SENTRA MEBEL KALIMALANG, JAKARTA TIMUR

 mebel, sentra usaha





Peluang Usaha

SENTRA USAHA 
 
Kamis, 05 Januari 2012 | 12:24  oleh Ragil Nugroho
SENTRA MEBEL KALIMALANG, JAKARTA TIMUR
Sentra mebel Kalimalang: Pedagang mulai beralih ke mebel rotan (1)

Bagi warga Jakarta, kawasan Kalimalang, Jakarta Timur memang sohor dengan pusat kemacetan. Namun, mereka tetap kerap menyambanginya lantaran di sana juga menjadi sentra mebel dengan harga yang murah.

Pusat mebel itu tepat berada di pinggir Jalan Kalimalang Raya, akses menuju kota Bekasi. Jika Anda melakukan perjalanan dari arah Jakarta menuju Bekasi, dengan mudah Anda bisa menemukan lokasi ini.

Di sana, terdapat sekitar 15-an pedagang sekaligus sebagai perajin mebel yang menjajakan barang dagangannya. Mereka berjualan secara berkelompok. Namun, beberapa di antara mereka berdagang di lokasi terpisah, tak jauh dari kali.

Produk mebel yang mereka jual antara lain: meja, kursi, lemari, kusen, meja makan, tempat tidur, ranjang tidur bayi, hingga pigura. Mebel tersebut terbuat dari beraneka bahan baku, seperti: kayu jati belanda, meranti, kamper serta rotan.

Didi Djunaidi, salah satu perajin dan pemilik toko mebel Persada Karya bilang, pusat penjualan mebel Kalimalang sudah ada sejak 1980-an. Masa kejayaan bisnis mebel di lokasi ini terjadi setelah krisis ekonomi 1998 melanda Indonesia. “Setelah krisis ekonomi, pembeli banyak berdatangan kemari,” katanya.

Kejayaan itu memudar memasuki tahun 2005, seiring dengan membaiknya ekonomi. Saat itu, mereka bertahan dengan menjual mebel berbahan kayu jati belanda, bekas sisa pelindung peti kemas. “Kami bertahan dengan menjual kayu jati belanda yang berharga murah,” kata Didi.

Namun sejak dua tahun belakangan, peminat mebel dari kayu jati belanda juga mulai surut. Kondisi itu diperparah dengan naiknya harga bahan baku kayu jati belanda.

Kondisi tersebut berakibat pada penurunan omzet pedagang. Jika dalam sebulan pedagang mampu mengantongi omzet Rp 70 juta, kini omzet pedagang tinggal Rp 20 juta saja. Bahkan ada pedagang yang cuma mampu mengantongi omzet belasan juta saja. “Omzet paling parah akhir 2010,” jelas Didi.

Namun, secercah harapan kini kini mulai tersembul. Banyak pembeli yang kini mulai melirik mebel rotan untuk memenuhi rumahnya.

Didi bilang, penjualan mebel rotan berlahan kembali naik naik setelah pemerintah mengeluarkan himbauan untuk memakai mebel rotan. “Untung, pemerintah mau mempromosikan mebel rotan ini,” terang Didi. Jika tidak, Didi yakin usahanya akan terus menyusut.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh Nurhayadi, perajin mebel dan juga pemilik toko Multiprima. Sejak dua tahun belakangan, omzetnya turun dari puluhan juta rupiah menjadi belasan juta rupiah saja per bulan. “Sekarang rata-rata omzet saya Rp 17 juta per bulan,” terang Nurhayati.

Sama dengan Didi, belakangan Nurhayadi menopang bisnisnya dengan mebel kayu jati belanda. Kini, ia juga tengah berusaha beralih ke mebel rotan yang mulai banyak dicari pembeli. “Dari sisi laba, mebel rotan jauh lebih mengutungkan dari pada mebel kayu jati belanda,” katanya.

Agar memiliki banyak ragam produk, Nurhayadi juga aktif memesan rotan dari para pemasok rotan di wilayah Pantai Utara Jawa (Pantura) terutama dari Cirebon.  

Senin, 09 Januari 2012 | 14:05  oleh Ragil Nugroho
SENTRA MEBEL KALIMALANG, JAKARTA TIMUR
Sentra mebel Kalimalang: Kebanjiran order menjelang tahun baru (2)

Usia sentra mebel Kalimalang memang sudah lebih tiga dekade. Jumlah pedagang pun terus bertambah, bahkan sudah berganti. Demikian juga dengan mebel. Kalau dulu kebanyakan dari kayu jati, kini banyak pedagang yang berjualan mebel rotan.

Namun, masih ada satu ciri khas dari sentra mebel Kalimalang yang tidak berubah, yakni harga mebel yang murah. Menurut Budi Dahlan, seorang konsumen di sentra mebel itu, harga mebel di Kalimalang ini bisa tempat itu bisa 40% lebih murah dibandingkan tempat lainnya, semisal di Kramat Jati. “Harga murah memang menjadi ciri khas sentra Kalimalang,” ujar pria yang tinggal di Pondok Cabe ini.

Nurhayadi, pemilik toko Multiprima, bilang, harga murah memang menjadi andalan pedagang dalam menjual mebel di sentra ini. “Karena dengan harga murah inilah kami bisa menjaring pelanggan,” ujarnya.

Namun Nurhayadi mengakui, pedagang di sentra ini gagal menjaring pelanggan baru. Saat ini semakin banyak konsumen mebel yang beralih ke mebel besi atau aluminium.

Apalagi, saat ini tren untuk mebel lebih banyak yang model minimalis. Hal ini mengikuti perkembangan tipe rumah yang kecil dan sederhana. “Banyak penjual di sini yang masih menjajakan jenis mebel ukuran besar sehingga kurang laku,” ujar Nurhayadi.

Namun menjelang tahun baru seperti sekarang ini, biasanya para pedagang di Kalimalang bisa menarik napas lebih lega. Pasalnya, permintaan akan berbagai jenis mebel akan meningkat drastis. “Selama Desember saja, saya sudah memperoleh Rp 35 juta,” tutur Eko Pujianto, pemilik toko Karya Mebel.

Padahal, biasanya dalam sebulan ia hanya bisa meraup omzet paling banyak sebesar Rp 20 juta. Peningkatan permintaan dipicu keinginan konsumen yang masih “berprinsip” tahun baru perlu penampilan baru. “Banyak yang beranggapan, memasuki tahun baru harus memiliki perabotan baru,” papar Eko. Apalagi, model-model mebel juga terus berubah seiring berjalannya waktu.

Rezeki yang sama juga dirasakan Nurhayadi. Hingga Natal lalu, ia sudah bisa mengumpulkan omzet sebesar Rp 25 juta. “Menjelang akhir tahun permintaan mebel memang sering meningkat drastis,” ujarnya.

Bahkan pemesanan jenis mebel tertentu sudah datang dua bulan sebelumnya. “Kalau untuk pemesanan sesuai dengan keinginan pembeli memang biasanya sudah dipesan jauh-jauh hari,” imbuh Nurhayadi.

Tentu saja, kenaikan permintaan mebel ini membuat pemilik toko perlu menambah tenaga kerja. Kalau pada hari biasa, mereka rata-rata mempekerjakan lima orang, di akhir tahun mereka butuh tenaga kerja hingga delapan orang.

Kebanyakan pekerja itu direkrut pedagang dari warga sekitar sentra. “Saya memang dari dulu mempekerjakan warga asli agar bisa mengurangi pengangguran,” tukas Nurhayadi.

Uniknya, meski ramai, ada juga toko yang menawarkan promo akhir tahun. Seperti toko Persada Karya, milik Didi Djunaidi. Pria berusia 57 tahun ini mengaku tiap akhir tahun memberikan satu unit mebel gratis bila ada konsumen memesan satu set mebel ruang tamu atau ruang keluarga. “Selama ini, cukup ampuh menarik peminat pembeli,” ujarnya.

Sumber:
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1325741054/86843/Sentra-mebel-Kalimalang-Pedagang-mulai-beralih-ke-mebel-rotan-1-
http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/peluangusaha/87089/Sentra-mebel-Kalimalang-Kebanjiran-order-menjelang-tahun-baru-2-


Bagikan ke teman: