BUDIDAYA KEPITING SOKA

 artikel perikanan, Kepiting, soka





INFO PENTING :

Dinas Kelautan dan Perikanan Tarakan, kini serius mengembangkan budidaya Kepiting Soka. Kepiting dengan cangkang lunak ini memang banyak digemari karena kulitnya bisa konsumsi bersamaan dengan dagingnya. Selain untuk konsumsi lokal, Kepiting Soka saat ini lebih banyak diekspor ke Eropa dan Asia. Di pasaran lokal, Kepiting Soka dihargai Rp 40.000 sampai Rp. 50.000 per kilogram.

Di tengah tingginya permintaan, petambak yang membudidayakan Kepiting Soka di Tarakan, masih sangat sedikit. Untuk itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Tarakan, berupaya melakukan pembinaan. Baik teknis maupun non teknis kepada para petambak, untuk menekuni bisnis yang menggiurkan ini.

Kepiting Soka adalah jenis kepiting yang memiliki cangkang lunak. Jika biasanya orang enggan mengkonsumsi kepiting karena harus berjuang mendapatkan daging yang berada di antara cangkang yang keras, kini tak perlu repot lagi. Karena kulit atau cangkang Kepiting Soka yang lunak bisa ikut di makan. Apakah anda tertarik untuk mencoba rasanya, atau ingin membudidayakannya?

BUDIDAYA SOKA PERLU KETELITIAN
Budidaya Kepiting Soka terbilang masih baru, sehingga belum banyak masyarakat yang menggelutinya. Satu di antara segelintir orang yang mengusahakan Kepiting Soka, adalah Heri. Menurutnya, memelihara Kepiting Soka lebih sulit dari kepiting lainnya. Karena membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Hampir 5 bulan terakhir, Heri warga Mamburungan ini memulai usaha budidaya kepiting lunak. Ia mengaku, tidak mudah untuk membudidayakan kepiting jenis ini. Karena sangat membutuhkan ketelitian dalam perawatannya. Namun, prinsip budidaya Kepiting Soka ala Heri sangat sederhana. Yakni dari benih Kepiting Bakau ukuran 10 sampai 12 hari, diadaptasikan dengan lingkungan tambak selama 1 hari. Kemudian dipotong kedua capitnya. Demikian pula dengan keenam kaki jalannya. Sementara kedua kaki renangnya tetap dibiarkan utuh.

Setelah pemotongan kaki, kepiting lalu dimasukan lagi ke dalam keramba dan dibelihara selama 15 hari, atau sampai mengalami proses ganti kulit atau molting. Saat molting inilah, kepiting akan menghasilkan cangkang baru yang lunak dan siap untuk dipanen. Panen kepiting dilakukan Heri beberapa hari sekali dengan hasil panen 20 sampai 25 kilogram. Hasil panen ia jual ke pengepul dengan harga RP 40.000 hingga Rp. 50.000 per kilogram. Fungsi dari pemotongan capit dan kaki jalan kepiting adalah untuk membuat stres kepiting sehingga proses moltingnya juga akan lebih cepat.

Budidaya Kepiting Soka, dinilai jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan budidaya kepiting biasa di keramba. Karena tingkat kematiannya maksimal 20 persen. Selain lebih manis, rasa Kepiting Soka juga lebih gurih dibanding kepiting biasa.

Sumber informasi :
Dinas Kelautan dan Perikanan Tarakan, kini serius mengembangkan budidaya Kepiting Soka. Kepiting dengan cangkang lunak ini memang banyak digemari karena kulitnya bisa konsumsi bersamaan dengan dagingnya. Selain untuk konsumsi lokal, Kepiting Soka saat ini lebih banyak diekspor ke Eropa dan Asia. Di pasaran lokal, Kepiting Soka dihargai Rp 40.000 sampai Rp. 50.000 per kilogram.

Di tengah tingginya permintaan, petambak yang membudidayakan Kepiting Soka di Tarakan, masih sangat sedikit. Untuk itu, Dinas Kelautan dan Perikanan Tarakan, berupaya melakukan pembinaan. Baik teknis maupun non teknis kepada para petambak, untuk menekuni bisnis yang menggiurkan ini.

Kepiting Soka adalah jenis kepiting yang memiliki cangkang lunak. Jika biasanya orang enggan mengkonsumsi kepiting karena harus berjuang mendapatkan daging yang berada di antara cangkang yang keras, kini tak perlu repot lagi. Karena kulit atau cangkang Kepiting Soka yang lunak bisa ikut di makan. Apakah anda tertarik untuk mencoba rasanya, atau ingin membudidayakannya?
BUDIDAYA SOKA PERLU KETELITIAN
Budidaya Kepiting Soka terbilang masih baru, sehingga belum banyak masyarakat yang menggelutinya. Satu di antara segelintir orang yang mengusahakan Kepiting Soka, adalah Heri. Menurutnya, memelihara Kepiting Soka lebih sulit dari kepiting lainnya. Karena membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Hampir 5 bulan terakhir, Heri warga Mamburungan ini memulai usaha budidaya kepiting lunak. Ia mengaku, tidak mudah untuk membudidayakan kepiting jenis ini. Karena sangat membutuhkan ketelitian dalam perawatannya. Namun, prinsip budidaya Kepiting Soka ala Heri sangat sederhana. Yakni dari benih Kepiting Bakau ukuran 10 sampai 12 hari, diadaptasikan dengan lingkungan tambak selama 1 hari. Kemudian dipotong kedua capitnya. Demikian pula dengan keenam kaki jalannya. Sementara kedua kaki renangnya tetap dibiarkan utuh.

Setelah pemotongan kaki, kepiting lalu dimasukan lagi ke dalam keramba dan dibelihara selama 15 hari, atau sampai mengalami proses ganti kulit atau molting. Saat molting inilah, kepiting akan menghasilkan cangkang baru yang lunak dan siap untuk dipanen. Panen kepiting dilakukan Heri beberapa hari sekali dengan hasil panen 20 sampai 25 kilogram. Hasil panen ia jual ke pengepul dengan harga RP 40.000 hingga Rp. 50.000 per kilogram. Fungsi dari pemotongan capit dan kaki jalan kepiting adalah untuk membuat stres kepiting sehingga proses moltingnya juga akan lebih cepat.

Budidaya Kepiting Soka, dinilai jauh lebih menguntungkan dibandingkan dengan budidaya kepiting biasa di keramba. Karena tingkat kematiannya maksimal 20 persen. Selain lebih manis, rasa Kepiting Soka juga lebih gurih dibanding kepiting biasa.

Sumber Informasi :
http://blog.unila.ac.id/gnugroho/2009/07/23/potensi-budidaya-kepiting-soka/


Bagikan ke teman: