Budidaya tanaman anggrek cattleya
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini nilai ekspor tanaman hias mencapai angka 90 juta Dolar Amerika Serikat atau hampir 1 Triliun Rupiah. Angka ini hampir dua kali lipat dibanding nilai ekspor komiditas pertanian yng lebih banyak dipromosikan seperti teh yang hanya 48 juta Dollar Amerika Serikat. Yang tak kalah menggembirakan peluang ekspor masih sangat terbuka. Mengingat pertumbuhan permintaan tanaman hias khususnya Anggrek di pasar Internasional setiap tahun meningkat 15 hingga 20 persen. Saat ini permintaan ekspor Anggrek dari Indonesia semakin meningkat dan akhirnya menjadi sumber davisa bagi negara (Sulaimi M.S,. 2006).
Anggrek termasuk tanaman hias primadona, disamping bentuk yang unik, warna yang mempersona, bungan anggrek juga dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Ribuan spesies anggrek juga mudah dibuat varietasnya. Dari segi harga, anggrek mempunyai harga yang bervariatif mulai dari ribuan sampai jutaan, sehingga hampir seluruh lapisan masyarakat dapat memilikinya. Saat ini sudah banyak terbentuk kelompok pencinta anggrek di Indonesia.
Peminat anggrek terutama jenis catelia baik di pasar dalam maupun luar negeri telah dilaporkan meningkat, sehingga budidaya tanaman anggrek menjadi peluang besar untuk bisnis. Untuk mendapatkan produk yang mempunyai nilai jual, diperlukan pengetahuan khusus dan ketrampilan tertentu sehingga tidak semua orang sanggup melakukan budidaya anggrek dengan baik dan benar.
Pada beberapa tahun terakhir, pengembangan bibit anggrek cattleya semakin meningkat. Warna bentuk dan karakteristik bunga cattleya yang berbeda dengan dengan anggrek bulan ini yang menjadi daya tarik pecinta anggrek. Berbeda dengan budi daya anggrek bulan yang mudah, budi daya cattleya relative lebih sulit. Mulai pembibitan diperlukan penyediaan media yang cukup menyediakan semua unsur yang diperlukan sesuai karakteristik sifat-sifat cattleya.
Disamping tehnik budi daya, media pembiakan juga memegang peran penting dalam pengembangan benih anggrek. Banyak media yang ditawarkan dipasar, tetapi disamping harga juga kontinuitas produksi yang ada belum dapat mencukupi kebutuhan pengusaha anggrek. selain itu media yang ada tidak selalu cocok dengan kondisi di Indonesia. Sehingga tidak mendukung produksi. Oleh karena itu perlu pengembangan media yang tepat guna, murah, bisa diproduksi secara masal untuk mendukung produksi anggrek. Sehingga yang menjadi permasalah adalah :
1. Bagaimana komposisi media yang tepat guna untuk memenuhi kebutuhan budi daya anggrek ?
2. Bagaimana cara memproduksi media anggrek secara komersial dengan cara sederhana?
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk:
1. Untuk Menentukan komposisi media tepat untuk budi daya bibit anggre.
2. Membuat media secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat, tetapi memiliki kualitas yang baik dalam produksi bibit anggrek.
TINJAUAN TEORI
2.1 Klarifikasi Anggrek Cattleya
Devisio : Spermatophyta
Sub Devisio : Angiospermae
Kelas : Monocoty Ledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Cattleya
Species : Cattleya SP.
2.2 Morfologi Anggrek Cattleya (Sulaimi 2006)
Akar
Pada umumnya akar Anggrek Cattleya berbentuk silindris, berdaging lunak, mudah patah, satu ujung akar meruncing licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering, akar tampak berwarna putih keperak-perakan. Pada bagian luarnya dan hanya pada bagian ujung akar saja yang berwarna hijau ada pula yang tampak agak keunguan. Akar-akar yang sudah tua menjadi coklat dan kering da kemudian digantikan oleh akar yang baru tumbuh.
Akar Anggrek mempunyai valemen yang terdiri dari beberapa lapis sel yang berongga dan transparan serta merupakan lapisan pelindung pda sistem saluran akar. Valemen berfungsi melindungi akar dari kehilangan air dalam proses transpirasi da evaporasi. Cattleya mempunyai valemen yang sangat besar sehingga diameter akarnya cukup besar.
Batang
Berdasarkan pertumbuhan batangnya Cattleya termasuk Anggrek Simpodial, yaitu terdiri dari umbi semu (pseudobulb) yang mempunyai pertumbuhan terbatas. Pseudobulb berbentuk gada, agak pipih, keras dan berdaging. Ukurannya bervariasi tergantung pada spesiesnya. Pada pangkal Pseudobulb terdapat akar rimpang rizoma yang menghubungkan Pseudobulb yang satu dengan Pseudobulb yang lainnya. Sementara itu, Pseudobulb yang telah mengeluarkan bunga akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan makanan dan air.
Daun
Melihat pertumbuhan daunnya, cattleya termasuk golongan tanaman evergreen karena belaian daunnya tetap segar, berwarana hijau, tidak gugur secara serentak. Anggrek Cattleya umumnya berdaun tebal dan banyak mengandung air, tetapi ada pula daunnya tipis tergantung varietasnya. Stomata terdapat pada permukaan bawah daun. Berdasarkan membuka dan menutupnya daun, pada umumnya anggrek tergolong dalam kelompok tumbuhan CAM (Crassulacean Acid Metabolism). Berdasarkan jumlah daunnya, anggrek cattleya terbagi menjadi dua golongan yaitu Cattleya berdaun satu (uniforliatus) dan Cattleya berdaun ganda. Cattleya berdaun ganda biasanya mempunyai 2-3 helai daun.
Bunga
Bunga cattleya memiliki bentuk yang tidak beraturan sehingga hanya dapat dibagi dalam satu simetri atau disebut bunga zigomorfik. Bunga cattleya relatif besar sehingga mudah diamati bagian-bagiannya dan dianggap dapat mewakili bentuk dasar bunga anggrek.
Perhiasan bunga terdiri dari 3 sepal pada lingkaran luar, dan 3 petal pada lingkaran dalam. Satu dari 3 petal mengalami modifikasi menjadi bibir bunga atau labaum. Sepal berbentuk lanset tepinya agak bergelombang. Zat pewangi terletak pada labeum sehingga menarik serangga penyerbuk hinggap dan mengadakan penyerbukan. Labeum merupakan bagian yang terluas dari seluruh segmen bunga (Sulaimi 2006).
2.3 Syarat Tumbuh
Pada dasarnya semua anggrek dapat bertumbuh dimana-mana. Mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah sub tropis. Sifat dan karakter bunga Cattleya berbeda dengan angrek lain, sehingga disamping temperatur, kelembaban serta penetrasi cahaya matahari, maka unsur media pembibitan ini memegang peranan yang sangat penting.
Temperatur
Anggrek Cattleya dan kerabatnya tumbuh paling ideal pada suhu antara 14-290C (580 – 850 F), yaitu suhu 12,80 – 15,60 C pada malam hari dan 23,90 – 29,40 C pada siang hari. Selain peka terhadap cahaya serta perbedaan suhu antara siang dan malam, Cattleya dan kerabatnya juga peka terhadap rangsangan fotoperiosiditas, sehingga musim berbunga terpengaruh.
Kelembapan
Kelembapan nisbi (RH) untuk tanaman anggrek cattleya berkisar 60-80 % (persen). Pada umumnya anggrek dapat hidup baik bila kelembapan udara tidak lebih dari 80 % pada siang hari dan tidak kurang dari 50 % pada malam hari.
Cahaya Matahari
Anggrek Cattleya memerlukan cahaya matahari yang cukup untuk pertumbuhan dan pembungaan. Cattleya membutuhkan intensitas cahaya matahari berkisar antara 2.000-2.500 FC (Footcandle). Namun cattleya dapat juga tumbuh pada intensitas cahaya 700-1.00 FC. Meskipun pertumbuhan lambat dan hanya menghasilkan sedikit bunga, intensitas cahaya dapat diukur dengan alat pengukur cahaya yaitu : Ligh meter.
Media Tumbuh
Media mempunyai arti signifikan dalam budi daya catelia. Persiapan media yang tepat perlu di siapkan mulai pembibitan sampai anggrek mencapai usia dewasa. Bibit anggrek tidak memiliki cadangan makanan, walaupun di alam mampu berkecambah tetapi dalam presentase yang sangat kecil. Penyediaan makanan sejak dini akan memberikan kwalitas anggrek yang baik terutama dalam menyediakan cadangan makana sumber karbon yang diperlukan dalam perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit anggrek.
2.4 Media Yang bisa dipakai dalam pembibitan
Media tumbuh merupakan makanan untuk pembentukan dan pertumbuhan tanaman anggrek baik untuk pembenihan maupun pembibitan anggrek. Banyak media dasar untuk pembibitan yang ada di pasaran. Dalam pembibitan anggrek terutama cateliya, unsur-unsur mikro (Mg, S, Fe, Mn dan Zn), makro (N. P. K) saja tidak dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan bibit catteyea. Pada dasarnya media yang disebutkan diatas harus mengandung karbon (glukosa/sukrosa dengan), Vitamin B-1, zat pengatur tumbuh (auksin) dan sitokinin. Komposisi media spesifik yang diperlukan untuk pembibitan harus mengandung unsur unsur seperti terpada tabel 2.1
METODEOLOGI
Penyusunan makalah ilmiah ini, dilakukan dengan menelusuri sumber-sumber pustaka yang berhubungan dengan budidaya anggrek yang merupakan kajian maupun laporan hasil telaah ilmiah yang dipublikasi dalam bentuk jurnal ilmiah, buku teks maupun penelusuran melalui jasa internet. Tinjauan teori juga disusun berdasarkan publikasi ilmiah popular.
Kunjungan lapangan di UD. SOERYANTO ORCHIDS di kota batu sebagai industri pembibitan anggrek juga telah dilakukan untuk mengamati langsung problem budidaya anggrek termasuk problem pembuatan media pembibitan serta cara-cara pemecahan masalah yang dilakukan.
Hasil penelusuran yang diperoleh kemudian di presentasikan dalam bentuk data diskriptif dan di diskusikan dalam pembahasan. Pada akhir karya tulis ilmiah ini kemudian disusun simpulan hasil telaah dan saran yang berkaitan dengan karya ilmiah ini.
PEMBAHASAN
4.1 Prosedur Pembuatan Media Vasinne dan Went
Pembuatan Larutan Stok
Tahap pertama pembuatan stok media ini secara laboratoris diawali dengan persiapan bahan-bahan kimia yang dibutuhkan. Karena komposisi dan konsentrasi setiap komponen sudah baku maka komponen yang diperlukan dapat dicampur dalam botol plastik. Pada pengamatan di UD Soeryanto ORCHIDS YANG DIMASUKAN PERTAMA ADALAH 0,20 gr Ca3 (PO4)2 dimasukkan dalam botol aqua berukuran 250 ml, kemudian berturut – turut KNO3 (0,25 gr), KH2PO4 (0,25 gr), MGSO4 (0,25 gr), FeSO4 (2,8 gr), MnSO4 (0,8 gr), NH4SO4 (0,25 gr), FeSO4 (2,8 gr), MnSO4 (0,8 gr), NH4SO4 (0,5 gr).
Tahap kedua pembuatan media ini dilakukan setelah campuran bahan-bahan diatas telah diaduk dengan sempurna, kemudian pada tempat yang sama ditambahan bahan kimia berturut-turut kimia Bayfolan 5 cc, Fish Emulsin jenis Alaska 25 cc, Vitamani B-1 (Start®) 25 cc, Atonik 5 cc, Grow tean 5 cc.
Tahap ketiga adalah pemberian arang aktif 12 gram ke dalam larut kemudian diaduk hingga merata. Jadi semua dicampurkan jadi satu dalam botol aqua berukuran 250 ml. Stok yang sudah diperoleh disimpan dalam suhu dingin untuk sementara, dan siap untuk proses fortifikasi media.
Fortifikasi Media vacinne And went
Tujuan fortifikasi pada media pembibitan adalah untuk menambah unsur organik. Unsur-unsur yang sudah dilaporkan adalah pemberian arang, bayfolan, gula, air kelapa muda, pisang dan kentang yang dicampur dengan bahan dasar agar. Dalam 6 liter air dibutuhkan 1 liter air buah kelapa muda, agar-agar 55 gr, gula 120 gr, pisang 900 gr dan kentang 5 gr. Hasil fortifikasi ini kemudian di campurkan dengan larutan stok dan PH media dipertahankan 5,0-5,3. Dengan demikian media vasine dan went sudah siap dipergunakan untuk budidaya bibit anggrek cattleya. Fortifikasi ini dibuat dengan alat panji dengan cara pemanasan dengan tujuan agar semua komponen bahan kimia dapat terlarut dengan baik
Secara komersial, media ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi mengingat biaya produksi yang relatif rendah dan bahan yang mudah didapat maka hal ini memberikan kemudahan untuk memproduksi bibit anggrek dalam skala besar, untuk memenuhi kebutuhan pasar. Dengan diproduksinya secara masal maka dapat didistribusikan pada unit dagang yang ada sehingga tujuan untuk memenuhi permintaan konsumen bisa teratasi dengan baik. Peluang bisnis ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengembangkan suatu usaha agribisnis.
4.2. Komposisi campuran media yang tepat dan sederhana untuk cattleya
Dari banyak media yang ada, komposisi campuran yang paling dapat memenuhi kebutuhan pembibitan anggrek cattleya adalah campuran media vassine dan went. Media ini mengandung unsur makro, mikro dan unsur yang lain yang ditinjau dari jumlah dan keasamannya yang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu media ini juga dapat ditambah bahan alami lain ( pisang, kentang, air degan (kelapa muda) dan bahan pemadat : agar-agar, gula (sriyanti, 2000). Seperti yang dilakukan oleh UD Suryanto Orchids, dimana media vasine dan went di fortifikasi dengan bahan lokal antara lain: air degan dan pisang ambon setengah matang.
Dengan fortifikasi yang dilakukan, maka media ini semakin lengkap menyediakan unsur yang dibutuhkan dalam pembibitan cattleya. Selain kaya dengan nitrogen, media vasine dan went fortifikasi ini kaya akan nutrisi yang berasal dari penambahan air kelapa, gula, kentang dan pisang. Susunan komponen media vacine dan wet yang telah difortifiokasi ditampilkan pada tabel 4.1
Seperti halnya dengan tumbuhan yang lain, Anggrek memerlukan makanan untuk melakukan fotosintesis dan pembentukan sel serta pertumbuhan pada umumnya. Karena Anggrek di sini dibesarkan dalam botol, maka makanan tersebut mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Unsur-unsur tersebut terdiri atas zat-zat organik dan anorganik. Zat-zat tersebut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu unsur makro dan unsur mikro.
Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan dalam jumlah banyak dan unsur mikro adalah unsur yang dibutuhkan dalam jumlah terbatas atau sedikit. Unsur mikro terdiri atas Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalimum (K). unsur mikro terdiri dari : Kalsium (CO), Magnesium (MG), Mangan (Mn), Besi (Fe), Tembaga (CU), Seng (Zn), Borium (B), Molikdenum (MO).
Selain unsur-unsur makro dan mikro di atas, diberikan juga zat pengatur tumbuh (ZPT) yaiu : Sukrosa, Mio-Inositol, Vitamin, Asan Amino. Selain itu dapat diberikan air kelapa sebagai cadangan makanan. Nitrogen (N) untuk menyuburkan tanaman dengan baik, sebab unsur ini bisa membentuk protein dan lemak, unsur itu dalam media vasine and went diberikan dalam bentuk KNO3(NH4)2SO4. Phospor (P) dibutuhkan tanaman Anggrek secara besar-besaran pada waktu pertumbuhan benih, unsur phospor ini dalam media vasine and went diperoleh dalam bentuk KH2PO4, CO3(PO4)2.
Kalium (K) adalah unsur yang berfungsi untuk memperkuat tubuh tanaman, selain itu kalium juga berfungsi memperlancar metabolisme dan mempengaruhi penyerapan makanan. Kalium dalam media vacine and went diperoleh dalam bentuk KNO3, KH2PO4. Magnesium (MJ) dapat menambah kandungan phospor mempunyai kegunaan sebagai bahan mentah untuk pembentukan protein. Magnesium dalam media vacine and went diberikan dalam bentuk MGSO4
Ferum atau besi (Fe) berfungsi sebagai penyangga potensial Hidrogen (PH) media, digunakan oleh tanaman dalam pertumbuhan jaringan sel dan juga untuk berfotosintesis serta pembentukan hijau daun pada tanaman Anggrek. Unsur ini dalam media vacine and went diberikan dalam bentuk FeSO4.
Sukrosa (gula) diberikan pada media vacine and went yang berfungsi sebagai sumber energi. Selain unsur-unsur di atas tanaman juga membutuhkan beberapa vitamin dalam pertumbuhannya. Oleh karena itu dalam pembuatan media vacine and went ada beberapa vitamin yang dierikan antara lain
Vitamin B-1 (Thiamine). Thiamine berfungsi berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar tanaman Anggrek.
Atonik, diberikan pada pembuatan media vacine and went berfungsi sebagai zat pengatur tumbuh (ZPT) dan juga senyawa organik ini berfungsi mendukung dalam menghambat proses psikologi tanaman. Air kelapa muda diberikan pada media vacine and went karena mengandung auksin dan sitokini, yang fungsinya merangsang pertumbuhan tanaman. Kentang dan pisang berfungsi sebagai media tanam dan sebagai cadangan makana dalam pertumbuhan tanaman Anggrek.
Bayfolan berfungsi untuk melengkapi unsur hara mikro dan makro, aang aktif berfungsi sebagah bahan pemodal dan pelengkap, minyak ikan (fish emulsion) sebagai makan tambahan dalam bentuk organik dan merangsang pertumbuhan vegetatif. Agar-agar sebagai bahan pelekat atau pengontrol media agar tidak berbentuk caor. Air untuk melarutkan zat makanan dalam tubuh tanaman dan kelembaban daam media vacine and went, grow tean menyehatkan tanaman Anggrek selama tumbuh dalam botol vacine and went.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Media untuk pembibitan anggrek cattleya adalah media vicinne and went yang di fortifikasi dengan konsentrasi yang tepat dengan menggunakan unsur-unsur alami yaitu air kelapa muda, pisang, kentang, gula, arang aktif. Fortifikasi ini maka kebutuhan spesifik hara untuk pembibitan cattleya dapat dicapai.
2. Fortifikasi media vicine end went hanya membutuhkan tehnik dan peralatan yang sederhana sehingga dapat menjadi teknologi tepat guna dalam memproduksi media pembibitan anggrek cattleya yang akhir-akhir ini sangat tinggi permintaan pasarnya.
5.2 Saran
Untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar perlu adanya upaya sosialisasikan sistem ini pada masyarakat luas agar tehknologi sederhana ini bisa bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat penggemar tanaman hias (anggrek)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi S.A, 1995, Optimasi Media Sub Kultur untuk Meningkatkan Kualitas Plantlet Anggrek Phaelaenopsis pada Kultur in Vitro, Batu.
Daisy P.S.H, 2005, Pembibitan Anggrek dalam Botol, Yogyakarta.
Darmono, D.W, 2003, Merawat Cattley,. Jakarta : Penyerahan Swadaya.
Trubus Infokit, 2005, Anggrek Dendrobium, Depok : Tribus Swadaya Wisma Hijau
Ramawati, Y.F, 2000, TeknikPengaturan Penyiraman Anggrek Dendrobium. Batu: laporan Soerjanto Orcid’s
Tim Perumus, 2006, Masalah pada Daun Anggrek, Agro Community, Edisi 003, hal. 6.
Tim Perumus, 2006, Tampilkan Anggrek Prima, Agro Community, Edisi 001, hal. 12.
Sulaimi M.S, 2006, Merawat Anggrek, Yogyakarta: Canisius
Tim Perumus, 2006, Pesona dan Gengsi Anggrek, Agro Community, Edisi 001, hal. 6
Tim Penyusun, 2006. cara Tepat Merawat Anggrek, Jakarta: Agro Media http// beautyful orchids.cattleya.// minggu 5 april 2009.co.id