ASAP CAIR DARI TEMBAKAU RENDAH TAR DAN NIKOTIN

ASAP CAIR DARI TEMBAKAU RENDAH TAR DAN NIKOTIN
Asap cair dari proses pirolisis daun tembakau diperoleh diharapkan dapat berfungsi sebagai esen yang dapat diaplikasikan pada produk yang menyerupai rokok.
 
Bahan
Daun tembakau rajangan (N. Tabacum)
 
Alat
Peralatan pirolisis
 
Cara Pembuatan

produksi esen asap cair daun tembakau dengan proses pirolisis untuk menghasilkan rendemen dan sifat asap cair yang medium dalam arti warnanya tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua,  Proses pirolisis dilakukan pada suhu 400 C selama 2,5 jam dengan jumlah daun tembakau sebanyak 1,5 Kg.


Sumber
Prosiding Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) di Jakarta 17-18 Desember 2004

Keong Mas, Sumber Pakan dan Obat-obatan

Dalam konsep pengelolaan, kita tidak hanya terbatas pada pemberantasan dan pengendalian populasi keong tersebut, namun juga pemanfaatan biota terebut sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat. Beberapa jenis pemanfaatan keong mas tersebut disampaikan sebagai berikut:
Pengembangan pakan ternak
Pada pengembangan ternak itik, keong mas (setelah dicincang) merupakan makanan campuran sebagai sumber protein yang murah. Selain mengandung banyak protein, keong mas juga kaya akan kalsium. Keong mas dapat juga dijadikan tepung, setelah direbus, dikeringkan dan digiling terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan dedak padi dan menir dengan perbandingan masing-masing 3,4 persen, 73,3 persen, dan 23,3 persen (Bagus, 1999).
Penggunaan keong mas sebagai makanan itik sebagai sumber protein hewani telah dilakukan sejak tahun 1985 (Kompiang dkk., 1985). Akhir-akhir ini banyak wilayah padi dan wilayah ternak itik seperti halnya di daerah Banten, Jawa Tengah, Riau, dan beberapa daerah di Sulawesi dan Kalimantan telah memanfaatkan keong mas ini sebagai sumber pakan itik. Di Sumatra Selatan, pemberian ramuan keong mas 10% memberikan pertumbuhan yang baik bagi itik pada periode layer (bertelur). Di Pasaman, penggunaan keong mas untuk pakan itik mampu menaikkan hasil telurnya mencapai 80 persen.
Pemberikan tepung keong mas pada peternakan ayam broiler juga telah dilakukan oleh Widyatmoko (1996). Tepung tubuh dan cangkang keong mas memberikan nilai pertumbuhan yang cukup baik bagi peternakan ayam. Hal yang cukup mengejutkan bahwa penggunaan tepung yang berasal dari cangkang keong mas juga memberikan nilai pertumbuhan yang bagus. Selain dalam bentuk tepung, silase daging keong mas juga telah terbukti menjadi sumber pakan ternak bagi ruminansia dan ayam buras (BP2TP Sumatra Utara, 2006). Pakan yang berbasis protein keong mas pernah diujicobakan pada peternakan burung puyuh (Coturnix coturnix) dan memberikan pertumbuhan yang baik.
Keong mas sebagai sumber pakan ikan dan organisma perairan lainnya saat ini sudah mulai banyak dilakukan oleh berbagai kalangan para pembudi daya. Pada pemeliharaan ikan patin (Pangasius sp.) tepung keong mas sejak tahun 1999 telah diujicobakan. Pada penggantian kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas sebanyak 25-75 persen memberikan pengaruh yang cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian individu, efisiensi pakan, retensi protein dan retensi lemak (Sholikhati, 1999). Keong mas yang dipotong-potong kemudian ditaburkan pada kolam ikan patin juga telah dilakukan oleh para petani di Kabupaten Bengkalis.
Pemeliharaan ikan patin (Pangasius sp.) di Bengkalis, dengan pakan keong mas memberikan hasil yang cukup baik bagi pertumbuhan ikan tersebut. Pada budi daya ikan nila (Orochromis niloticus), komposisi 50% tepung ikan dan 50% telung keong mas memberikan pertumbuhan yang cukup baik, dengan nilai konversi pakan yang rendah (Abdullah,2000). Di Medan, pakan ikan mas dibuat ransumnya dari keong mas. Dalam pembuatan pakan ikan mas, dapat diperoleh sekitar 170 kg tepung keong mas/minggu.Pada pemeliharaan ikan gabus (Chana striata) yang diberi pakan keong mas memberikan pertumbuhan yang cukup baik. Selain itu, pakan yang dibuat dari keong mas juga telah dilakukan pada pemeliharaan ikan sidat (Anguilla sp.).
Penggunaan keong mas untuk pakan Krustase telah dibuktikan pada udang dan kepiting. Pada budi daya udang windu, penggunaan pakan keong mas sudah dilakukan dalam uji coba oleh Bombeo-Tuburan dkk. pada tahun 1995. Pada pematangan gonad kepiting bakau (Scylla spp.) di Pantai Mayangan (Subang) dapat diketahui bahwa pemberian pakan berupa keong mas dapat mempersiangkat sampai 1/3 kali masa pemeliharaan dibandingkan dengan pemberian pakan yang berasal dari ikan. Penggunaan keong mas untuk pakan lobster air tawar telah diujicobakan di suatu universitas di Yogyakarta dan juga telah dilakukan oleh beberapa petani yang membudi daya lobster.
Sumber makanan dan obat-obatan
Keong mas mengandung protein yang cukup tinggi. Dari hasil uji proksimat dapat diketahui bahwa kandungan protein bisa mencapai 16-50 persen. Sebagai sumber protein masyarakat, keong mas merupakan makanan yang cukup bergizi. Di Kudus dan beberapa daerah di Indonesia, jenis keong ini merupakan sumber makanan dengan cara direbus atau diberi bumbu rica-rica. Seperti halnya jenis keong sawah (Bellamnya javanica), jenis keong mas memiliki rasa yang cukup lezat dengan olahan dalam berbagai hidangan antara lain: sate keong, pepes keong, sambel keong, dan aneka menu keong mas lainnya.
Selain sebagai makanan, keong mas juga berfungsi sebagai bahan obat. Keong mas di beberapa daerah juga sudah diolah manjadi dendeng, dengan pemberian berberapa bumbu atau rempah-rempah yang cukup digemari. Nursanti (2006) telah melakukan penelitian untuk pendayagunaan keong mas sebagai bahan alternatif pembuatan kecap yang memiliki nilai protein cukup tinggi. Berbagai bentuk olahan keong mas tersebut selain sumber protein yang cukup murah dan terjangkau, juga telah lama dipercaya oleh masyarakat bahwa keong mas dapat digunakan untuk mengobati penyakit kuning ataupun liver (Sihombing, 1999).
Pengontrol inang perantara
Jenis keong mas merupakan hewan yang dapat dipergunakan untuk mengontrol jenis keong Bulinus sp.dan Biophalaria sp. yang merupakan inang perantara parasit trematoda. Parasit ini dapat menyebabkan para perenang terkena penyakit gatal dan schistosomiasis, penyakit yang telah mengenai pada lebih dari 200 juta penduduk tropis. Kehadiran keong mas, pada sisi ini dapat menghindarkan masyarakat kita akan terkenannya penyakit tersebut.*** 
Dr. Ir. Sulistiono
Peneliti dan Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB)

DADAP SEREP DAN DADAP AYAM

Nenek penulis jaman dulu sering menggunakan daun dadap serep sebagai salah satu bahan ramuan jamu jawa. Selain gulungan daun sirih bisa juga menggunakan gululungan daun dadap untuk menghentikan perdarahan di hidung (mimisan).

Kebiasaan di jaman dahulu dadap serep (Erythrina lithosperma Miq. non B1) menjadi salah satu ”tanaman ”wajib” di pedesaan yang kerap digunakan sebagai pagar hidup dan pohon peneduh. Di perkotaanpun bahkan masih bisa dijumpai, walaupun keguanaan sebagai obat herbal tidak begitu banyak mengetahuinya. Ia memiliki kerabat dekat bernama dadap ayam (Erythrina lithosperma B1). Keduanya termasuk anggota keluarga Papillionaceae (Leguminosae) dari suku Fabaceae dan telah lama dikenal sebagai tanaman obat khas Indo-nesia.

Pohon dadap ini memiliki banyak sebutan yang lain. Di antaranya dadap ayam, dadap laut (Jw.; dadap blendung (Sd.); theutheuk (Md.); dalungdung (Bal.); deris (Timor); galala itam (Maluku) dan lain-lain. Juga dapdap, andorogat (Fil.); th’ong banz (Laos (Sino-Tibetan)); thong baan, thong laang laai, thong phueak (Thai); penglay-kathit (Burma); Indian coral tree, variegated coral tree, tiger’s claw (Ingg.); arbre au corail, arbre immortel (Fr.) dan lain-lain.

Pohon yang berukuran sedang, mencapai tinggi 15–20 m dan gemang 50–60 cm. Bagian kulit batang yang masih muda dan halus bergaris-garis vertikal hijau, abu-abu, coklat muda atau keputihan; batang biasanya dengan duri-duri tempel kecil (1–2 mm) yang berwarna hitam. Tajuknya serupa payung atau membulat renggang, menggugurkan daun di musim kemarau.

Daun majemuk beranak daun tiga, hijau hingga hijau muda, poros daun dengan tangkai panjang 10–40 cm. Anak daun bundar telur terbalik, segitiga, hingga bentuk belah ketupat dengan ujung tumpul; anak daun ujung yang terbesar ukurannya, 9-25 × 10-30 cm.

Bunga-bunga tersusun dalam tandan berbentuk kerucut, di samping atau di ujung ranting yang gundul, biasanya muncul tatkala daun berguguran, menarik banyak burung berdatangan untuk menyerbukinya. Mahkota berwarna merah jingga hingga merah gelap; benderanya 5,5-8 × 8 cm, berkuku pendek, tidak bergaris putih. Polong tebal dan berwarna gelap, menyempit di antara biji-biji, 15-20 cm × 1.5-2 cm, berisi 5-10 butir biji berbentuk telur, coklat, merah atau ungu mengkilap. Bunga dadap ini biasanya sering dikunjungi burung madu sejenis Sriganti yang menghisap nektarnya.

Dadap Ayam
Bagaimana dengan dadap ayam? Sebetulnya selain pohon Dadap Serep dan Dadap Ayam ini masih terdapat satu jenis lagi yaitu pohon Dadap Merah. Pohon Dadap merah ini lebih eksotis dari sisi penampilan, baik dari struktur batangnya maupun bunganya yang tentu saja berwarna merah terang. Tetapi kali ini penulis hanya akan membicarakan Dadap serep dan sedikit tentang Dadap Ayam. Dadap Ayam ini dari segi ukuran, tanaman terlihat lebih super ketimbang dadap serep. Tingginya bisa mencapai 25 meter. Batangnya berkayu, berduri tempel, warna hijau keputihan.

Menurut referensi Tanaman Obat Indonesia (iptek.net.id), bagian tanaman dadap ayam yang digunakan adalah daun, kulit kayu, akar, dan biji. Karak-teristiknya mirip dengan dadap serep, yaitu memiliki sifat khas pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah.

Kulit kayunya biasa dimanfaatkan untuk menyembuhkan asma, demam, sakit hati, rematik, dan patah tulang. Untuk mengatasi haid tidak teratur, raciklah beberapa helai daun, buah, dan bunga tanaman ini. Anda cukup mengolahnya sebagai sayuran dan dimakan dengan nasi.

Kalau untuk melancarkan ASI, daun dadap ayam dicampur santan secukupnya, lalu dibuat sayuran.

Manfaat
Dadap kerap dipakai sebagai pohon peneduh di kebun-kebun kopi dan kakao, atau pohon rambatan bagi tanaman lada, sirih, panili, atau umbi gadung. Juga baik digunakan sebagai tiang-tiang pagar hidup. Di wilayah Pasifik, dadap dimanfaatkan sebagai penahan angin.

Tanaman ini menghasilkan kayu ringan (BJ 0,2-0,3), lunak dan berwarna putih, yang baik untuk membuat pelampung, peti-peti pengemas, pigura, dan mainan anak. Kayunya juga merupakan bahan pulp, namun kurang baik digunakan sebagai kayu api karena banyak berasap.

Untuk dadap serep, bagian tanaman yang bisa digunakan pengobatan hanya daun dan kulit kayunya. Daunnya mengandung alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina dan erisovina, yang memiliki sifat khas pahit, mendinginkan, dan membersihkan darah.

Dengan kandungan kimia itu, daun dadap serep memiliki khasiat sebagai antipiretik dan antiinflamasi. Kulit kayu-nya berkhasiat sebagai ekspektoran.

Sariawan Perut
Bagian daun dapat digunakan untuk menyembuhkan demam, sariawan perut, mencegah keguguran, nifas, perdarahan bagian dalam, sakit perut, dan mempe-lancar ASI. Sementara kulit kayu digunakan sebagai obat batuk dan sariawan perut.
Untuk mengatasi sariawan perut, ambillah 3 gram kulit kayu dadap serep, 3 gram sidowayah, 4 gram daun prasman segar, 4 gram akar manis, 4 gram daun china, dan 110 ml air. Ramuan itu dibuat infus atau diseduh, diminum se-banyak 100 ml (sekali/hari) selama dua minggu.

Untuk perdarahan/peradangan bagian dalam, ambillah daun dadap serep segar dan air secukupnya, kemudian dipipis hingga berbentuk pasta. Balurkan pasta pada bagian yang mengalami pendarahan bagian dalam. Tindakan itu diperbarui setiap tiga jam sekali.
Kalau mengalami gangguan sakit perut, misalnya mulas dan tinja berdarah atau berlendir, Anda bisa memanfaatkan daun dadap serep. Buatlah tapel dari daun dadap serep, daun sosor bebek, dan air secukupnya. Ramuan dipipis hingga berbentuk pasta. Balurkan pada perut, dan diperbarui setiap tiga jam sekali.

Daun-daun dadap yang muda dapat digunakan sebagai sayuran. Daun-daun ini berkhasiat membanyakkan susu ibu, membuat tidur lebih nyenyak, dan bersama dengan bunganya untuk melancarkan haid. Cairan sari daun yang dicampur madu diminum untuk mengobati cacingan; sari daun dadap yang dicampur minyak jarak (kasteroli) digunakan untuk menyembuhkan disentri. Daun dadap yang dipanaskan digunakan sebagai tapal untuk meringankan rematik. Pepagan (kulit batang) dadap memiliki khasiat sebagai pencahar, peluruh kencing dan pengencer dahak. Bijinya agaknya beracun jadi jarang digunakan sebagai obat dalam.

Memiliki kandungan protein (dan nitrogen) yang tinggi, daun-daun dadap juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau untuk pupuk hijau. Sebatang pohon dadap yang berukuran sedang, yang dipangkas 3-4 kali setahun, dapat menghasilkan 15-50 kg hijauan pakan ternak dalam setahunnya. Sejauh ini, daun-daun dadap diketahui tidak bersifat racun (toksik) bagi ternak ruminansia. Perakaran dadap bersimbiosis dengan bakteri Bradyrhizobium mengikat nitrogen dari udara, dan meningkatkan kesuburan tanah.

Komposisi kimia:
Alkaloid, eritradina, eritrina, eritramina, hipaforina, dan erisovina.

Ekologi
Dadap menyebar secara alami di pantai dan daerah-daerah di belakangnya, terutama di dekat-dekat muara sungai. Pohon ini tumbuh baik di daerah lembab dan setengah kering, dengan curah hujan 800 – 1500 mm pertahun dan 5-6 bulan basah. Ditanam untuk pelbagai keperluan, dadap sering dijumpai mulai dari wilayah pesisir hingga elevasi sekitar 1500 m dpl. Meskipun mampu hidup pada pelbagai keadaan tanah, dadap menyukai tanah-tanah yang dalam, sedikit berpasir, dan berdrainase baik. Dadap mampu tumbuh pada tanah-tanah bergaram, tanah yang terendam air secara berkala, dan tanah kapur berkarang. Kisaran pH tanah antara 4.5 – 8.0.

Perbanyakan
Perbanyakan dapat dilakukan melalui biji atau stek besar. Biji-biji hendaknya direndam dalam air hangat (80 °C) selama 10 menit, dilanjutkan dengan air biasa hingga semalam, sebelum kemudian ditebarkan di persemaian. Biji akan berkecambah setelah 8-10 hari, dan tumbuh cepat mencapai tinggi 30-50 cm dalam waktu 8-10 minggu.
Stek besar, dengan panjang 2-3 m dan diameter 2-5 cm, didiamkan sekurangnya 24 jam sebelum ditanam, agar tidak mudah diserang jamur. Lebih baik jika ditanam dalam kondisi agak kering. Untuk tiang-tiang pagar, dipakai stek yang lebih besar lagi, dengan diameter hingga 15 cm dan perlu didiamkan (disimpan tegak berdiri) sekitar seminggu sebelum ditanam. Calon tiang ini ditanam pada jarak sekitar 2 m. Untuk peneduh, dadap biasa ditanam pada jarak 8 x 10 m.

Persebaran

Dadap merupakan penghuni asli hutan-hutan pantai, mulai dari Afrika Timur, India, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara hingga Australia.

TEBING KAOLIN

Tebing kaolin yang gambarnya tertera di samping adalah sebuah tebing tegak setinggi lebih kurang 2,40m, tersusun dari bahan galian kaolin. Tebing kaolin ini terbentuk lantaran singkapan yang dilakukan manusia. Tebing tersebut merupakan lahan milik penduduk yang di atasnya terdapat bangunan rumah dan pekarangan. Tebing kaolin tersebut berlokasi di desa Kedungbanteng Kecamanat Sumbermanjing, Kabupaten Malang. Itulah salah satu lokasi kuliah lapangan–Geologi mahasiswa Jurusan Fisika/Program Studi Geofisika FMIPA Universitas Brawijaya (UB) Malang. Kuliah lapangan ini dibimbing langsung oleh Ketua Jurusan Fisika/Program Studi Geofisika, Adi Susilo, P.Hd. Dalam kegiatan ini, Adi Susilo, P.Hd. mengajak serta “nuansa masel” dan Kepala SMA Negeri 1 Sumbermanjing, Drs. Ibnu Harsoyo pada hari Ahad, 12 Juni 2011.

Seperti yang ada pada posting sebelumnya (lihat pada posting berjudul “Bahan Galian Kaolin”), kaolin (Al2O32SiO4.2H2O) merupakan satu contoh dari tanah liat berkualitas tinggi, lunak, dan tidak plastis. Mineral penyusunnya adalah kaolinit, nakrit, dan dikit dengan kekerasan antara 2–2,5 dan berat jenisnya 2,6–2,63. Seperti nampak pada gambar, warna bahan galian ini adalah putih, abu-abu putih, dan kemerah-merahan. Di samping itu ada pula kaolin yang berwarna abu-abu, kuning, atau kemerah-merahan. Endapan kaolin terjadi melalui pelapukan dan dekomposisi batuan beku dan batuan metamorf yang kaya alumunium silikat (gramit, greissen, dan porfiri kuarsa). Deposit kaolin juga bisa terjadi oleh proses kaolinisasi pada batuan felsfatik, dimana mineral-mineral potas alumunium silikat dan feldspar dirubah menjadi kaolin.

Ketika seorang mahasiswa menanyakan manfaat kaolin, sang pemilik lahan yang berada di atas tebing nyeletuk, “untuk cat ya pak”. Memang benar, salah satu manfaat dari kaolin dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk pembuatan cat. Di samping itu, kaolin juga dimanfaatkan untuk keramik; bahan tahan api; porselen; bahan campuran dalam industri kertas, tekstil, karet, obat-obatan, semir, pasta gigi, kompon, dan industri kimia lainnya; serta plaster dinding. Ingat! Bahan tahan api yang dipakai dalam pembuatan pesawat ulang-alik milik Amerika Serikat itu berasal dari kaolin.

Sumber bacaan:
Direktorat Pertambangan, Departemen Pertambangan. 1969. Bahan Galian Indonesia. Jakarta: Departemen Pertambangan.

Tenaga Kerja Keluarga dalam usahatani Padi Sawah

I. PENDAHULUAN
Sektor pertanian di Kabupaten Kerinci merupakan suatu sektor pembangunan yang sangat penting diperhatikan dalam perannya terhadap perekonomian daerah, terlebih lagi di wilayah pedesaan. Pembangunan dan pertanian diprioritaskan pada sub sektor tanaman pangan melalui upaya peningkatan produksi dan pendapatan petani untuk terwujudnya kesejahteraan petani dan keluarganya.
Pembangunan sub sektor tanaman pangan di wilayah pedesaan Kabupaten Kerinci, cirinya adalah peningkatan pendapatan melalui Intensifikasi, khususnya tanaman padi sawah. Ciri ini erat kaitannya dengan keterbatasan lahan yang dihubungkan dengan pelestarian kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Kemudian ciri lain pembangunan pertanian pedesaan adalah mengarah kepada perluasan kesempatan kerja pertanian dan luar sektor pertanian. Dampak dari pembangunan pertanian diharapkan adalah semakin luasnya lapangan kerja di pedesaan sebagai alternatif pengurangan tenaga pengangguran musiman dan sumber penghasilan petani dan keluarganya.
Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan petani dalam pelaksanaan usahataninya. Tenaga kerja adalah suatu faktor produksi yang utama, sebab faktor tersebut menentukan kedudukan petani dalam usahataninya, dengan artian bahwa petani dalam usahataninya tidak hanya menyumbangkan tenaga kerja saja, tetapi adalah pemimpin usahatani yang mengatur organisasi produksi secara keseluruhan. Tenaga kerja dalam usahatani dapat berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga, yang terdiri dari tenaga kerja pria, tenaga kerja wanita, tenaga kerja anak-anak dan tenaga kerja ternak.
Dilihat dari curahan tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian Kabupaten Kerinci untuk setiap 100 orang pria yang bekerja di desa, 77 orang bekerja di sektor pertanian dan 23 orang bekerja di sektor non pertanian dan untuk setiap 100 orang wanita bekerja di desa, 80 orang di sektor pertanian dan 20 orang bekerja di sektor non pertanian. Wanita pada umumnya bekerja 29 jam perminggu dan pria pada umumnya bekerja 35 jam perminggu. Potensi tenaga kerja dalam keluarga merupakan hal yang penting karena merupakan dasar pertimbangan dalam penetapan alternatif usahatani.

II. Tenaga Kerja sebagai Faktor Produksi

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja terlihat dari tersedianya tenaga kerja, tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu diperhatikan. Selanjutnya dikatakan bahwa setiap produksi diperlukan tenaga kerja yang memadai, jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan sampai dengan tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal.
Dalam usahatani, sebagian besar tenaga kerja berasal dari tenaga kerja keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, isteri dan anak-anak petani, tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak pernah dinilai dengan uang.
Potensi tenaga kerja keluarga petani merupakan jumlah tenaga kerja potensial yang selalu tersedia tetap pada suatu keluarga petani yang dapat meliputi bapak, ibu, anak dan keluarga lain dalam suatu rumah tangga yang merupakan tanggungan petani.
Potensi tenaga kerja dalam keluarga merupakan hal yang penting karena dapat dijadikan dasar perkembangan dalam pemilikan alternatif usahatani.
Untuk mengetahui potensi tenaga kerja keluarga harus dilipatkan atau dikalikan pencurahan dalam satu tahun seorang tenaga kerja pria 330 HK dalam setahun, tenaga kerja wanita 226 HK dalam setahun dan anak-anak 140 HK dalam setahun. Hal ini dihitung optimal tersedia pekerjaan dalam kondisi normal.
Potensi tenaga kerja keluarga harus dilipatkan atau dikalikan pencurahannya dalam satu tahun, seorang tenaga kerja pria akan bekerja 300 HK (hari kerja) dalam satu tahun, tenaga kerja wanita 220 HK dan anak-anak 140 HK dalam satu tahun.

III. Pengelolaan Usahatani

Kegiatan awal yang dilakukan dalam usahatani padi sawah adalah pengolahan tanah dengan maksud agar tanah lebih mudah ditanami, kegiatan awal dari pengolahan tanah adalah mencangkul tanah tersebut. Kemudian dilakukan pengemburan agar tanah tidak lagi berbentuk bongkahan, bersamaan dengan penggemburan dilakukan pembersihan pematang sawah dari ruput agar pematang sawah bersih alat yang digunakan biasanya cangkul parang dan sabit.
Kegiatan yang kedua dalam usahatani padi sawah adalah penyemaian yang waktunya hampir bersamaan dengan pengolahan tanah, lahan penyemaian dibuat dalam petakan sawah dengan ukuran yang sesuai sehingga benih yang disemaikan mencukupi untuk luas lahan yang diusahakan, kegiatan ini diawali dengan mencangkul lahan sawah dan membuat tanah menjadi lunak lalu didatarkan untuk menyebar bibit persemaian, setelah bibit berumur 27 hari paling lama 1 bulan maka benih dicabut dan siap ditanam pada lahan yang diusahakan.
Kegiatan selanjutnya adalah pencabutan benih dan persemaian dan penanaman benih kelahan sawah dengan jarak tanam yang bervariasi sesuai dengan kebiasaan petani di daerah tersebut dan umumnya kegiatan ini dilakukan oleh wanita, sebelum penanaman biasanya dilakukan pemupukan untuk kesuburan tanah.
Satu bulan setelah tanam dilakukan penyiangan agar tanaman bersih dari tumbuhan pengganggu sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik, alat yang digunakan dalam penyiangan biasanya sabit dan parang, penyiangan di daerah penelitian biasanya dilakukan oleh tenaga kerja wanita.
Kegiatan terakhir pada usahatani padi sawah adalah panen, kegiatan ini diawali dengan pemotongan batang padi dengan menggunakan sabit, setelah batang padi dipisahkan, barulah dilakukan perontokan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia, dimana batang padi dipukulkan kekayu atau benda keras lainya agar padi dapat terpisahkan dari tangkainya, kemudian dilakukan pemisahan sampah atau daun padi yang tertinggal pada saat melakukan perontokkan.

Pengelolaan usahatani padi sawah di Kabupaten Kerinci pada umumnya yang bekerja adalah tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita, sedangkan untuk tenaga kerja anak-anak tidak ditemukan. Tenaga kerja yang bekerja pada usahatani padi sawah selain tenaga kerja dari dalam keluarga juga terdapat tenaga kerja dari luar keluarga ini untuk menutupi kekurangan tenaga kerja yang ada dalam keluarga. Biasanya tenaga kerja dari luar keluarga ini disebut dengan tenaga kerja upahan.

IV. Curahan Jam Kerja Pada Usahatani Padi Sawah

Curahan jam kerja usahatani keluarga dan curahan jam kerja upahan adalah waktu yang digunakan secara langsung tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja upahan dalam pengelolaan usahatani padi sawah dalam bentuk curahan jam kerja selama satu kali musim tanam.
Kegiatan yang dihitung curahan jam kerjanya selama satu musim tanam meliputi kegiatan pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, penyiangan dan panen. Untuk melihat jam kerja pada pengelolaan usahatani baik jam kerja upahan maupun jam kerja keluarga pada pengelolaan
Rata-rata jumlah jam kerja upahan adalah sebesar 48,42 HK/musim/Ha (45,47%) untuk tenaga kerja upahan pria, 58,07% HK/musim/Ha (54,53%) untuk tenaga kerja upahan wanita, sedangkan rata-rata jumlah jam kerja keluarga yakni sebesar 7,21 HK/musim/Ha (45,40%) untuk tenaga kerja keluarga pria dan 8,67 HK/musim/Ha (54,60%) untuk tenaga kerja keluarga wanita.
Dari rata-rata jumlah jam kerja upahan pria lebih kecil dari jumlah jam kerja upahan wanita, sedangkan rata-rata jumlah jam kerja keluarga untuk rata-rata jam kerja keluarga pria lebih kecil dari rata-rata jumlah jam kerja keluarga wanita.
Adapun perbedaan jam kerja tenaga kerja upahan pria dan tenaga kerja keluarga pria dengan tenaga kerja upahan wanita dan tenaga kerja keluarga wanita ini erat kaitannya dengan gender dimana kebiasaan masyarakat setempat untuk kegiatan penyemaian, penanaman, dan penyiangan mereka menggunakan tenaga kerja upahan wanita dengan anggapan bahwa kegiatan tersebut lebih
ringan dan tidak memerlukan tenaga yang lebih besar serta memerlukan ketelitian, disamping itu juga untuk mengurangi biaya produksi, dimana biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja wanita lebih kecil dibandingkan dengan upah tenaga kerja pria.
Untuk pengolahan tanah dan panen tenaga kerja pria yang biasa digunakan baik untuk tenaga kerja upahan maupun tenaga kerja keluarga. Tenaga pria biasa digunakan karena tenaga kerja pria mempunyai tenaga yang lebih besar dibandingkan tenaga kerja wanita.
Gender adalah pembagian peran kedudukan dan tugas antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan sifat laki-laki dan perempuan yang dianggap pantas menurut norma-norma adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan masyarakat.

V. Curahan Jam Kerja Upahan

1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dalam usahatani padi sawah di Kabupaten Kerinci pada umumnya dilakukan oleh tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Curahan tenaga kerja upahan pria sebesar 22,75 HK/musim/Ha (95,75%) dan curahan tenaga kerja upahan wanita yakni 1,01 HK/musim/Ha (4,25%).
Dalam pengolahan tanah tenaga kerja upahan pria lebih banyak digunakan dibandingkan dengan tenaga kerja wanita, karena pada kegiatan pengolahan tanah ini diperlukan tenaga yang cukup besar sehingga kegiatan pengolahan tanah ini lebih didominasi oleh tenaga pria. Walaupun ada diantaranya tenaga kerja wanita yang ikut dalam kegiatan pengolahan tanah tapi hanya sekedar membantu.

2. Penyemaian
Penyemaian bibit adalah salah satu kegiatan dalam usahatani padi sawah yang meliputi kegiatan pembuatan tempat penyemaian, penyebaran bibit dan pencabutan bibit dari persemaian.
Curahan jam kerja upahan pria 0,06 HK/musim/Ha (0,34%) lebih kecil dibandingkan dengan curahan jam kerja upahan wanita 0,50 HK/musim/Ha ( 99,66%). Penggunaan tenaga wanita untuk kegiatan penyemaian biasa dilakukan karena pada kegiatan penyemaian ini memerlukan ketelitian dan tidak memerlukan tenaga yang lebih besar.
Adanya waktu musim tanam yang berbeda-beda sehingga setelah dilakukan pengolahan tanah oleh tenaga kerja pria pada waktu musim tanam pertama maka tenaga kerja pria akan berpindah lagi untuk melakukan pengolahan tanah pada hamparan yang lain

3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan jarak tanam yang bervariasi untuk setiap petaninya sesuai dengan pengetahuan dan kebiasaan yang mereka lakukan. Curahan jamkerja upahan pria pada kegiatan penanaman sebesar 0,08 HK/musim/Ha (0,34%), tenaga kerja upahan wanita sebesar 23,65 HK/musim/Ha (99,66%), ini berarti kegiatan penanaman dilakukan oleh tenaga kerja upahan wanita.
Menurut norma dan adat istiadat dan kebiasaan masyarakat diKabupaten Kerinci kegiatan penanaman dilakukan oleh tenaga kerja wanita, hal ini juga disebabkan oleh karena di daerah Kabupaten Kerinci lebih kurang ada enam waktu musim tanam. Tenaga kerja pria umumnya melakukan kegiatan yang memerlukan tenaga yang lebih besar dan selalu berpindah-pindah sesuai dengan waktu musim tanam, dimana setelah melakukan kegiatan pengolahan tanah pada hamparan I akan pindah lagi melakukan kegiatan pengolahan tanah pada hamparan II dan seterusnya. Tenaga kerja upahan pria selalu bekerja pada kegiatan pengolahan tanah, dan hanya sebagian kecil tenaga kerja upahan pria yang membantu dalam kegiatan penanaman, karena tenaga kerja upahan pria lebih banyak bekerja pada kegiatan pengolahan tanah pada hamparan yang berbeda-beda dengan waktu musim tanam yang berbeda pula.

4. Penyiangan
Penyiangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk membuang atau memisahkan tanaman pengganggu dari tanaman padi sawah. Untuk lebih jelasnya distribusi penggunaan tenaga kerja upahan pada kegiatan penyiangan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Curahan jam kerja upahan pria sebesar 0,14 HK/musim/Ha (0,47%) dan curahan jam kerja upahan wanita sebasar 29,90 HK/musim/Ha (99,53%). Tenaga kerja wanita lebih besar digunakan dalam kegiatan penyiangan karena pada kegiatan penyiangan memerlukan ketekunan dan ketelitian sehingga kebiasaan masyarakat pada umumnya di
daerah Kabupaten Kerinci menggunakan tenaga kerja wanita karena pada kegiatan penyiangan tidak memerlukan tenaga yang besar sehingga masyarakat lebih banyak menggunakan tenaga kerja wanita.

5. Panen
Panen adalah kegiatan pengambilan hasil usahatani padi sawah kegiatan ini diawali dengan pemotongan batang padi dengan menggunakan sabit setelah batang padi dipisahkan maka kegiatan berikutnya adalah perontokan dari tangkainya.
Curahan jam kerja upahan pria lebih besar dari curahan jam kerja upahan wanita. Curahan jam kerja upahan pria sebesar 25,39 HK/musim/Ha (89,40%) dan curahan jam kerja upahan wanita sebesar 3,01 HK/musim/Ha 10,60%).
Pada kegiatan panen penggunaan tenaga kerja upahan pria lebih banyak dari tenaga upahan wanita karena pada kegiatan panen memerlukan tenaga yang
cukup besar dan menurut norma dan kebiasaan yang berlaku di daerah Kabupaten Kerinci tenaga kerja upahan pria melekukan kegiatan ini. Walapun tenaga kerja wanita ikut terlibat, tetapi hanya membantu tenaga kerja pria seperti pada kegiatan pembersihan dan pengalengan dan kegiatan yang ringan lainnya..

VI. Curahan Jam Kerja Keluarga

Penggunaan tenaga kerja keluarga pada umumnya berakar pada keyakinan bahwa penggunaan tenaga kerja keluarga dapat memberikan keuntungan terutama penghematan penggunaan tenaga kerja luar keluarga atau mengurangi penggunaan tenaga kerja upahan. Sehingga biaya produksi yang dikeluarkan dapat dikurangi.
Pada tabel berikut disajikan rata-rata curahan jam kerja keluarga yang digunakan dalam usahatani padi sawah dihitung dalam HK/musim/Ha.
Rata-Rata Curahan Jam Kerja Keluarga Pada Usahatani Padi Sawah.

Kegiatan Usahatani
Padi Sawah Rata – rata Hari Jam Kerja Keluarga HK / Musim / Ha
Jenis Tenaga Kerja Persentase ( % )
Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah
Pengolahan Tanah
Penyemaian
Penanaman
Penyiangan
Panen 2,10
1,08
1,28
1,25
1,50 1,53
1,79
1,85
1,81
1,69 3,63
2,87
3,13
3,06
3,19 57,85
37,63
40,89
40,85
47,02 42,15
62,37
59,11
59,15
52,98 100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
TOTAL 7,21 8,67 15,88 45,40 54,60 100,00

Dari tabel diatas dapat dilihat total tenaga kerja keluarga pria yang diserap dalam kegiatan usahatani padi sawah yang meliputi kegiatan pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, penyiangan dan panen sebesar 7,21 HK / Musim / Ha ( 45,40 % ) dan total tenaga kerja keluarga wanita sebesar 8,67 HK / Musim / Ha ( 54,60 % ).
Penggunaan tenaga kerja keluarga dipengaruhi dari jumlah tanggungan keluarga, dimana semakin banyak tanggungan keluarga akan semakin banyak pula membantu dalam kegiatan usahatani padi sawah tersebut.
Peran aktif tenaga kerja dalam rumah tangga dapat mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan pengelolaan usahatani padi sawahnya. Semakin banyak tanggungan dalam rumah tangga maka semakin besar dorongan petani untuk meningkatkan usahanya dan semakin besar pula tenaga kerja keluarga yang membantu dalam kegiatan usahataninya, sehingga dapat mengurangi penggunaan tenaga kerja upahan.
Peran tenaga kerja keluarga dapat dilihat dari curahan jam kerja keluarga dalam usahatani padi sawah. Yang dimaksud dengan curahan jam kerja keluarga pada
usahatani padi sawah adalah waktu yang digunakan tenaga kerja keluarga dalam usahatani padi sawah pada kegiatan pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, penyiangan, dan panen.
Total rata – rata tenaga kerja keluarga yang diserap untuk usahatani padi sawah adalah sebesar 15,88 HK / Musim / Ha (12,98%) dari keseluruhan tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan usahatani padi sawah. Apabila total tenaga kerja yang diserap pada kegiatan usahatani padi sawah dikurangi dengan total tenaga kerja upahan yang digunakan merupakan selisih penggunaan tenaga kerja keluarga. Selisih tersebut diartikan sebagai jumlah penghematan penggunaan tenaga kerja upahan sebagai akibat penggunaan tenaga kerja keluarga. Besarnya penghematan tenaga kerja upahan adalah sebesar 15,88 HK / Musim / Ha ( 12,98 % ). Penghematan tenaga kerja tersebut secara langsung akan mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh petani dalam melaksanakan kegiatan usahataninya.
Penggunaan tenaga kerja keluarga dapat mengurangi jumlah penggunaan tenaga kerja upahan sebesar 12,98 % ( 15,88 HK / Musim / Ha )* dari total tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan usahataninya. Penggunaan tenaga kerja keluarga secara langsung dapat mengurangi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga.
Mengingat pentingnya tenaga kerja keluarga dalam mengurangi penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga / upahan sehingga biaya produksi dapat dikurangi dan hal ini akan dapat mempengaruhi pendapatan petani maka penggunaan tenaga kerja keluarga ini harus terus dimanfaatkan dalam kegiatan usahatani padi sawah.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I.G.N. dkk. 1994. Teori Ekonomi Makro, Suatu Analisis Produksi Terapan. Penerbit FE. UI. Jakarta.
Anonymous. 1991. Laporan Penelitian Pengukuran Kemampuan Daerah Tingkat II dalam rangka Pelaksanaan Otonomi Nyata dan Bertanggung Jawab. Buku II Kab. Kerinci. Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jambi.
_________. 1993. Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat I Jambi Tahun Anggaran 1995/1996 – 1998/1999. Buku III Bapedda Jambi. Jambi.
_________. 1995. Rencana Pembangunan Lima Tahun ke Enam Daerah tingkat I Prop. Jambi. Pemerintah Daerah Tingakat I Jambi. Jambi.
_________. 1998. Wanita dan Pria di Prop. Jambi. Kerjasama Bapedda dan BPS Prop. Jambi. Jambi.
Fitri. 2000. Analisis Distribusi Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Gunung Kerinci Kab. Kerinci. Skripsi Fakultas Pertanian Univ. jambi. Jambi.
Gilarso, T. 1992. Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Kanisius. Yogyakarta.
Hernanto. 1994. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nuraini, Ida dan Hidayat, Herman. 2001. Manajemen Usaha Tani. Universitas Terbuka. Dep. Pendidikan Nasional Jakarta.
Kartasapoetra. 1988. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. PT. Bina Aksara. Jakarta.
Syofia, Khamri. 2005. Analisis Curahan Jam Kerja Keluarga Pada Usahatani Padi Sawah (Skripsi). Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Malang.
Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.
Mosher, AT. 1987. Menggerak dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna. Jakarta.
Soekartawi. 1991. Agribisnis, Teori dan Aplikasinya. Penerbit Rajawali Pres. Jakarta.
Tohir, Ak. 1993. Seuntai Pengetahuan Tentang Usahatani Indonesia Bagian I dan II. Penerbit Aksara. Jakarta.

Keuntungan Budi Daya Ikan Hias



Budidaya ikan hias air tawar ternyata mampu memberikan kehidupan bagi banyak orang yang menekuninya. Selain orang suka akan keindahan ikan hias ,banyak pula orang yang menggantungkan hidupnya dari membudidayakan dan memasarkan ikan hias yang jenisnya bermacam-macam. Tak jarang beberapa petani yang semula menekuni budidaya ikan konsumsi seperti ikan lele, ikan nila, guramih dan lain sebagainya beralih menekuni budidaya ikan hias. Semua itu dilakukan karena peluang usaha dan potensi ekonomis budidaya ikan hias lebih menggiurkan dibandingkan dengan ikan konsumsi. Dengan pola pemeliharaan dan pemberian makanan yang hampir sama dengan ikan konsumsi , budidaya ikan hias mampu menghasilkan pemasukan yang lebih besar karena harga ikan hias lebih mahal. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten dan senang di dalam memeliharanya.
Ikan Hias Lebih Menguntungkan

Jika dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi pemeliharaanya hampir sama sedangkan masalah penjualan biasanya ikan konsumsi dihargai dengan sistem kiloan, ikan hias dihargai dengan sistem per ekor, dengan demikian bisnis budidaya ikan konsumsi lebih menekankan kuantitas, sehingga memerlukan lahan yang luas dan sarana yang lebih banyak.

Hasil budidaya Ikan hias lebih menekankan kualitas sehingga bisa dilakukan di lahan sempit dan bisa dilakukan sebagai usaha sampingan. Jika tidak memiliki kolam yang luas, budidaya ikan hias bisa dilakukan di dalam akuarium atau bak semen yang cukup kecil. Jika lahan yang tersedia cukup kecil, kita harus lebih selektif dalam memelihara ikan hias. Ikan-ikan hias yang dipelihara cukup yang berkualitas bagus sedangkan yang berkualitas kurang bagus harus segera diafkir karena memakan tempat.
Jenis Ikan Hias Yang Cukup Poluper

Ada beraneka ragam Ikan Hias Bernilai ekonomi cukup tinggi antara lain ikan Koi, Manfish, Koki, Niasa, Redfin, Lemon, Komet, Sumatra barb, Black Ghost , Aligator, Arwana dan ikan hias jenis lainnya. Ikan-ikan hias tersebut merupakan ikan hias yang biasa dicari penghobi dan dibudidayakan petani ikan.
Budi Daya Ikan Hias Koi

Salah Satu Model Budi Daya Ikan Hias : Koi

Salah satu alasan mengapa budidaya ikan hias dipilih selain memiliki nilai jual yang tinggi, proses pemijahan dan perawatan benih tidak terlalu membutuhkan modal yang besar dan usaha pembenihan/dibudidayakan ikan hias tersebut masih di didaerah tertentu saja sehingga masih memiliki potensi yang luas. Karena suka terkadang penggemar ikan hias bersedia mengeluarkan uang hingga jutaan rupiah untuk memiliki seekor ikan hias yang diidam-idamkannya.

Hal inilah yang terkadang membuat harga ikan hias melambung tinggi. Selain faktor kesukaan faktor keindahan ikan hias juga turut andil dalam menentukan harga. Secara umum ikan hias yang memiliki bentuk, warna, corak yang indah akan berharga cukup mahal. Di sinilah letak kunci keberhasilan budi daya ikan hias, menghasilkan ikan-ikan yang indah dan berkualitas bagus.
Bukan Hanya Untuk Hobi

Keberadaan ikan hias sendiri saat ini tidak lagi sebagai hiburan atau hobi semata tetapi telah berkembang menjadi objek yang dimanfaatkan bagi kepentingan dunia pendidikan, penelitian, medis maupun keperluan konservasi alam. Sampai saat ini ikan hias air tawar merupakan salah satu jenis komoditas ekspor nonmigas bidang perikanan yang mampu menyumbang devisa negara yang cukup besar. Dengan kekayaan ikan hias yang berlimpah maka peluang Indonesia sebagai pengekspor komoditas ini sangat terbuka lebar. Sehingga Budidaya Ikan Hias layak di gencarkan di masyarakat.
Kolam Budi Daya Ikan Hias Arwana

Kolam Budi Daya Ikan Hias Arwana

Usaha budidaya ikan hias merupakan salah satu usaha yang memberikan alternatif sumber penghasilan untuk meningkatkan pendapatan petani/pengusaha ikan hias. Usaha budidaya ikan hias cukup prospek dikembangkan. Hal ini disebabkan dalam budidaya ikan hias memiliki keunggulan-keunggulan sebagai berikut :

* Teknologinya mudah diserap dan diterapkan, karena teknologi yang digunakan cukup sederhana

* Budi daya Ikan Hias Dapat diusahakan skala rumah tangga/ usaha kecil, tidak membutuhkan lahan yang luas

* Perputaran modal cepat, dapat dipanen dalam jangka waktu yang singkat.

* Budi daya ikan Hias mampu Menyerap tenaga kerja.

* Pasar yang menjanjikan baik domestik maupun ekspor.

Ikan Manfish

Ikan Manfish, Sumber Gambar IPTEK NET

Profil Beberapa Peternak Ikan Hias

Salah satu contoh peternak ikan hias yang cukup sukses adalah Peternak ikan hias di Kota Bekasi, saat ini mulai mendapat pesanan dari luar negeri seperti Jepang dan Inggris, sedangkan ikan hias yang diminati adalah ikan air tawar jenis tetra, botiya dan zebra. Seorang peternak ikan hias, di Rawa Lumbu, Kota Bekasi, Miskun, mengatakan, permintaan ikan hias mulai datang dari pembeli luar negeri dan baru-baru ini ia telah mengirim sebanyak 10 box ikan ke Jepang.P emasaran ikan hias hingga keluar negeri itu berawal dari ketertarikan peminat ikan dari luar negeri dengan keindahan ikan yang dibudidayakan di Bekasi serta harganya yang relatif murah. Upaya budidaya ikan hias tersebut telah mampu meningkatkan ekonomi warga setempat dan bahkan Bekasi mulai dikenal sebagai pemasok ikan hias berkualitas.

Contoh lain adalah Kelompok Tani Mina Makmur dibentuk oleh Dinas Perikanan Dati I Kabupaten Tulungagung yang beranggotakan pembudidaya ikan hias dan sejenisnya di Desa Bendiljati Wetan.Pemilik usaha pembenihan dan budidaya ini pada awal mendirikan usahanya memanfaatkan 2 petak kolam yang ada, dari hasil keuntungannya pemilik menambahkan modal untuk membuat kolam dibelakang dan depan rumahnya, sekarang memiliki 40 petak kolam disekitar rumah dan dilokasi lain 45 petak kolam dengan luas lahan seluruhnya 3 ha. Perkembangan budidaya ikan hias ini semakin hari semakin meningkat mengingat usaha tersebut dijadikan sebagai mata pencaharian pokok yang mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.

Lain lagi cerita kesuksesan Kelompok Tani Sangkuriang Koi Breeder, Kelompok Tani yang memiliki sekretariat di Jln. Sangkuriang No. 1 RT 7 RW 5 Kel. Cipageran, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi. Kelompok tani yang merupakan kumpulan Petani Ikan Hias Koi ini memiliki latar belakang keprihatinan pendirinya melihat peternak ikan koi Jawa Barat yang kurang maju. Padahal ikan koi blitar yang terkenal unggul di Indonesia saat ini, benihnya berasal dari Jawa Barat. Setelah melewati proses yang panjang kini Sangkuriang Koi Breeder memperoleh peringkat dua dalam lomba Ikan Koi tingkat internasional di Tangerang Februari 2009. Kejuaraan ini merupakan kejuaraan Koi bertaraf Internasional yang kebetulan dilaksanakan di Indonesia.

Menurut Ule, Pendiri Kelompok Tani Sangkuriang Koi Breeder budi daya ikan koi memiliki prospek yang menguntungkan karena pasarnya banyak dan tidak terbatas. Selain itu, penjualan ikan koi relatif stabil jika dibandingkan dengan ikan louhan yang hanya booming sesaat. Demikian pula, perawatannya juga relatif murah dibandingkan ikan arwana. Setiap bulan kelompok tani yang dikelola Ule bisa menghasilkan keuntungan minimal Rp 15 juta.(Galeriukm).

Sumber :

http://ejournal.umm.ac.id/index.php/dedikasi/article/viewFile/95/107_umm_scientific_journal.pdf

http://www.koran-jakarta.com/berita-detail-terkini.php?id=15935

http://www.pikiran-rakyat.com/prprint.php?mib=beritadetail&id=87371

http://www.iptek.net.id/ind/warintek/?mnu=6&ttg=3&doc=3c4
galeri ukm

10 Jenis Mahluk Vampir Yang Ada Di Sekitar Kita

Konsumsi darah secara ilmiah dikenal sebagai haematophagy, dan organisme yang mengkonsumsi sebagian atau secara eksklusif pada darah disebut haematophagous.Sebagai omnivora non-parasit, mudah bagi kita untuk menjelekkan gaya hidup yang tampaknya asing, tapi mempertimbangkan fakta bahwa makhluk lain, termasuk diri kita sendiri, terus dipaksa untuk membunuh untuk bertahan hidup.
Hewan-hewan yang akan anda kenali mungkin tampak licik, menyeramkan atau bahkan kejam, tetapi ini adalah hewan yang telah beradaptasi untuk memakan makhluk lain tanpa membunuh mereka.Secara Rasional, menghisap sedikit darah jauh lebih efisien dan aman daripada merobek kaki dan merobohkan antelop.
10.Kutu loncat
 
Walaupun ada berbagai serangga yang memakan darah, kutu adalah kelompok terbesar untuk dengan 100 jenis haematophagous%, dengan lebih dari 2000 spesies yang diketahui sangat , mereka beradatasi dengan hidup dari darah mamalia.
fleksibelitas mereka adalah, tubuh yang tipis namun padat seperti lapis baja yang sempurna untuk “berenang” dengan cepat melalui bulu tebal, menolak upaya tuan rumah untuk mencakar atau menggigit mereka keluar.
Kutu tidak pernah punya sayap (yang akan memperlambat mereka pada pelarian mereka) tapi kompensasi dengan kaki yang uar biasa, yang memungkinkan mereka untuk melompat lebih dari 200 kali panjang tubuh mereka untuk datang dan pergi dari masngsa mereka.
Mereka memulai hidup mereka sebagai seperti larva belatung, yang tidak menggigit, tetapi memakan puing-puing seperti kulit mati, rambut, bulu atau bahkan sampah orang tua mereka.Ya, kutu ibu tidak akan hanya minum darah Anda, tetapi kotoran mereka, mereka berikan ke bayi-bayinya.
Sementara kutu sebagian besar senang makan dan berjalan, beberapa spesies yang dikenal sebagai “sticktight” kutu ini punya metode makan agak tidak menyenangkan, ia menyusup seluruh tubuhnya jauh di bawah kulit mamalia, membengkak sampai ukuran kacang polong, meletakkan telurnya dan mati, masih tertanam dalam daging di mana hal itu dapat menyebabkan infeksi bakteri.Kutu loncat tidak sama dengan kutu, yang tidak masuk dari daftar ini.Kutu adalah arakhnida dengan delapan berkaki.
9.Kutu busuk
 
Awalnya hanya disebut serangga dari ordo Hemiptera, yang meliputi kutu busuk, bug pembunuh, waterbugs, kutu daun, jangkrik dan banyak lainnya.Kebanyakan serangga ini tidak berbahaya, tetapi yang jahat adalah “kutu busuk” di antara beberapa varietas parasit.
Sesuai dengan nama mereka, makhluk-makhluk bersayap bersembunyi di bahan bersarang vertebrata yang lebih besar (seperti kasur dan bantal Anda) untuk menghisap darah saat mangsanya tidur.Sangat ulet, mereka beradaptasi secara cepat terhadap penyakit dan pestisida, membuat mereka sangat sulit untuk dibasmi.
Adaptasi yang cepat ini disebabkan sebagian kebiasaan keras mereka BEreproduksi; untuk kawin, laki-laki harus mengalahkan yang lebih besar, lalu kawin dengan betina dengan cara menikam melalui exoskeletonnya alat kelamin berbilah, dan betina harus cukup kuat untuk bertahan dari luka-luka untuk meletakkan telur, yang berarti hanya dari pasangan kutu yang tangguh yang akan melahirkan bayi-bayi kutu baru.
Pada beberapa spesies eksotik, kutu busuk betina bahkan memiliki lingga berbilah sendiri, membuat perkawinan mereka seperti pertandingan anggar dengan kekerasan.
8. Lintah
 
Terkait dengan cacing tanah dan Annelida lainnya, lintah dapat ditemukan di seluruh dunia baik di darat dan di air. Kebanyakan spesies ini karnivora, menggerogoti invertebrata kecil atau bahkan telur ikan dan katak, tapi lintah haematophagous terkenal dipersenjatai dengan lingkaran, seperti gigi dan anestesi, senyawa antikoagulan dalam air liur mereka, yang memungkinkan mereka untuk membuat irisan, kecil tanpa rasa sakit pada mangsa mereka yang menyemburkan darah selama berjam-jam.
Dalam zaman Purba, diyakini bahwa lintah dapat mengobati hampir semua penyakit dengan menghapus kelebihan darah “buruk”, dan sementara yang sekarang kita kenal ini tidak pernah benar, efisiensi mereka di pengeringan darah masih menarik bagi ilmu kedokteran, dan lintah bahkan telah digunakan untuk menghilangkan gumpalan berbahaya pada kaki yang disambungkan.
Ternyata Lintah Lebih kompleks dari yang kita pikirkan, lintah memiliki beberapa hati, juga banyak otak dan pada beberapa spesies mempunyai sekelompok mata kecil.Banyak spesies bahkan terus dekat mengawasi anak mereka, membentuk sebuah kepompong pelindung di sekitar telur dan membawa bayi mungil di punggung mereka sampai mereka bisa berjuang sendiri.
7.Ngengat vampir
 
Kebanyakan ngengat dan kupu-kupu memakan nektar atau bahkan tidak pernah makan sama sekali,masa hidupnya hanya cukup untuk kawin.Setidaknya satu ngengat, bagaimanapun, menggunakan belalai tajam untuk mengebor melalui kulit mamalia menuju aliran darah.
Saat darah inang mengalir melalui mulut-seperti jerami, hal itu menyebabkan mahluk kecil ini untuk meningkatkan dan mengait ke dalam daging sampai proses makan selesai.Kebalikannya dengan nyamuk, hanya ngengat jantan yang menjadi vampir – ia menggunakan sumber energi alternatif ini dengan baik, karena ngengat betina menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk beristirahat dan menunggu sementara laki-laki dibiarkan untuk berpetualang jauh untuk mencari pasangan.
6. Kelelawar vampire
 
Yang paling terkenal dari semua peminum darah dan arguably mamalia parasit , hanya ada tiga jenis kelelawar vampir atau Desmodontidae, semua asli Amerika.Mereka adalah satu2nya kelelawar yang bisa berjalan di tanah dan bahkan berdiam lama di tanah, hal itu memungkinkan mereka untuk dekat dengan hewan tidur yang lebih besar dan merayap pada mereka.
aksi mereka yang licin, gigi tajam bak pisau cukur membuat irisan kecil di daging mangsanya dengan sedikit rasa sakit, dan air liur anticoagulant mereka membuat darah mengalir dengan bebas .
Sementara hampir semua kelelawar komunal, kelelawar vampir adalah kelelawar yang dikenal untuk merawat anak mereka, bahkan mereka mengadopsi anak kelelawar vampir lain yang yatim piatu dan menganggapnya sebagai anak mereka sendiri.
5. Lamprey
 
Agnatha atau “ikan tanpa rahang” pernah menjadi vertebrata planet bumi ini paling awal dan dominan, muncul jutaan tahun yang lalu di jaman purba yang dikuasai oleh moluska bertentakel dan artropoda berduri.
Saat ini, contoh hidup hanya dari nenek moyang amis adalah “slime hags” scavenging (yang cukup menarik, tapi tidak haematophagous) dan pengisap darah berwajah “lamprey.” Banyak Spesies lamprey Banyak memunyai filter untuk makanan tidak berbahaya, tetapi beberapa varietas yang terkenal adalah benar-benar parasit .
Menempel pada ikan lain, mereka menempel dan menyusup melalui daging sampai mereka mencapai darah atau cairan tubuh lainnya, dan mungkin membunuh sang mangsa yang tidak cukup kuat untuk bertahan dari banyak cairan atau darah yang hilang
Meskipun mereka tampak primitif dan ganas, lamprey juga ibu berbakti yang bermigrasi jauh untuk bertelur dan secara hati-hati membuat tumpukan batu untuk menjadi sarang pelindung telur-telur mereka.
4.Candiru
 
Mahluk dari Amazon ini ikan patin yang relatif kecil secara luas terkenal karena kebiasaan langka yang berenang ke dalam uterus dan saluran pembuangan mamalia besar (seperti manusia) yang cukup bodoh untuk buang air kecil di sungai.Ini murni disengaja (dan fatal) pada bagian Candiru dilengkapi dengan pelacak jejak urin untuk aliran air dari insang ikan yang lebih besar.
tubuh mungil mereka, secara khusus disesuaikan dengan insang yang mendeteksi darah yang kaya, dimana mereka menggunakan rahang kecil mereka menggigit ke dalam bagian tubuh mangsanya dan berpesta.
3. Siput Torpedo
 
Mungkin ini adalah mahluk yang tak seperti vampir, Cancellaria cooperi adalah spesies siput laut yang memangsa hampir semata-mata pada darah Torpediformes atau sinar “listrik” .Sesuai dengan nama mereka, ini sepupu ikan pari dapat memberikan sengatan hingga 220 volt untuk melumpuhkan mangsa dan musuhnya, tetapi parasit adalah masalah lain.
Siput lambat tapi persisten sedikit dapat mencium lapisan lendir seorang Torpedo dari beberapa kaki jauhnya, dan menggunakan tabung, panjang dan tipis untuk mengalirkan darah tanpa menyebabkan ikan sakit atau tidak nyaman.
2.Burung Pipit Vampire
 
Kepulauan Galapagos yang terkenal rumah bagi beragam burung pipit kecil, erat terkait tetapi disesuaikan dengan sumber makanan dari masing-masing pulau dengan paruh khusus mereka.
Tidak ada yang mungkin begitu aneh seperti septentrionalis Geospiza difficilis, burung yang hanya diketahui secara teratur mengkonsumsi suplemen diet dengan darah segar.
Ini saham chunk yang agak sepi tanah dengan ribuan boobies jauh lebih besar (burung, dummy), yang bahkan tidak tampak untuk melawan sebagai pipit yang relatif kecil mematuk lubang sedikit menakutkan di tubuh mereka.
Telah berteori bahwa pipit sekali dirasuki parasit burung, yang akan mengembangkan naluri untuk mengabaikan aksi menyakitkan untuk keuntungan mereka sendiri.
Pipit yang belajar untuk memakan darah dari luka untuk makanan tambahan kecil ini mungkin survivor yang lebih baik saat makanan di pulau ini banyak berkurang, sehingga mereka perlahan-lahan bergeser menjadi hewan pemakan darah Untuk menambahkan penghinaan ke luka, pipit ini juga dapat memangsa telur , mendorong mereka keluar dari sarang mereka untuk istirahat mereka terbuka.
1.                  Lalat

 
Diptera atau lalat sejati termasuk ribuan spesies yang diketahui, dan sementara kebanyakan lalat tidak berbahaya, peminum nektar, pemulung yang menguntungkan atau pemangsa serangga lain, Diptera juga menemukan lebih banyak cara untuk menghisap darah dari suatu perintah lain dalam kerajaan binatang .
beberpa jenis betina dari Culicidae – nyamuk terkenal – mulut mereka menggunakan jarum suntik-seperti untuk menarik darah dari mamalia dan mengirimkan parasit yang membunuh makhluk lebih manusiawi setiap tahun dari semua kekuatan alam lainnya yang dikombinasikan.
“Lalat kuda” adalah sedikit lebih kasar, dengan menggunakan mulut seperti pisau cukur bermata untuk mengiris daging terbuka dan meminum darah yang merembes keluar.midges Menggigit dan agas dapat hampir terlalu kecil untuk dilihat sampai puluhan gigitan berduri terjadi.
Lebih tidak biasa adalah Hippoboscidae atau “louseflies,” beberapa di antaranya hidup di dalam mangsa besar mereka samapi dewasa dan bahkan tidak punya sayap!
Bahkan ada lalat dengan larva pengisap darah , seperti “Belatung lantai dari Kongo” crawler ini mengambil isyarat dari kutu busuk dan minum darah korban tidur dengan mulut mereka yang seperti lintah.

Budi Daya Ikan Sidat Peluang Ekspor yang Sangat Menggiurkan

Ikan sidat (Anguilla sp) mungkin tidak dikenal oleh banyak orang di sini. Tapi, di berbagai negara ikan sidat jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal.

Ikan sidat adalah sejenis belut, namun bentuknya lebih panjang dan besar. Ada yang mencapai 50 cm. Memang tidak enak dilihat. Tapi siapa sangka, konsumen asing menganggap cita rasa ikan sidat enak dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kalau di restoran Jepang, ikan ini sebutannya Unagi.

Kandungan vitamin A mencapai 4.700 IU/100 gram, sedangkan hati ikan sidat lebih tinggi lagi, yaitu15.000 IU/100 gram. Lebih tinggi dari kandungan vitamin A mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram.

Bahkan kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gram mengalahkan ikan salmon yang hanya tercatat 820 mg/100 gram atau tenggiri 748 mg/100 gram. Sementara kandungan EPA ikan sidat mencapai 742 mg/100 gram, jauh di atas ikan salmon yang hanya 492 mg/100 gram dan tenggiri yang hanya 409 mg/100 gram.

Teknologi budi daya masih baru di Indonesia. Budi daya ikan sidat di Indonesia baru ditemukan sekitar tahun 2007 oleh Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang, yang merupakan UPT Ditjen Perikanan Budi Daya, Departemen Kelautan dan Perikanan. Padahal ikan sidat sudah cukup lama dibudidayakan di Jepang dan Thailand. Asal tahu saja, pengembangan budi daya kedua negara menggunakan benih dari Indonesia.
“Melihat permintaan pasar dunia yang sangat besar mendorong kami untuk melakukan penelitian budi daya ikan sidat,” kata Kepala Satuan Kerja Tambak Pandu Karawang Made Suitha.

Sidat kini menjadi salah satu peluang bisnis yang sangat besar. Ekspor ikan sidat terutama ke Macau, Taiwan, Jepang, China dan Hongkong. Potensi pasar negara lain yang belum digarap antara lain Singapura, Jerman, Italia, Belanda dan Amerika Serikat.

Peluang ekspor dari Indonesia kian terbuka lebar. Produksi ikan sidat dari Jepang dan Taiwan mulai terbatas karena kekurangan bahan. Kedua negara otomatis mengurangi ekspor, sedangkan produksi ikan sidat dari China diketahui menggunakan zat kimia.
Negara produsen ikan sidat akhirnya mencari alternatif pasar benih, termasuk dari Indonesia. “Tapi Indonesia tidak akan menjual benih, lebih baik dikembangkan di sini sehingga investor dari luar juga datang,” tegas Made.

Harga ikan memang sangat menggiurkan. Harga di tingkat petani ikan sidat untuk elver dengan harga jual antara Rp. 250.000/kg. Untuk ukuran 10-20 gram berkisar antara Rp 20.000-Rp 40.000/kg, sedangkan ukuran konsumsi >500 gram untuk jenis Anguilla bicolor pada pasar lokal rata-rata Rp 75.000/kg; jenis Anguilla marmorata Rp 125.000-Rp 175.000/kg.

Bantuan Teknologi
Pengembangan budi daya ikan sidat di Pandu Karawang sangat berhasil. Made mengungkapkan bahwa harga ikan yang cukup tinggi menarik masyarakat untuk membudidayakan ikan sidat. Bahkan Pandu Karawang siap memberikan bantuan dalam bentuk teknologi budi daya bagi masyarakat yang ingin berwirausaha. Saat ini, beberapa kelompok masyarakat melakukan pembudidayaan ikan sidat di tambak Pandu Karawang, namun juga ada yang perorangan.

“Kami menyediakan lahan yang bisa disewa maksimal dua tahun. Setelah itu mereka harus mandiri, untuk memberi kesempatan pada masyarakat lain yang ingin belajar budi daya ikan sidat,” jelas Made.
Budi daya ikan sidat relatif tidak sulit. Apalagi rasio hidup sangat tinggi, sekitar 90 persen, karena punya data tahan kuat terhadap penyakit.
Made mengemukakan, lamanya budi daya ikan sidat tergantung ukuran benih. Dia mengatakan, paling banyak yang dibudidayakan adalah ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen ukuran > 500 gram. Lama budi daya maksimal lima bulan.

Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus. Untuk satu ton benih, diperkirakan bisa menghasilkan 5 ton ikan sidat. Sekarang, semakin banyak investor yang berkeinginan membudidayakan ikan sidat, sebab, budi daya ikan sidat dipastikan menguntungkan. Tertarik?

Sumber : http://gubugnusantara.wordpress.com/2011/06/09/budi-daya-ikan-sidat-peluang-ekspor-yang-sangat-menggiurkan/

aktivitas enzim larva ikan pada intensitas cahaya yang berbeda

aktivitas enzim larva ikan pada intensitas cahaya yang berbeda

 

Aktivitas enzim amilase relatif lebih tinggi, baik pada larva yang dipelihara dalam wadah dengan kondisi pencahayaan normal (1,1-5 /mmol/menit) maupun teduh (0,7-2,5 mmol/menit), Pola perkembangan aktivitas enzim amilase pada larva cahaya normal hampir mirip dengan larva lainnya. Aktivitas enzim ini meningkat dengan bertambahnya umur larva hingga 12 hari dan menurun hingga hari ke 32.
Pada umur 10 hari pancreas sebagai organ yang mensekresikan enzimamilase sudah mulai terbantuk. Aktivitas ensim pada hari tersebut menunjukkan bahwa amylase endogen diduga mulai disekresikan pada pada umur tersebut.

Spesies omnivore mempunyai aktivitas amylase dan rasio amylase protease lebih tinggi disbanding kan karnivor. Hal ini disebabkan spesies omnivore mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan karbohidrat lebih tinggi dibanding spesies karnivor. Aktivitas amylase pada ikan gurame meningkat dengan bertambahya umur ikan, peningkatan tersebut selain disebabkan berkembangnya alat pencernaan juga karena tingkat konsumsi pakan nabati meningkat. Peningkatan relative enzim amilasi selain adanya kontribusi enzim eksogen yang berasal dari pakan juga karena ensim endogen sudah mulai disekresikan.
Terdapat keterkaitan antara aktivitas enzim pencernaan dan perkembangan struktur organ pencernaan dan kebiasaan makan ikan. Pada saat alat struktur anatomis dan histologis alat pencernaan belum sempurna, enzim endogen yang disekresikan sangat sedikit. Hal ini dicerminkan oleh aktivitas enzim pepsin, tripsin,amiilase dan lipase sangat rendah. Dengan bertambahnhya umur larva, struktur anatomis organ pencernaan semakin sempurna hingga fase definitive diikuti dengan produksi enzim pencernaan yang cukup tinggi sehingga ikan mampu mencerna pakan yang tidak mengandung enzim. Aktivitas enzim amylase terus meningkat dengan meningkatnya umur.

Pola perkembangan aktivitas enzim protease pada larva cahaya normal dan teduh mengikuti tren yang sama, meningkat sejak umur 2 hari hingga 17, hari kemudian menurun hingga umur 22 hari dan meningkat kembali hingga umur 32 hari 0,273 mmol/menit). Secara umum aktivitas enzim protease pada cahaya normal lebih tinggi pada umur 2 sampai 22 hari dan lebih rendah sampai pada hari ke 32
Aktivitas enzim pencernaan adalah suatu indicator yang baik untuk menentukan kapsitas pencernaan. Aktivitas enzim yang tinggi mengindikasikan bahwa larva siap untuk memproses pakan dari luar. Pencernaan protein membutuhkan pepsin misalnya pada perut ikan karnivora, tripsin dalam usus dan pankreas, kimotripsin dan erepsin dalam usus dan pankreas, kimotripsin dan erepsin dalam usus, di lambung dengan pengaruh enzim pepsin, protein dipecah menjadi protease dan polypeptide. Dalam pankreas terdapat enzim trypsin, chymotripsin dan carboxipeptidase yang bekerja pada protein dan polypeptide.
Aktivitas enzyme protease meningkat sejalan dengan makin sempurnanya organ pencernaan, sama dengan enzim lipase, aktivitas enzim sejalan dengan meningkatnya ukuran ikan. Penigkatan ini disebabkan oleh semakin sempurnanya organ penghasil enzim. Akan tetapi untuk beberapa jenis enzim akan menurun sesuai dengan kebiasaan makan ikan.
Cahaya ternyata memberikan pengaruh yang berbeda terhadap aktivitas enzim lipase pada larva ikan. Pada umur 12 hari aktvitas enzim amylase pada cahaya teduh mencapai 0.3 mmol/menit , sedang pada cahaya normal hanya pada 0.15 mmol/menit. Diduga pada umur 12 hari tersebut cadangan lemak yang terdapat pada kantong kuning telur dihidrolisis dengan bantuan ezim lipase untuk mengahasilkan energy bebas. Komponen utama kuning telur adalah likoglikoprotein yang sangat padat, disebut lipovitelin yang mengandung 35% lipid dan sisanya karbohidrat protein dan fosfor.
Aktivitas enzim lipase meningkat disebabkan oleh semakin sempurnanya organ penghasil enzim dan meningkatnya peran pakan alami yang merupakan sumber energy eksogen sejalan dengan menyusutnya kuning telur telah menyebabkan peningkatan konsumsi pakan. Pakan alami yng dikonsumsi akan memberikan kontribusi terhada eningkatan aktivitas ensim tersebut dalam saluran pencernaan. Turunnya aktivitas enzim lipase menunjukkan bahwa pada umur tersebut larva belum dapat menghidrolisis lemak dari pakan buatan dengan baik. Walau secara umum pola perkembangan enzim secara keselurahan sampai hari 32 cenderung mirip antara kondisi cahaya normal dan teduh. Aktivitas enzim lipase menurun pada saat larva berumur 32 hari. Penurunan aktivitas enzim protease diduga karena adanya perubahan dalam kebiasaan makanan yaitu dari karnivora menjadi omnivora.