakan kolam yang terbuat dari tanah, karena bisa dipupuk. Pemupukan ini menyebabkan tumbuhnya aneka pakan sehingga persediaan pakan alamiah akan terpenuhi. Kolam disemen tidak bisa dipupuk. Konsekuensinya, pakan buatan yang diberikan harus banyak, sehingga ongkos pakan menjadi mahal. Kolam pembesaran lele dibuat dengan kedalaman 1m, ketinggian air di dasar kolam 0,75 m. dibagian atas dipasang pipa pemasukan air. Guna mengatur ketinggian air, dipasang pipa pelimpar yang bisa ditegakkan, dimiringkan atau dirobohkan. Jika kolam akan dikeringkan , pipa goyang tersebut harus direbahkan sehingga air dapat keluar secara total lewat saluran pembuangan. Pipa goyang tersebut terbuat dari paralon (PVC) dengan diameter 2-4 inci atau 5-10 cm. sambungan pipa dibuat dengan konstribusi khusus agar pipa dapat diputar keberbagai arah. (TERNAK IKAN LELE DUMBO)
PEMELIHARAAN IKAN LELE
CARA TERNAK LELE
a. Bibit Ikan Lele
Bibit ikan lele yang digunakan yaitu berukuran 7 X 10 cm dan berumur 50 hari. Penebarannya sesuai dengan ukuran kolam yang disediakan. (TERNAK IKAN LELE DUMBO)
b. Kolam ikan lele
Jumlah total kolam pembesaran yang digunakan oleh bapak Dian adalah sebanyak 6 kolam, masing-masing kolam berukuran dan berisi 8-12 ribu bibit ikan. Kolam bisa dibuat dari tanah / semen, namun lebih dianjurkan menggunakan kolam yang terbuat dari tanah karena bisa dipupuk. Pemupukan ini menyebabkan tumbuhnya aneka pakan, sehingga ketersediaan pakan alami terpenuhi.
KUALITAS AIR
Kualitas air juga dipengaruhi oleh padat penebaran lele. Semakin padat penebarannya maka kualitas air semakin menurun karena kotoran dan sisi makanan yang tertinggal dalam kolam semakin banyak. Kondisi seperti ini akan menghambat pertumbuhan lele, karena kotoran yang tertinggal dapat berubah menjadi gas amonia yang merugikan lele. Karena itu dapat penebaran ideal yang disarankan adalah antara 10 – 50 ekor per m2, dan pergantian air harus sering dilakukan. Lama pemeliaharaan di kolam pembesaran hingga mencapai ukuran 200 – 250 gram adalah 4-5 bulan. (TERNAK IKAN LELE DUMBO)
Air yang terbaik bagi perkembangan lele berasal dari sumur pompa, sungai atau irigasi yang tidak tercemari zat-zat kimia. Sebaiknya hindari penggunaan air PAM karena mengandung kaporit. (TERNAK IKAN LELE DUMBO)
c. Pakan ikan lele
Pakan alami ikan lele ialah binatang-binatang renik, seperti kutu-kutu air, cacing, larva (jentik-jentik serangga), siput kecil dan lainnya. Ikan lele juga memakan sisa-sisa benda yang membusuk dan kotoran manusia. Ada juga pakan buatan baik jenis apung ataupun tenggelam.
(TERNAK IKAN LELE DUMBO)

TERNAK KAMBING

TERNAK KAMBING

 

1.     Keutamaan Beternak Kambing

Ternak kambing adalah sala satu jenis ternak yang paling diminati di Indonesia. Hal ini disebabkan karena ternak kambing ini mempunyai beberapa keunggulan antara lain:

–          Produk daging dan susu ternak kambing mempunyai kualitas tinggi dibanding ternak lainnya
–          Ternak kambing mempunyai kaitan yang sangat erat dengan nilai budaya dan spiritual
–          Ternak kambing bisa beradaptasi pada berbagai kondisi ekologis di seluruh tanah air

Permintaan ternak kambing ini cukup tinggi, namun masih sulit dipenuhi oleh persediaan populasi ternak kambing yang ada. Oleh sebab itu, usaha ternak kambing mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan, baik sebagai usaha pokok maupun sebagai usaha sampingan


Usaha ternak kambing mempunyai beberapa keunggulan antara lain
–          Usaha ternak kambing tidak membutuh kan modal besar jika dibandingkan dengan usaha ternak ruminansia lainnya
–          Perkembangbiakannya cepat karena bisa melahirkan lebih dari 1 ekor/kelahiran dan bisa melahirkan anak 2 kali/tahun
–          Bisa menjadi tabungan karena sewaktu-waktu bisa dijual jika membutuhkan uang
–          Usaha ternak kambing ini bisa dilakukan oleh seluruh anggota keluarga termasuk ibu-ibu dan anak-anak
–          Tidak membutuhkan teknologi tinggi seperti penyediaan kulkas untuk penyimpanan daging, karena daging dari seekor kambing bisa dikonsumsi oleh 1 atau lebih keluarga sehingga tidak memerlukan pengawetan daging.
Dengan keunggulan-keunggulan ini lah, maka ternak kambing sering dijuluki dengan “sapinya orang miskin” hehe.
Oleh sebab itu, ternak kambing disamping dapat meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat, juga dapat meningkatkan pendapatan petani melalui budidaya ternak kambing tersebut. Sebagai gambaran seekor induk kambing dapat melahirkan anak rata-rata 3 ekor/tahun. Jika harga perekor sekitar Rp. 750.000, maka seekor induk kambing dapat menghasilkan Rp. 2.250.000/tahun. Jika satu keluarga petani dapat memelihara 5 ekor kambing sebagai usaha sampingan, maka keluarga tersebut dapat memperoleh penghasilan sekitar Rp. 11jt/tahun. Pendapatan lain yang mereka bisa peroleh adalah pupuk kompos dari kotoran kambing yang kualitasnya lebih baik dari kotoran ternak-ternak lainnya.

 

2.     Pemeliharaan Ternak kambing
a.      Pemilihan ternak kambing
Langkah pertama adalah menentukan jenis kambing yang akan dipelihara tipe daging atau tipe perah. Untuk tipe daging ada beberapa bangsa kambing yakni ternak kambing Kacang, ternak kambing Peranakan Ettawa, ternak kambing Jawarandu dan lain-lain. Tipe susu antara lain ternak kambing Saanen dan ternak kambing Toggenburg. Setelah menentukan jenis ternak kambing yang akan dipelihara, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kambing yang termasuk bibit unggul dengan kriteria dengan umunnya:
–          Pertumbuhan ternak kambing sesuai dengan umurnya
–          Bentuk tubuh yang seimbang
–          Telah diketahui sifat baiknya
–          Pandai mengasuh anak waktu melahirkan
–          Dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar
–          Menyukai aneka ragam bahan makanan
b.     Kandang kambing
Kandang kambing mempunyai fungsi sebagai berikut:
–          Sebagai tempat bernaung dan berlindung sehingga bisa terhindar dari hujan, panas, angin dan kedinginan di malam hari serta terhindar dari binatang pemangsa
–          Tempat yang aman untuk melahirkan dan memelihara anaknya
–          Tempat terjadinya pemacekan
–          Memudahkan untuk melakukan pengawasan mengenai penyakit, makan dan reproduksi.

Untuk mendirikan kandang kambing, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1.       Luas kandang: Untuk seekor kambing jantan memerlukan kandang seluas 1 x 1,5m. Untuk betina seluas 0,8 x 1,5m. Untuk betina yang mempunyai anak luas kandang sama dengan kandang jantan. Untuk kandang kambing betina yang menampung 10 ekor betina bercampur dengan jantan maka luas kandang 1,5 x 6 atau 1,5 x 7,5m
2.       Lantai kandang kambing: Sebaiknya lantai kandang dibuat paling kurang 50cm dari tanah untuk menghindari bay yang bisa mengganggu kesehatan kambing. Baha lantai terdiri dari bahan yang tahan terhadap air kencing kambing. Bahan tersebut dipasang dengan jarak 1 – 1,5 cm agar kotoran dan urine kambing bisa langsung jatuh kebawah
3.       Dinding kandang kambing: Untuk menghindari angin kencang yang mengganggu kambing, maka perlu dibuat dinding yang tertutup. Dibagian depan kandang disediakan tempat makan sehingga ada lobangyang memungkinkan kepala kambing keluar untuk makan dan minum. Pintu keluar masuknya kambing biasanya dipasang di bagian belakang kandang. Bagi daerah yang panas, sebaiknya kandang dilengkapi dengan fentilasi agar kambing tidak kena cekaman panas
4.       Tempat makanan dan minuman: Sebaiknya diletak ditempat yang tidak mudah kena matahari atau hujan. Ukurannya disesuaikan dengan ukuran kandang dan jenis makanan yang akan digunakan. Sebagai patokan bisa dibuat tempat makanan dengan ukuran: lebar bagian dasar 25cm, biagian atas 35 – 40 cm, dalam rak 50cm
5.       Atap: Perlu diusahakan agar atap kandang tidak bocor. Bagi daerah yang udaranya panas, sebaiknya atap terdiri dari bahan yang bisa menahan panas matahari, misal nya atap rumbia dan alang-alang

c.      Pakan kambing
Ternak kambing termasuk kelompok ternak ruminansia atau memamah biak atau mempunyai perut ganda. Karena itulah makanan utama kambing adalah tanaman/ rumput hijau. Namun demikian pakan kambing juga bisa memakan daun atau rumput yang sudah kering dan berbagai limbah pertanian lainnya, seperti dedak dan jerami. Oleh karena itu, kambing bisa beradaptasi pada daerah yang gersang

Ada berbagai jenis tanaman yang bsia digunakan sebagai pakan kambing antara lain:
–          Rumput: Kalanjono, Benta, benggala dll.
–          Kacang-kacangan: Lamtoro, turi, kacang tanah dan kedelei
–          Daun pepohonan: Waru, ketela pohon pisang dan nangka
Seekor kambing biasanya mengkonsumsi 6 kg hijauan. Jika menggunakan rumput kering,   perlu ditambahkan konsentrat sekitar 10-20% yang terdiri dari dedap, bungkil dan mineral. Kambing yang sedang menyusui perlu tambahan konsentrat.

d.     Penyakit pada kambing
Munculnya penyakit pada kambing bisa dicegah melalui:
–      Menjaga kebersihan kandang. Hindari kondisi lembab dan basah
–      Usahakan sinar matahari pagi bisa masuk dalam kandang
–      Upayakan agar terjadi pertukaran udara dalam kandang
–      Siapkan makanan dalam jumlah banyak dan kualitas yang cukup

Penyakit-penyakit yang biasa menyerang kambing adalah:
–          Erityhm cotagiosa (orf): Penyakit yang disebabkan oleh virus dengan tanda-tanda luka di bagian bibir kambing. Penyakit ini cepat sekali menyebar. Pencegahannya dengan cara memberi obat-obat luka, seperti Yodium tincture
–          Scabies atau Kurap: Penyakit ini disebabkan oleh parasit dengan tanda-tanda timbulnya totol-totol warna merah pada kulit. Kalau diraba kulit seakan-akan tambah tebal. Bulu rontok, kulit bersisik dan keropak. Nafsu makan kurang, ternak jadi kurus dan berakhir dengan kematian. Pencegahan penyakit ini bisa dilakukan dengan menggunakan ramuan serbuk belerang, kunyit dan minyak kelapa. Bisa juga menggunakan patent seperti asumtol
–          Penyakit cacing: Disebabkan oleh adanya infeksi cacing seperti gejala: badan kurus, lesu, lemah, letih, selaput mata pucat, perut besar, bulu kusut, kepala menunduk. Pengobatan bisa digunakan adalah antibiotik dan piperazine
–          Pneumonia: Penyakit Pernapasan. Pencegahan bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan kandang dan kebersihan kandang kambing
–          Bloat: Penyakit ini biasanya terjadi jika kambing makan rumput yang masih basah. Penyakit ini ditandai dengan perut sebelah kiri gembung, punggung membungkuk, pernapasan meningkat. Pencegahan dapat dilakukan dengan mengeluarkan udara dengan cara menekan perut. Juga dapat diberi norit

e.     Pemeliharaan kambing jantan
Untuk memperoleh kambing penjantan yang prima dalam hal melayani betina, maka:
–          Letakkan kambing pejantan dalam kandang sendiri diantara betina
–          Beri gerakan bebas. Kadang-kadang keluarkan dari kandang
–          Bersihkan badannya untuk menjaga kesehatan
–          Beri makanan yang berkualitas tinggi
–          Kandang diusahakan sebersih mungkin
–          Umur kambing jantan yang bagus setelah ternak kambing jantan berumur lebih dari 2 tahun
–          Dalam satu tahun, seekor kambing pejantan hanya boleh melayani betina 25-50 ekor.

f.     Pemeliharaan Betina
Induk kambing memerlukan perawatan yang baik, khususnya jika induk kambing tersebut dalam keadaan bunting tua.
–          Makanan harus diperhatikan kualitas dan kuantitasnya
–          Harus dilatih menuju kandang peranakan
–          Jika menjelang kelahiran makanan induk tersebut dimasukkan ke kandang
–          Kandang untuk beranak harus dipisahkan dari kandang lainnya
–          Lantai kandang sebaiknya diberi jerami

Bila induk kambing tersebut mendekati proses kelahiran maka dapat dilihat:
–          Puting bila diperah akan keluar cairan putih
–          Gelisah dan suka mencakar-cakar tanah
–          Suka mengembik
–          Dari vulva keluar lendir yang transparan

 

3.     Pengembangbiakan Ternak Kambing

Untuk bisa memperoleh keuntungan dari beternak kambing, hal yang juga perlu diperhatikan adalah pengembangbiakkan. Untuk memperoleh hasil yang optimal dari proses ini perlu adanya pengetahuan tentang:

a.       Masa pubertas: Kambing dikawinkan bilamana telah mencapai umur pubertas yakni 1 tahun baik pada jantan maupun pada betina. Umur 5-6 tahun, kemampuan bereproduksi sudah mulai menurun
b.      Masa berahi kambing: Perkawinan bagi seekor  ternak kambing betina hanya bisa terjadi bilamana hewan betina sedang dalam keadaan berahi. Tanda-tanda yang bisa dilihat jika betina dalam keadaan sedang berahi adalah:
–          Diam bila dinaiki si jantan, gelisah, nafsu makan berkurang, sering mengembik, vulva membengkak dan mengeluarkan lendir jernih.
–          Berahi ini hanya berlangsung sekitar 24-36 jam. Perkawinan juga bisa dengan tehnik inseminasi buatan (IB). Ternak yang sudah dikawini oleh pejantan akan mengalami kebuntingan selama 21 minggu (sekitar 145 hari)

TERNAK KERBAU

TERNAK KERBAU
1. Keutamaan Beternak Kerbau
 Ternak kerbau, seperti pada sapi, mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena ternak ini mempunyai beberapa fungsi antara lain:
          Sebagai sumber protein hewani (daging dan susu) yang bernilai ekonomis tinggi
          Sebagai sumber tenaga kerja
          Sebagai alat transportasi
          Sumber pupuk kandang
          Sebagai tabungan yang sewaktu-waktu bisa dijual
          Sebagai sumber baha baku industri, misalnya kulit dan tanduk
          Sebagai hewan yang di butuh kan dalam upacara keagamaan
 Melihat fungsinya yang begitu besar, maka sepatutnya ternak kerbau ini medapat perhatian supaya populasinya tetap terjaga. Dewasa ini populasi kerbau cenderung menurun dari tahun ke tahun.
Ada beberapa kelompok bangsa kerbau yang dapat ditemukan di Indonesia. Bentuknya berbeda satu sama lain. Sebagai contoh di Toraja Sul-Sel ditemukan kerjau Belang. Ada beberapa bangsa kerbau yang terkenal antara lain: kerbau Murrah, kerbau, Surti, kerbau Nili, kerbau Jaffarabadi, kerbau Mehsana dan kerbau Nagpuri.
Memelihara kerbau termasuk usaha tani yang cukup menguntungkan. Sebagai ilustrasi, petani yang mempunyai 2 ekor kerbau mampu menyelesaikan 2 ha lahan sawah. Dengan demikian bisa menggantikan biaya traktor sekitar Rp. 1 juta/musim tanam. Jika bisa diperoleh anak 1 ekor/tahun maka bisa didapat sekitar Rp. 10 juta/tahun. Keuntungan lain adalah dari fesesnya. Dua ekor kerbau bisa menghasilkan 20 kg feses. Kalau feses ini diolah menjadi biogas, maka dalam 1 bulan bisa menggantikan fungsi minyak tanah sekitar 15 liter. Kalau diolah langsung menjadi pupuk kandang bisa diperoleh sekitar Rp. 10.000/hari (pupuk kandang Rp. 500/kg).
2. Pemeliharaan Ternak Kerbau
a.      Pemilihan ternak
Langkah pertama adalah menentukan jenis kerbau yang akan dipelihara. Hal ini di sesuaikan dengan tujuan pemeliharaan, apakah untuk tenaga kerja, untuk dipotong atau untuk di tabung. Setelah menentukan jenis kerbau yang akan dipelihara, maka langkah selanjutnya adalah menentukan kerbau yang termasuk bibit unggul dengan kriteria sebagai berikut:
          Pertumbuhan kerbau sesuai umurnya
          Bentuk tubuh yang seimbang
          Telah diketahui sifat baiknya
          Pandai mengasuh anak waktu melahirkan
          Dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
b.     Kandang
Pada daerah yang padang rumputnya masih cukup luas, kerbau masih bisa dipelihara secara ekstensif (dibiarkan berkeliaran di padang rumput mencari pakan sendiri tanpa diberi fasilitas kangdang). Kerbau-kerbau tersebut dikandangkan hanya pada musim membajak sawah. Ada juga yang memelihara secara semi instensif, dilepas disiang hari dan dikandangkan di malam hari. Namun bagi daerah yang lahan untuk ternak sudah sangat terbatas, fungsi kandang sangat penting untuk memudahkan pemeliharaan tanpa menggangu kepentingan manusia. Kerbau membutuhkan kandang yang sangat sederhana di banding dengan kandang sapi. Persyaratan kandang kerbau terbuat dari:
        Kandang kerbau terbuat dari bahan-bahan yang murah tapi kuat
   Kandang kerbau pada umunya tidak memerlukan atap seperti sapi atau kambing, atap dibutuhkan hanya untuk melindungi ternak kerbau dari sinar matahari
       Ternak Kerbau termasuk ternak yang membutuhkan air, jadi biasanya disamping kandang perlu dibuatkan kubangan yang sewaktu-waktu kerbau masuk untuk berkubang
          Mengingat kondisi udara di Indonesia yang panas, maka dinding kandang tidak perlu rapat, sehingga udara bisa masuk lebih banyak.
          Kebutuhan luasan kandang bagi ternak kerbau kurang lebih sama dengan sapi yakni sekitar 12m2 /ekor
c.      Pakan
Pemberian pakan pada kerbau disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan dan ukuran tubuhnya. Kebutuhan pakan kerbau dengan berat badan sekitar 500kg, untuk hidup pokok membutuhkan 7-9kg bahan kering. Bagi ternak kerbau yang bekerja perlu ditambahkan sekitar 1/3 hari dari kebutuhan pokonya. Penambahan yang sama bahkan lebih dari induk yang sedang menyusui. Dalam kondisi kerbau tidak bekerja, mereka biasanya dibiarkan merumput sendiri dipinggir sungai, dipinggir jalan atau pematang sawah. Kecuali dalam kondisi perlu diberikan dalam kandang malam hari.
d.     Penyakit
Penjagaan kesehatan perlu dilakukan sama halnya pada sapi. Kerbau biasanya lebih rentan kena penyakit dibanding dengan sapi, walaupun biasanya kerbau tidak menunjukan tanda-tanda penyakit. Untuk mencegah terjadinya penyakit maka perlu langkah-langkah:
          Bila hendak memasukkan kerbau baru kedalam kelompok yang ada, pilihlah kerbau yang sehat
          Pisahkan kerbau yang dicurigai sakit
          Adakan testing regular terhadap penyakit-penyakit tertentu seperti  brucellious
          Adakan program vaksinasi
          Adakan inspeksi terhadap pealatan kandang secara teratur
          Luka-luka segera diobati
          Lakukan penyemprotan terhadap parasit eksternal
3. Pengembangbiakan Ternak Kerbau
Unsur yang perlu diperhatikan adalah pengembangbiakan untuk menjaga populasi ternak kerbau ini tidak menurun. Kerbau biasanya hidup berkelompok, sehingga pengaturan perkawinan bukan lah hal yang terlalu sulit. Ternak kerbau  yang berahi dikawini oleh pejantan yang berkuasa dikelompok itu. Pejantan yang berkuasa biasanya yang tubuhnya lebih besar. Walaupun sulit diatur, betina sebaiknya dikawinkan pertama kali pada umur 2,5-4 tahun.
Dewasa ini tehnik inseminasi buatan mudah mulai dilakukan pada ternak kerbau, walaupun belum sepesat pada sapi. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang berahi perlu untuk diketahui. Siklus berahi pada kerbau sekitar 21-24 hari, lama berahi 1,5hari dan umumnya terjadi pada malam hari. Lama bunting kerbau 310 hari. Tanda-tanda berahi kerbau pada umumnya sama dengan yang pada sapi. Waktu inseminasi juga kurang lebih sama dengan sapi yakni, sapi yang berahi di pagi hari akan di IB di sore hari, yang berahi sore atau malam hari akan di IB pagi hari ke esokan harinya.

TERNAK SAPI POTONG

TERNAK SAPI POTONG

 

Keutamaan Beternak Sapi Potong/ Daging

Ternak sapi potong mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena ternak sapi mempunyai beberapa fungsi antara lain:
1.       Sebagai sumber protein hewani yang berkualitas tinggi
2.       Sebagai sumber tenaga kerja
3.       Sebagai alat transportasi
4.       Sumber pupuk kandang
5.       Sebagai tabungan yang sewaktu-waktu bisa dijual
6.       Sebagai sumber bahan baku industri
7.       Sebagai hewan yang dibutuhkan dalam upacara keagamaan
Melihat Fungsinya yang begitu besar, maka sepatutnya ternak sapi mendapat perhatian supaya populasinya tetap terjaga. Dewasa ini populasi sapi potong cenderung menurun dari tahun ke tahun sehingga terjadi kekurangan populasi dalam negeri, sehingga terpaksa harus diimport dalam jumlah yang cukup besar.
Ada beberapa bangsa sapi potong/daging yang dapat ditemukan di Indonesia antara lain: Sapi Bali, Sapi Madura, Sapi Onggole dan Sapi Brahman. Di samping itu ada beberapa bangsa sapi potong yang sudah diimport ke Indonesia baik sebagai ternak hidup maupun dalam bentuk semen (mani) beku untuk disilangkan dengan ternak-ternak lokal. Sapi-sapi tersebut antara lain: sapi Limousin, sapi Aberden angus, sapi Shorthorn, sapi Hereford dll.
 
Memelihara sapi potong merupakan usaha tani yang cukup menguntungkan. Sebagai ilustrasi, usaha penggemukan sapi Bali. Dengan pakan sederhana pertambahan berat badan 0,5 kg/ekor/hari. Jika harga berat hidup @ Rp. 25.000/kg maka kita bisa memperoleh keuntungan Rp. 12.500/ekor/hari atau Rp 375.000/ekor/bulan.
2. Pemeliharaan Ternak Sapi Potong/ Daging
     
a. Pemilihan Ternak
          Langkah pertama adalah menentukan jenis sapi potong yang akan dipelihara, bangsa sapi lokal (sapi Bali, sapi Madura, dll.) atau Import  (sapi Limousin, sapi Brahman, sapi Shorthorn, dll.). Faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah sarana dan prasarana yang dimiliki. Memelihara sapi lokal memerlukan sarana dan prasarana yang lebih sederahana dibandingkan dengan jika memelihara sapi import
Setelah menentukan jenis sapi yang akan dipelihara, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bibit unggul dengan kriteria sebagai berikut:
          Pertumbuhan sapi sesuai dengan umurnya.
          Bentuk tubuh yang seimbang.
          Telah diketahui sifat baiknya.
          Pandai mengasuh anak waktu melahirkan.
          Dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
b. Kandang Sapi
Daerah yang padang rumputnya masih luas, sapi-sapi masih bisa dipelihara secara ekstensif (dibiarkan berkeliaran di padang rumput mencari pakan sendiri tanpa diberi fasilitas kandang sapi). Namun bagi daerah yang lahan untuk ternak sudah sangat terbatas, fungsi kangdang sangat penting untuk memudahkan pemeliharaan tanpa kandang sangat penting untuk memudahkan pemeliharaan tanpa menggangu kepentingan manusia, Persyaratan kandang sapi sbb. :
          Terbuat dari bahan-bahan yang murah tetapi kuat
          Terang dan fentilasinya bagus
          Atap genting/rumbiah/lalang
          Lantai sebaiknya disemen atau dipadatkan
          Ukuran kandang disesuaikan dengan jenis dan jumlah sapi yang dipelihara. Seekor betina membutuhkan kandang seluas 3,5 meter2 (1,4 – 1,6m   x   1,8 – 2m). Sedangkan untuk sapi jantan seluas 12 m2  dan untuk pedet 1,2 m2. Luasan ini masing-masing sudah termasuk tempat makan dan minum.
      c. Pakan Sapi
      Pemberian pakan pada sapi harus disesuaikan dengan umur (pedet atau dewasa) dan tujuan              pemeliharaannya (pejantan, induk atau penggemukan). Kebutuhan pakan sapi sekitar 3% dari berat          hidupnya. Makanan utama sapi adalah rumput hijau/ segar dan rumput kering atau jerami. Selain            hijauan ini sapi juga membutuhkan pakan  tambahan atau konsentrat, terutama jika sapi tersebut                dalam pertumbuhan dan menyusui.
          Pemeliharaan pedet: Pemberian makanan pedet secara berangsur-angsur harus ditambah         jumlahnya. Sampai umur 1 bulan sebaiknya induknya masih diberi konsentrat 3kg/hari. Setelah pedet  umur 1 bln, mulai diberi konsentrat 0,25kg/hr dan secara berangsur-angsur tiap bulan ditambah             0,25kg/hr sehingga menjelang disapih umur 6 bulan mencapai 1kg/hari.
          Pemeliharaan pejantan: Pejantan sebaiknya diberi tempat olahraga atau latihan sehingga kondisi kesehatannya tetap terjaga. Diberi konsentrat 3kg/hari dan rumput sekitar 30-40 kg/hari.
          Penggemukan sapi: Pemeliharaan ternak sapi yang ditujukan mempercepat kenaikan berat badan. Ada beberapa metoda yang biasanya digunakan untuk penggemukan yakni:
a.    Pasture feattening: Sapi-sapi dibiarkan merumput pada padang rumput yang kualitasnya tinggi sehingga tidak perlu ada konsentrat
b.    Dry lot fattening: Pemberian makanan dalam kandang yang mengutamakan pemberian biji-bijian (jagung dan kacang-kacangan)
c.     Kombinasi dry lot dan pasture fattening.
      d. Penyakit Sapi
      Untuk mencegah terjadinya penyakit maka perlu langkah-langkah:
       Bila hendak memasukan sapi baru kedalam kelompok yang ada, pilihlah sapi yang sehat.
       Air tergenang harus segera dialirkan dan dikeringkan
       Pisahkan sapi-sapi yang dicurigai sakit
       Adakan testing regular terhadap penyakit-penyakit tertentu seperti brucellosis
       Adakan program vaksinasi
       Adakan inspeksi terhadap peralatan kandang secara teratur
       Luka-luka segera diobati
       lakukan penyemprotan terhadap parasit eksternal.
3.   Pengembangbiakan Ternak Sapi Potong/Pedaging
Untuk memudahkan penanganan ternak maka kelahiran anak dengan umur relatif bersamaan perlu diupayakan. Oleh sebab itu musim kawin perlu diatur hanya terjadi sekitar 4 bulan saja. Selama 4 bulan ini sekitar 80% ternak sudah bunting. Bila perkawinan alam, tugas mencari betina yang di berahi dilakukan oleh jantan sendiri. Namun jika perkawinan dengan memakai tehnik inseminasi buatan (IB), maka deteksi berahi dilakukan oleh petani atau inseminator. Tanda-tanda berahi yang sering nampak adalah: gelisah, keluar lendir dari vagina, diam bila dinaiki. Berahi ini biasanya berlangsung singkat yakni sekitar 24 jam. Bila tidak dikawinkan, maka berahi ini akan terulang lagi sekitar 3 minggu kemudian. Lama kebuntingan sekitar 285 hari. Munculnya pubertas sekitar umut 8-12 tahun. Sebaiknya ternak betina dikawinkan jika telah mencapai dewasa tubuh.
Perkawinan menggunakan tehnik IB mempunyai beberapa keunggulan jika dibanding dengan kawin alam antara lain:
     Mengurangi biaya pemeliharaan pejantan
     Memperoleh keturunan ternak yang kualitas genetisnya tinggi
     Memungkinkan terjadinya perkawinan yang berbeda ukuran tubuhnya
     Memungkinkan perkawinan antara ternak lokal dengan pejantan impor melalui impor semen beku
     Menghindari inbreeding